Reaksi adisi memerlukan adanya gugus dengan ikatan rangkap dalam elektrofil (karena kenyataan bahwa ikatan rangkap dua dan tiga dapat kekurangan sumber kaya-elektron): ikatan rangkap karbon-heteroatom seperti dalam karbonil, imina, nitril, atau ikatan rangkap dua atau tiga karbon-karbon. Kurangnya sumber kaya-elektron dikarenakan kenyataan bahwa ikatan-ikatan tersebut sebagian kosong, bahkan ketika mereka saling terikat, karena daerah yang menempati orbital secara esensial tidak berfungsi. Perilaku elektrofilik ini dinyatakan sebagai ruang kosong karena segala sesuatu didalamnya pada dasarnya tidak memiliki sumber listrik kecuali dari luar ikatan, karena ikatan cenderung tertarik pada dirinya sendiri. Adisi nukleofilik berarti adisi muatan negatif secara terus-menerus sepanjang reaksi, kecuali jika elektrofil juga membuat dirinya hadir untuk membentuk struktur lengkap tanpa muatan sama sekali. Muatan negatif terus menerus terdapat di sepanjang reaksi sampai pembentukan zat antara, yang membawa muatan, dan karenanya adalah reaksi adoso yang dimiliki sebelumnya. Setelah zat antara ini bertemu dengan elektrofil, maka zat antara yang terbentuk dengan muatan negatif dapat dinetralkan untuk membentuk struktur lengkap melalui jenis ikatan.
Mekanisme reaksi
Adisi ikatan rangkap dua karbon-karbon
Kekuatan pendorong untuk adisi alkena adalah pembentukan nukleofil X− yang membentuk ikatan kovalen dengan suatu sistem -C=C- tak-jenuh yang kekurangan elektron (tahap 1). Muatan negatif pada X dipindahkan pada ikatan karbon-karbon.[2]
Dalam tahap 2karbanion yang bermuatan negatif bergabung dengan (Y) yang kekurangan elektron untuk membentuk ikatan kovalen kedua. Alkena biasa tidak bereaksi dengan serangan nukleofilik (ikatan apolar). Stirena bereaksi dalam toluena dengan natrium untuk menghasilkan 1,3-difenilpropana[3] melalui zat antara (intermediet) karbanion:
Reaksi adisi nukleofilik dari suatu nukleofil dengan ikatan rangkap dua atau tiga (ikatan π) elektrofilik menghasilkan pusat karbon baru dengan dua ikatan tunggal, atau σ tambahan.[2] Adisi nukleofil pada ikatan rangkap dua atau tiga karbon-heteroatom seperti >C=O atau -C=N memperlihatkan banyak ragam. Jenis ikatan ini adalah ikatan polar (memiliki perbedaan elektronegativitas yang cukup besar antara dua atom); karenanya, atom karbon tersebut membawa muatan parsial positif. Hal ini membuat molekul tersebut adalah nukleofil, dan atom karbon adalah pusat elektrofilik; atom ini merupakan target utama bagi elektrofil. Kimiawan telah mengembangkan sistem geometri untuk menjelaskan pendekatan pusat nukleofil dan elektrofilik, menggunakan dua sudut, Bürgi–Dunitz dan Flippin–Lodge yang dinamai dari ilmuwan yang pertama mempelajari dan menjelaskannya.[6][7]
Reaksi jenis ini juga disebut sebagai adisi nukleofilik 1,2. Stereokimia dari tipe serangan nukleofilik ini bukanlah suatu masalah, ketika baik substituen alkil tidak serupa dan tidak ada isu pengendali lainnya seperti kelasi dengan asam Lewis, produk reaksi ini adalah suatu rasemat. Terdapat banyak reaksi adisi dengan jenis ini. Ketika reaksi adisi disertai dengan eliminasi, jenis reaksinya adalah substitusi asil nukleofilik[8] atau reaksi adisi-eliminasi.
Adisi pada gugus karbonil
Dengan senyawa karbonil sebagai elektrofil, nukleofilnya dapat berupa:[2][9]
Dalam banyak reaksi nukleofilik, adisi gugus karbonil merupakan hal yang penting. Dalam banyak kasus, ikatan rangkap dua C=O direduksi menjadi ikatan tunggal C-O ketika nukleofil terikat dengan karbon. Sebagai contoh, dalam reaksi sianohidrin, ion sianida membentuk ikatan C-C dengan memecahkan ikatan rangkap karbonil untuk membentuk sianohidrin.
Adisi pada nitril
Dengan elektrofil nitril, adisi nukleofilik berlangsung melalui:[2]
^Pines, Herman; Wunderlich, Dieter (1958). "Sodium-catalyzed Side Chain Aralkylation of Alkylbenzenes with Styrene". J. Am. Chem. Soc. (dalam bahasa Inggris). 80 (22): 6001–6004. doi:10.1021/ja01555a029.