Agni Air Penerbangan 101 adalah penerbangan regional antara Kathmandu dan Lukla, Nepal, yang jatuh pada 24 Agustus 2010. Kecelakaan ini menewaskan 14 orang di dalamnya. Dua puluh menit setelah lepas landas, awak pesawat melaporkan adanya masalah teknis. Kontak dengan pesawat hilang tak lama setelah itu. Pesawat jatuh 50 mil (80 km) selatan Kathmandu.
Investigasi atas kecelakaan tersebut menemukan bahwa pilot menjadi korban disorientasi spasial setelah rusaknya instrumen penerbangan setelah kedua generator gagal berfungsi. Daya baterai cadangan habis sebelum waktunya karena kru menggunakan daftar periksa yang kedaluwarsa.
Pemandu kemudian mengalihkan pesawat ke Bandar Udara Simara di Pipara Simara, Nepal, karena kondisi cuaca buruk di Kathmandu. Pejabat penerbangan mengatakan meskipun awak pesawat melaporkan masalah teknis, mereka tidak mengumumkan keadaan darurat atau meminta izin prioritas untuk mendarat.[3]
Lima menit setelah melaporkan masalah teknis, kontak radar dan radio dengan pesawat hilang. Pesawat jatuh di kota Shikharpur, Narayani, sekitar 50 mil (80 km) selatan Kathmandu.[4] Saksi melaporkan tidak ada suara bising dari mesin sebelum kecelakaan. Kekuatan kecelakaan itu menyebarkan puing-puing di area dengan diameter sekitar 330 kaki (100 m); dan pesawat menciptakan kawah sedalam 3 meter (9,8 kaki) saat menabrak.[3]
Pesawat
Pesawat yang terlibat adalah turboprop ganda Dornier 228 dengan registrasi Nepal 9N-AHE. Dibangun oleh Dornier Flugzeugwerke pada tahun 1984 dan dioperasikan oleh Skyline Airways sebelum dibeli oleh Agni Air pada tahun 2006.[5][6]
Korban
Semua penumpang tewas dalam kecelakaan itu; mereka termasuk delapan warga negara Nepal, serta enam orang asing. Dari orang asing, empat adalah wanita Amerika, satu orang Inggris, dan satu orang Jepang.[7][8]
Kebangsaan
Kematian
Jumlah
Penumpang
Awak kapal
Nepal
5
3
8
Amerika Serikat
4
0
4
Jepang
1
0
1
Britania Raya
1
0
1
Total
11
3
14
Akibat
Operasi penyelamatan segera dilakukan setelah diketahui bahwa pesawat tersebut telah jatuh, meskipun upaya tersebut terhambat oleh fakta bahwa lokasi kecelakaan berjarak sekitar dua jam dari lokasi terdekat pasukan polisi.[2] Hujan deras di daerah tersebut juga menyebabkan risiko banjir dan tanah longsor. Personil dari Angkatan Darat Nepal mencapai lokasi kecelakaan dengan berjalan kaki, dan bertanggung jawab untuk mengumpulkan jenazah, namun karena kondisi cuaca, helikopter terpaksa mendarat lebih dari satu mil jauhnya. Pihak berwenang mengumumkan hadiah sebesar Rs. 50.000 untuk siapa saja yang akan menemukan peralatan yang akan membantu pihak berwenang menemukan penyebab kecelakaan itu.[9] Pada tanggal 2 September, perekam suara kokpit dan perekam data penerbangan dari pesawat yang jatuh telah ditemukan; keduanya tidak rusak dan dianalisis oleh penyelidik di India.[10][11]
Penyelidikan
Pemerintah Nepal membentuk panel beranggotakan lima orang untuk membantu menentukan penyebab kecelakaan itu;[9] panitia diperintahkan untuk menyerahkan laporan tentang kecelakaan itu dalam waktu 65 hari.[4]
Meskipun ada laporan awal bahwa masalah teknis telah mengakibatkan kecelakaan tersebut,[2][4] penyebab yang ditemukan adalah disorientasi spasial pilot setelah hilangnya indikator ketinggian. Terbang dalam cuaca buruk, yaitu dalam kondisi meteorologi instrumen, awak pesawat hanya dapat mengandalkan instrumen mereka. Kegagalan indikator ketinggian disebabkan oleh kegagalan generator dan kru menggunakan daftar periksa yang yang sudah lama. Oleh karena itu, daya baterai terkuras dalam waktu kurang dari setengah waktu pengosongan normal.[12]