Adji Pangeran Mangkunegoro adalah putra ketiga dari Sultan Aji Muhammad Sulaiman dan Sang Nata Adji Soja Binti Adji Raga gelar Adji Pangeran Sri Bangun II Bin Adji Pangeran Amjah Mas Aria Gelar Adji Pangeran Sri Bangun I Bin Sultan Adji Muhammad Idris. Terlahir dengan nama Adji Amiddin, beliau pernah menjabat sebagai Menteri Negara dengan gelar Adji Pangeran Sasranegara dan Ketua Dewan Perwalian Kesultanan Kutai Kertanegara ing Martapura dari tahun 1910 hingga tahun 1920 dengan gelar Adji Pangeran Mangkunegoro.
Biografi
Beliau lahir di Tenggarong pada tahun 1858 di Kedaton Kesultanan Kutai Kartanegara dengan nama Adji Aminuddin. Beliau merupakan putra ke-3 dari Sultan Aji Muhammad Sulaiman dan Sang Nata Adji Soja Gelar Adji Raden Rebaya Agung I.
Beliau seorang pejabat dan diplomat yang handal yang dimiliki oleh Kesultanan Kutai Kertanegara, dengan menjabat sebaga Menteri di masa pemerintahan saudara beliau, yakni Aji Muhammad Alimuddin. Adji Pangeran Mangkungeoro adalah ayahanda dari Aji Bahariah gelar Aji Ratu Praboeningrat yang merupakan Permaisuri Aji Muhammad Parikesit, yang di kemudian hari melahirkan Aji Muhammad Salehuddin II, Sultan Kutai Kertanegara ke-20.
Ketua Dewan Perwalian pada tahun 1910-1920 dengan gelar Adji Pangeran Mangkunegoro. Dalam jabatan ini, beliau memerintah Kesultanan hingga Aji Muhammad Parikesit—yang pada saat itu masih belia— mampu dalam memegang tampuk kekuasaan.
Masa pemerintahan Aji Pangeran Mangkunegoro dimulai ketika wafatnya kakanda beliau yakni Sultan Aji Muhammad Alimuddin pada Hari Ahad 18 Rabi'ul Akhir 1328 Hijriah pada jam 11.15 Wita bertempat di Istana Lama atau Grand Palace (kemudian dirobohkan dan menjadi Istana Baru, yang sekarang menjadi Museum Mulawarman). Pada saat itu, Putra Mahkota yakni Aji Kaget belum mencukupi umur dan masih bersekolah di Batavia.
Atas pertimbangan tersebut, para Menteri sepakat untuk membentuk Dewan Perwalian dan menunjuk Aji Pangeran Amiddin sebagai Ketua Dewan Perwalian dalam menjalankan pemerintahan Kesultanan Kutai Kertanegara ing Martapura dengan tujuan menjaga stabilitas dan harmoni kerajaan hingga Aji Kaget dewasa.
Di bidang pertanian, guna memenuhi kebutuhan pangan rakyat, maka Aji Pangeran Mangkunegoro membuka keran migrasi dengan mendatangkan orang-orang dari daerah Bali ke tanah kutai untuk menggarap lahan persawahan yang telah ditunjuk oleh pihak Kesultanan.
Di bidang perikanan, guna memenuhi kebutuhan gizi masyarakat Aji Pangeran Mangkunegoro mendatangkan orang-orang dari daerah Amuntai dalam melakukan kegiatan perikanan di Danau Jempang dan Danau Melintang. Orang-orang dari Banjar tersebut membawa bibit ikan biawan dan ikan sepat yang kemudian ditebar di kedua danau serta membawa rumput-rumput liung yang berfungsi sebagai tempat berlindung dan berkembang ikan-ikan.
Di bidang pekerjaan umum, Aji Pangeran Mangkunegoro melanjutkan pembangunan jalan penghubung antara Tenggarong dan Samarinda sepanjang 40 KM yang telah dirintis sejak masa pemerintahan Sultan Aji Muhammad Alimuddin. Pembangunan ini sendiri ditujukan untuk memudahkan akses bagi masyarakat yang ingin bepergian menuju Ibukota Kesultanan.
Di bidang administrasi, Aji Pangeran Mangkunegoro melakukan perubahan dengan melakukan reformasi administrasi kesultanan guna mempercepat pelaksanaan sistem administrasi yang sebelumnya lamban dan memakan biaya.
Di bidang keuangan, Aji Pangeran Mangkunegoro membuka tambang batubara baru di Loa Bukit Ulu dan Loa Bukit Ilir untuk menambah sumber pendapatan kesultanan sekaligus menyerap tenaga setempat dengan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal untuk berkerja di kedua pertambangan baru tersebut.
Selain pertambangan, Aji Pangeran Mangkunegoro melihat potensi untuk meningkatkan pendapatan kesultanan dengan produksi komoditas karet untuk diekspor, mengingat kebutuhan pasar akan komoditas karet pada saat itu sedang gencar-gencarnya dibutuhkan, terutama di pasar Eropa. Pemerintah kesultanan pun membuka perkebunan karet di Tenggarong Ilir untuk ditanamai tanaman karet, dengan pekerja yang diserap dari masyarakat setempat pada saat itu. Area yang dijadikan perkebunan karet tersebut lama kelamaan menjadi ramai penduduk dan akhirnya menjadi sebuah pemukiman yang dikenal sebagai Kampung Timbau.
Pada akhir masa pemerintahan Aji Pangeran Mangkunegoro terlihat beberapa perkembangan signifikan di antaranya peningkatan keuangan kesultanan, penurunan angka pengganguran dan kemiskinan serta peningkatan nilai ekspor pertambangan dan perkebunan.
Pada tanggal 14 November 1920 saat Aji Kaget melakukan penabalan menjadi Sultan Kutai Kartanegara ke-19, maka berakhir pula pemerintahan Dewan Perwalian yang diketuai oleh Aji Pangeran Mangkunegoro.
Istri
Adji Pangeran Mangkunegara mempunyai 17 orang Isteri dan 28 Putra-Putri diantaranya :
Dayang Hamidah berputri:
Adji Aluyah gelar Adji Raden Condrowinangun
Adji Ainah gelar Adji Raden Sri Utoro Ningrat isteri ke dua Adji Pangeran Sosronegoro II Bin Sultan AM Alimuddin Sultan Ke 18
Pua Kemala berputri:
Adji Juyah
Adji Fatimah
Adji Gaibah
Aji Senduru berputra-putri:
Adji Hasiah / Adji Asiah
Adji Eko gelar Adji Raden Asmoro
Dayang Mengke Binti Ki Mas Jaya Perana Sukma (Asma Menteri Di Zaman Sultan Aji Muhammad Aliyeddin) Bin Ki Mas Jaya Perana (Asma Menteri Di Zaman Sultan Aji Muhammad Muslihuddin) berputri:
Adji Rugaiyah
Adji Saniah Gelar Adji Raden Sri Utari isteri Pertama Adji Pangeran Sosronegoro II Bin Sultan AM Alimudddin Sultan Kutai Kartanegara ke 18
YM Adji Baiduri binti Adji Pangeran Dipati Bin Sultan Adji Muhammad Salehuddin I berputra-putri:
Adji Katung
Adji Aminah Gelar Adji Raden Condro Kesumo (Isteri Pertama Adji Pangeran Sumantri I Bin Sultan AM Alimuddin Sultan Kutai Kartanegara ke 18)
Adji Umar
Dayang Hadijah berputra-putri:
Adji Achmad
Adji Hamdiah
Dayang Kamsah berputri:
Adji Hasanah Gelar Adji Ratu Limah Gelar Adji Ratu Rebaya Agung II Isteri Sultan Adji Muhammad Alimuddin (Pernikahan Pertama), Adji Hasanah gelar Adji Raden Indera Mulya Isteri Aji Pangeran Kertanegara Bin Sultan AM Alimuddin Sultan Kutai Kartanegara Ke 18 (Pernikahan Kedua).
Adji Lutung / Adji Siti Hadu berputri:
Adji Samsiah
Adji Salmiah
YM Aji Raden Aspian gelar Adji Raden Putro berputra:
Adji Dungkang Gelar Adji Raden Mambang Misrah
Hj. Aji Sapiah berputra:
Adji Abdullah Gelar Adji Pangeran Ario Projo beristeri Adji Raden Siti Sendoro Binti Sultan AM Alimuddin Sultan Kutai Kartanegara Ke 18
Adji Badaruddin Gelar Adji Pangeran Atmo Gondo Wijoyo
Adji Hasanuddin Gelar Adji Pangeran Atmo Kesumo
Dayang Paton atau Dayang Toton berputri:
Adji Muke
Dayang Dohoy berputra:
Adji Abdul Fakar Gelar Adji Raden Atmo Yudo (beristeri Adji Baduyah Gelar Adji Raden Anggoro Binti Sultan AM Alimuddin Sultan Kutai Kartanegara Ke 18)
Dayang Idah berputri:
Adji Katiah
Dayang Kelasi berputri:
Adji Askiah
Raden Ayu Ngabibah, Putri ke-3 dan Anak ke-5 dari Raden Adipati Ario Tjokronegoro IV (Bupati Surabaya dari tahun 1863-1901) dan Raden Ayu Kamidah (Isteri Ke 3). Menikah Pada Tahun 1874 di Surabaya dengan Adji Pangeran Mangkunegoro berputri:
Adji Ateng meninggal di Surabaya, Hindia Belanda. Dimakamkan Di Pasarean Agung Sentono Sunan Botoputih Surabaya.
Dayang Rasidah: Tidak Diketahui
Keturunan
Adji Pangeran Mangkunegara memiliki sekitar 89 orang cucu yang teridentifikasi dari 28 putra putri beliau diantaranya sebagai berikut :
Hj. Adji Aluyah Sebal gelar Haji Adji Raden Condro Winangun
Bersuamikan Raden Panji Usman: Tidak Ada Keturunan
Bersuamikan H. Abdullah / Bambang Karno: Keturunan Belum Diketahui
Adji Aniah gelar Adji Sri Raden Utoro Ningrat (Isteri Kedua Adji Pangeran Sosronegoro II)
Bersuamikan Aji Bambang Hosen Bin Aji Ibrahim / Aji Raden Aryo Witi
Mempunyai 4 orang anak:
Adji Bambang Busrah
Adji Raudah
Adji Nur'ain
Adji Zahrah
Belum Diketahui
Belum Diketahui
Belum Diketahui
Belum Diketahui
Belum Diketahui
Bersuamikan Adji Macmud gelar Adji Pangeran Sosronegoro II Binti Sultan Adji Muhammad Alimuddin, Mempunyai 2 orang anak:
Adji Bambang Sahroel
Adji Saidatul Akmal / A. Ido
Adji Juyah
Bersuamikan Adji Bambang Sayid Amangkor, Mempunyai 7 orang anak:
Adji Syarifah Sam'Ah
Adji Syarifah Hadijah
Adji Syarifah Salbiah
Adji Syarifah Amnah
Adji Sayid Hamzah
Adji Syarifah Ainah / Enah
Adji Sayid Benyamin / Amin
Adji Fatimah: Belum Diketahui
Adji Gaibah: Tidak Bersuami
Adji Haisah atau Asiah
Bersuamikan Adji Ishak gelar Adji Raden Amangkuri, Mempunyai 7 orang anak:
Adji Hasidin
Adji Bambang Hasan Din
Adji Astina
Adji Bambang Badaruddin
Adji Samiddin
Adji Siran
Belum Diketahui
Adji Eko gelar Adji Raden Asmoro
Beristeri Aji Saidah: Tidak Ada Keturunan
Beristeri Dayang Hajar: Tidak Ada Keturunan
Beristeri Dayang Kumbung, Mempunyai 1 orang anak:
Adji Hadijah
Hj. Adji Rugaiyah
Bersuamikan Adji Raden Musa Hakim gelar Adji Raden Noto Wijoyo II Bin Adji Raden Ario Noto Wijoyo atau Adji Hakim Bin Sultan Adji Muhammad Sulaiman, Mempunyai 6 orang anak:
Adji Haniah
Adji Bambang Abdul Mufti
Adji Bambang Djafri Hakim
Adji Bambang Arman
Belum Diketahui
Belum Diketahui
Adji Saniah gelar Adji Raden Sri Utari Ningrat (Isteri Pertama Adji Pangeran Sosro Negoro II)
Bersuamikan Adji Machmud gelar Adji Pangeran Sosro Negoro II Bin Sultan Aji Muhammad Alimuddin, Mempunyai 5 orang anak:
H. Adji Bambang Tajuddin Menikah dengan Adji Fatmah Noerdin Binti Adji Raden Noerdin Gelar Adji Raden Ario Joyoboyo Bin Adji Pangeran Ainuddin Gelar Adji Pangeran Kesuma Adiningrat Bin Sultan Adji Muhammad Sulaiman.
Adji Rakdiah gelar Adji Kencana
H. Adji Bambang Kuweng
Adji Bambang Hasnan
Adji Raden Salehuddin gelar Adji Raden Donorodjoputro Menikah dengan anak tertua dari Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura yakni YM Adji Putri Ainun Zariah Gelar YM Adji Putri Anggorosari Binti Sultan Adji Muhammad Parikesit.
Adji Zaitun
Adji Djeton
Adji Abdullah gelar Adji Pangeran Ario Projo
Beristeri Adji Raden Siti Sendoro Binti Sultan Aji Muhammad Alimuddin Sultan Kutai Kartanegara ke 18, Mempunyai 3 orang anak:
Adji Ibrahim
Adji Bawiyah / Adji Bueng
Adji Halek
Adji Badaruddin gelar Adji Pangeran Atmo Gondo Wijoyo
Beristeri Adji Jubaidah: Tidak Ada Keturunan
Beristeri Dayang Esah, Mempunyai 1 orang anak:
Adji Bambang Nizaruddin / Adji Bambang Din Kondong
Adji Hasanuddin gelar Adji Pangeran Atmo Kesumo
Beristeri Raden Maimunnah Turunan Suta Kanan Kota Bangun, Mempunyai 1 orang anak:
Adji Haidi Gelar Adji Raden Sri Donowati (Isteri Adji Pangeran Hario Kesumo Yudho Bin Sultan Aji Muhammad Parikesit)
Beristeri Dayang Jenah, Mempunyai 5 orang anak:
Adji Asnah
Adji Saniah
Adji Flora / Adji Jettje
Adji Raden Eddy
Adji Dora
Adji Moni
Adji Abdul Fakkar gelar Adji Raden Atmo Yudo
Beristeri Adji Baduyah Gelar Aji Raden Anggoro Binti Sultan Aji Muhammad Alimuddin Sultan Kutai Kartanegara ke 18 : Tidak Ada Keturunan
Beristeri Dayang Yang: Keturunan Belum Diketahui
Beristeri Dayang Intan: Keturunan Belum Diketahui
Adji Muke: Tidak Ada Keturunan
Adji Katiah / Adji Kusut: Tidak Ada Keturunan
Adji Askiah / Adji Keke / Adji Kusut
Bersuamikan Adji Bambang Abdul Rachman, Mempunyai 4 orang anak:
Adji Jamaliah / Aji Gengge
Adji Bambang Umar
Adji Hasnah
Adji Saniah
Adji Ateng: Tidak Mempunyai Keturunan
Bersuamikan Adji Jalal / Adji Raden Padmo Negoro Bin Adji Bachsan gelar Adji Pangeran Ratu Tuha III: Tidak Ada Keturunan
Wafat
Adji Pangeran Mangkunegoro wafat dalam usia tua yakni pada tahun 1946 M dalam usia 88 tahun. Adji Pangeran Mangkunegoro dimakamkan Pemakaman Kerajaan Adji Pangeran Mangkunegoro di belakang kodim 0906 Gunung Malau, Kelurahan Timbau Tenggarong Kalimantan Timur. Sebelum dimakamkan Adji Pangeran Mangkunegoro dimandikan atau mensucikan mayit yang dipimpin oleh Imam Keraton yakni (H. Amin) dibantu oleh Syech Moh. Sajid Al-Goa dan Imam Syachruddin. Kemudian dilakukan proses Adat Betaqi yakni prosesi adat pelepasan atau pengambilan gelar kerajaan yang akan dikembalikan kedalam keraton, proses adat betaqi dipimpin oleh Adji Raden Urya Sakti yang berbunyi: "Adji Aminuddin berpulang kerahmatullah dan Adji Pangeran Mangkunegara pulang Ke Kerajaan Kutai Kartanegara". Mayit disholatkan oleh dan dipimpin Imam Keraton (H. Amin).
Pemakaman Kerajaan Adji Pangeran Mangkunegoro merupakan tempat persemayaman anak, cucu hingga keturunan berikutnya dari Adji Pangeran Mangkunegoro serta terdapat makam Para Pangeran Kesultanan Kutai yang juga adik dari Adji Pangeran Mangkunegoro sendiri diantaranya Adji Raden Atmojusupno, Adji Raden Mangliwidjojo dan lainnya. Untuk Keluarga Serta Kerabat dari Adji Pangeran Mangkunegoro biasanya dikuburkan tidak jauh dari Pusara beliau serta untuk masyarakat umum biasanya dimakamkan dibawah daripada makam Adji Pangeran Mangkunegoro atau dimakamkan dibelakang makam Kerabat Serta Keluarga Adji Pangeran Mangkunegoro.
Knt. of the Order of the Netherlands Lion Dari Kerajaan Belanda
Officer of the Order of Orange-Nassau Dari Kerajaan Belanda
Knight Grand Cross dan Medali Emas Dari Kerajaan Belanda
Penghargaan dari Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura
Penghargaan berupa gelar Adji Pangeran Mangku Negara yang diberikan oleh Sultan Adji Muhammad Parikesit, atas Jasa-Jasa Adji Aminuddin selama memangku jabatan sebagai Bupati Kesultanan dan Perdana Menteri Kesultanan.
Penghargaan berupa gelar Adji Pangeran Sasranegara Adiningrat, atas dedikasi dan jasa Adji Aminuddin sebagai pelindung Seni Kutai.
Penghargaan berupa gelar Paman Sultan oleh Sultan Adji Muhammad Parikesit.
Penghargaan berupa gelar Mertua Sultan oleh Sultan Adji Muhammad Parikesit.
Penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Aji Pangeran Mangkunegara atas jasa-jasanya selama memerintah dan memimpin Kesultanan Kutai Kartanegara sebagai Wali Sultan dengan memberi nama salah satu jalan protokol di Kabupaten Kutai Kartanegara menurut nama Aji Pangeran Mangkunegara yakni Jl. AP Mangkunegoro, Timbau, Kec. Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur 75513, Indonesia.
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara juga memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas jasa-jasa Aji Pangeran Mangkunegara semasa hidupnya memulai pembangunan jalan lintas antar kota pada zamannya. Maka Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara memberikan apresiasi berupa pemberian nama jalan protokol yakni jalan penghubung antara Kota Tenggarong dan Kota Samarinda dinamai menurut nama Aji Pangeran Mangkunegara yakni Jl. AP Mangkunegara, Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Indonesia.
Penghargaan dari Pemerintah Kota Bontang
Pemerintah Kota Bontang memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Aji Pangeran Mangkunegara atas jasa-jasanya selama memerintah Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura sebagai Wali Sultan. Apresiasi tersebut ialah dengan memberikan nama jalan protokol menurut nama Aji Pangeran Mangkunegara yakni Jl. Ap Mangkunegoro, Berbas Tengah, Bontang Sel., Kota Bontang, Kalimantan Timur 75325, Indonesia.
Leluhur
Sultan Aji Muhammad Idris
Sultan Aji Muhammad Muslihuddin
Andi Riajang atau Andin Duyah
Sultan Aji Muhammad Salehuddin I
Aji Ratu Tatin
Sultan Aji Muhammad Sulaiman
Aji Pangeran Berajanata
Aji Ratu Zuziah
Aji Aminuddin Gelar Aji Pangeran Mangkunegara
Sultan Aji Muhammad Idris
Aji Pangeran Amjah Mas Aria Gelar Aji Pangeran Seri Bangun I
Artikel ini tidak memiliki kategori atau memiliki terlalu sedikit kategori. Bantulah dengan menambahi kategori yang sesuai. Lihat artikel yang sejenis untuk menentukan apa kategori yang sesuai. Tolong bantu Wikipedia untuk menambahkankategori. Tag ini diberikan pada Februari 2023.