Akashi Takenori (明石全登, 1566-1618?) alias Akashi Teruzumi adalah seorang samurai Kristen Katolik pada masa perang sipil Jepang/periode Sengoku, nama baptisnya adalah John. Ia bekerja untuk klan Ukita dari Bizen. Pada tahun 1600, bersama atasannya, Ukita Hideie, ia berdiri di pihak pasukan barat dan bertempur di garis depan dalam Pertempuran Sekigahara. Pasukannya bertempur dengan gagah berani melawan Fukushima Masanori. Setelah pasukan barat kalah dalam pertempuran ini, ia tidak bisa melakukan seppuku karena bertentangan dengan ajaran agamanya, maka ia terus bertempur mati-matian dengan harapan agar gugur dengan terhormat, tetapi karena terlalu tangguh tidak ada seorang pun musuh yang sanggup mengalahkannya. Ketika dia menghadapi seorang jenderal pasukan timur, Kuroda Nagamasa, yang masih kerabatnya, Kuroda memintanya agar menyelamatkan diri dan sengaja memberinya jalan untuk meloloskan diri.
Pasca Sekigahara, Ukita Hideie dibuang ke pengasingan. Takenori pun hidup mengembara sebagai ronin. Setelah 14 tahun bersembunyi, ia memutuskan untuk kembali mengangkat senjata untuk melawan shogun Tokugawa Ieyasu atas penganiayaannya terhadap orang-orang Kristen. Kebetulan di saat yang sama, Toyotomi Hideyori sedang menghimpun kekuatan untuk membalas kekalahan klan Toyotomi di Sekigahara dulu. Para samurai yang dulu kalah di Sekigahara kini berkumpul di Kastil Osaka untuk menyusun rencana pembalasan.
Mendengar hal itu, Takenori bersama sejumlah kecil pengikut meninggalkan tempat pengungsiannya di Kyushu untuk bergabung dengan Toyotomi. Sepanjang perjalanan ke Osaka banyak orang Kristen yang bergabung dengan mereka untuk bangkit melawan Tokugawa. Hingga mereka tiba di Osaka jumlah mereka telah mencapai 5000 orang, mereka mengusung enam panji besar bergambar salib. Pertempuran pertama terjadi pada musim dingin 1614, karena pertempuran yang berlarut-larut, Tokugawa mengajukan gencatan senjata dan mundur, tetapi pertengahan tahun 1615, Tokugawa kembali menyerang Kastil Osaka. Pasukan Toyomi dikalahkan oleh Tokugawa dalam pertempuran ini. Takenori bertempur dengan gigih hingga detik-detik terakhir kejatuhan kastil itu dan sekali lagi ia lolos serta menolak bunuh diri. Nasibnya tidak jelas setelah pertempuran ini walau ada yang mengatakan dia meninggal dalam kemelaratan tiga tahun setelahnya.
Pranala luar
Referensi
- (Inggris) Mitsuo Kure, Samurai, Tuttle, 2002