Aleksandar Stamboliyski
Aleksandar Stoimenov Stamboliyski (bahasa Bulgaria: Александър Стоименов Стамболийски; 1 Maret 1879 – 14 Juni 1923) adalah Perdana Menteri Bulgaria dari 1919 hingga 1923. Stamboliyski merupakan anggota partai Serikat Agraria, sebuah gerakan petani yang tidak bekerja sama dengan monarki, dan memiliki surat kabar sendiri. Dia menentang keterlibatan negara dalam Blok Sentral di Perang Dunia I. Dalam kejadian terkenal pada tahun 1914, patriotisme Stamboliyski ditantang ketika anggota parlemen Bulgaria mempertanyakan apakah dia orang Bulgaria atau bukan. Stamboliyski menjawab, "Pada saat seperti saat ini, ketika saudara Slavia kita terancam, saya bukanlah seorang Bulgaria atau Serbia, tapi saya adalah Slavia Selatan (Yugoslavia)! ".[1] Pernyataan ini terkait dengan keyakinannya pada Federasi Balkan yang akan mempersatukan kawasan dan menggantikan berbagai identitas nasional yang ada pada saat itu. Ia diadili di pengadilan militer dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada tahun 1915 karena penentangannya terhadap Bulgaria yang bergabung dalam Blok Sentral selama Perang Dunia I. Pada tahun 1918, usai kekalahan Bulgaria sebagai sekutu Kekuatan Sentral, Tsar Ferdinand menyerahkan takhta pada putranya Tsar Boris III yang membebaskan Stamboliyski dari penjara. Dia bergabung dengan pemerintah pada Januari 1919, dan diangkat sebagai perdana menteri pada 14 Oktober di tahun itu. Pada 20 Maret 1920, Serikat Agraria memenangkan pemilihan umum dan Stamboliyski dilantik sebagai perdana menteri. Selama masa jabatannya, Stamboliyski berupaya untuk meningkatkan hubungan dengan negara Eropa. Hal ini mengakibatkan Bulgaria menjadi negara eks-Blok Sentral pertama yang bergabung dengan Liga Bangsa-Bangsa pada tahun 1920.[2] Meskipun populer di kalangan petani, ia dimusuhi oleh kelas menengah dan militer. Stamboliyski digulingkan dalam kudeta militer pada bulan Juni 1923. Dia berusaha untuk memberontak melawan pemerintah baru, tetapi ditangkap oleh IMRO, yang membencinya karena menolak klaim Bulgaria atas Makedonia. Ia disiksa secara brutal, lalu dibunuh. Referensi
|