Film ini dirilis dan meraih sukses besar di Indonesia menyusul film Petualangan Sherina (2000) yang booming terlebih dahulu. Kesuksesan kedua film ini menandai kebangkitan kembali dunia perfilman Indonesia.[butuh rujukan] Lagu tema Ada Apa dengan Cinta? yang dinyanyikan oleh Melly Goeslaw dan Eric Erlangga menjadi hits. Di era itu, pasangan Rangga dan Cinta selaku nama tokoh di film ini, menjadi pasangan kekasih yang melegenda. Ada Apa dengan Cinta? ditayangkan di berbagai negara termasuk Malaysia, Brunei, Filipina dan Singapura.
Sinopsis
Ada Apa dengan Cinta bertemakan cinta di masa-masa SMA dan menampilkan tokoh utama Cinta (Dian Sastrowardoyo) sebagai seorang gadis yang cantik, pintar, dan periang. Ia merupakan langganan juara lomba puisi di sekolahnya yang rutin diadakan tiap tahun. Cinta memiliki sebuah geng yang sangat kompak bersama empat temannya yang lain, yaitu Alya (Ladya Cheryl), Carmen (Adinia Wirasti), Maura (Titi Kamal), dan Milly (Sissy Priscillia). Cerita berawal dari Alya yang tubuhnya memar karena kerap dipukuli oleh sang ayah yang kerap cek-cok dengan ibunya.
Di sekolah, juara lomba puisi tahun ini akan diumumkan. Seluruh siswa yakin Cinta yang akan menjadi juara. Namun justru pemenangnya tahun ini adalah Rangga (Nicholas Saputra). Karena Cinta dan teman-temannya adalah pengurus mading sekolah, ia harus mewawancarai Rangga. Namun Rangga adalah tipe laki-laki pendiam, penyendiri dan dingin. Saat Cinta berbicara dengan Rangga, ia melihat buku yang dipegang Rangga (buku Aku karya Sjumandjaja). Cinta lalu memberikan sebuah surat, tetapi ia malah membuat Rangga emosi dan tanpa disengaja bukunya terjatuh. Cinta segera memungut buku tersebut dan membawanya pulang untuk dibaca.
Cinta mengembalikan buku tersebut pada saat Rangga kebingungan mencarinya. Rangga pun berterima kasih pada Cinta. Sejak saat itu, hubungan mereka menjadi dekat. Rangga lalu mengajak Cinta ke Kwitang, sebuah pasar buku bekas tempat ia membeli buku lama. Saat di Kwitang, Cinta tiba-tiba teringat akan janji menonton konser bersama teman-temannya. Ia pun meninggalkan Rangga untuk menonton konser.
Pada suatu malam Rangga dan Cinta berkencan di sebuah kafe. Namun sebelum Cinta berangkat, Alya menelepon untuk memintanya ke rumah. Namun, Cinta berbohong dengan mengatakan bahwa ia akan pergi ke rumah sakit. Akhirnya Cinta pergi bersama Rangga. Di sana Cinta menyanyikan lagu yang dibuat dari puisi ciptaan Rangga. Saat Cinta pulang, mama Cinta akan pergi menjenguk Alya di rumah sakit karena mencoba bunuh diri. Cinta menjadi sangat menyesal karena berbohong pada Alya.
Keesokan harinya, Rangga kembali menghampiri Cinta. Namun, Cinta justru berkata ketus agar Rangga tidak mendekatinya lagi. Cinta mulai merasa bahwa kehadiran Rangga merenggangkan hubungannya dengan sahabat-sahabatnya. Rangga pun sepakat bahwa ia akan menjauh dari Cinta. Saat di rumah sakit Cinta berterus-terang pada Alya bahwa ia berbohong dan Alya pun tahu bahwa Cinta kencan dengan Rangga. Cinta tidak tahu bahwa saat ia berkata jujur, teman-temannya yang lain ada di belakangnya. Cinta juga meminta maaf kepada teman-temennya yang lain.
Rangga yang saat itu akan berencana pindah sekolah ke Amerika Serikat, mencoba menelepon Cinta untuk berpamitan. Namun, Cinta justru tetap menjauh dari Rangga. Carmen yang saat itu sedang latihan basket melihat Rangga berpamitan pada Pak Wardiman, sang penjaga sekolah. Ia pun segera memberitahukan teman-temannya. Cinta yang menyadari cinta sejatinya itu, segera menyusul ke bandara. Namun, mobil Milly terjepit mobil lain. Mereka akhirnya meminjam mobil Mamet (Dennis Adhiswara). Setelah bertemu dengan Rangga, Cinta memintanya untuk membatalkan niatnya bersekolah di luar negeri. Namun Rangga tetap pergi meninggalkan Cinta-nya. Ia memberi Cinta buku yang pada halaman terakhirnya terdapat puisi Rangga yang berjudul "Ada Apa dengan Cinta?" Rangga berjanji akan kembali di saat bulan purnama tiba.
Poster film ini turut mendapat sorotan. Mira Lesmana menyebut poster film ini sebagai identitas dari Ada Apa dengan Cinta? sehingga masyarakat sudah tahu bahwa poster itu adalah poster Ada Apa dengan Cinta? tanpa perlu dijelaskan lagi. Untuk warna pelangi, Mira menjelaskan bahwa pewarnaan tersebut didasari dari konsep percintaan remaja yang diusung film ini. Warna pelangi tersebut mencerminkan persahabatan Cinta yang penuh warna. Rancangan poster juga ditiru pada sekuelnya, Ada Apa dengan Cinta? 2 (2016), tetapi posisi Cinta dan Rangga yang bertukar tempat dengan posisi di poster film ini; Mira tidak membeberkan arti posisi tersebut karena dapat menjelaskan arti dan jalan cerita Ada Apa dengan Cinta? 2.[1]
Musik pengiring film Ada Apa dengan Cinta? diproduksi oleh musisi suami-istri Anto Hoed dan Melly Goeslaw di bawah label Aquarius Musikindo. Ini merupakan proyek jalur suara pertama yang pernah mereka buat.[2] Melly mengatakan: "Film itu salah satu dari seni dan kita adalah manusia pecinta seni. Jadi [soundtrack] ini [adalah] kontribusi kita terhadap film Indonesia."[2] Mereka berharap kalau jalur suara ini berguna bagi pembuatan film dan mudah diingat orang. Anto dan Melly diberi tenggat waktu selama dua bulan untuk menyelasikan proyek ini.[3] Anto pun sempat mengalami sakit, tetapi tetap berusaha agar jalur suara ini selesai tepat waktu.[2] Mereka berhasil memproduseri sebanyak 12 lagu yang sebagian besar dinyanyikan oleh Melly. Selain Melly, juga ada penampilan dari penyanyi pendatang baru Eric, Anda Bunga dan aktris Dian Sastrowardoyo. Beberapa musisi juga dilibatkan seperti Aksan Sjuman, Indra Lesmana, dan Tohpati.
Lagu tema film ini dinyanyikan secara duet oleh Melly Goeslaw dan Eric.
Bermasalah memainkan berkas ini? Lihat bantuan media.
Lagu tema utama film ini, "Ada Apa dengan Cinta?", merupakan lagu balada pop yang diciptakan dalam format duet. Melly saat itu memilih untuk tidak berduet dengan penyanyi yang sudah terkenal karena harus melewati proses yang rumit dan lama.[2] Audisi kemudian diadakan untuk mencari penyanyi baru yang akan berduet dengan Melly di lagu tersebut dan penyanyi asal Purwokerto bernama Eric Erlangga terpilih.[4] Melly merasa kalau suara Eric cocok dengan karakter lagu tersebut. Kolaborasi mereka tidak menemukan banyak kesulitan karena Eric dinilai mau membuka diri untuk belajar.[2] Dian Sastrowardoyo yang beradegan bernyanyi dalam film ini juga didaulat megisi vokal untuk lagu "Tentang Seseorang". Melly memuji suara Dian, "bagus banget dan cepat adaptasinya. Hanya satu jam saja untuk menghayati karakter lagunya."[5] Anto juga merasa kalau ia berpotensi menjadi penyanyi yang baik. Namun demikian, Dian menolak untuk terjun ke industri rekaman dan berkata: "Pokoknya, aku cuma ingin fokus di akting."[6]
Komposisi album jalur suara Ada Apa dengan Cinta? disusun dengan alur cepat, lalu sedang, dan kemudian menjadi lambat. Beberapa lagu juga diberi warna musik rock seperti "Trully, Madly, Deeply Hate You" dan "Demikianlah". Dalam resensinya, portal musik Tembang.com menyebut album jalur suara ini sebagai "masterpiece lagu cinta di Indonesia" dan menuliskan bahwa meskipun seluruh lagu dalam album ini berkisah tentang cinta, tetapi Melly tidak terjebak pada alur yang membosankan dan berhasil mengemas lirik dengan bahasa yang mudah.[3]
Ada Apa dengan Cinta? dirilis secara resmi di seluruh bioskop Indonesia pada tanggal 8 Februari 2002. Album jalur suaranya dirilis pada 8 Januari 2002, sebulan lebih awal dari filmnya.[5] Film ini juga tayang scara internasional dengan judul What's Up with Love? dalam bahasa Inggris dan Ganbare, Ai atau Beautiful Days dalam bahasa Jepang. Film ini dibeli oleh perusahaan Fumio Furuya untuk diputar di 30 bioskop di tujuh kota di Jepang, yaitu Tokyo, Osaka, Sapporo, Nagoya, Kyoto, Fukuoka dan Kobe.[7] Dian, Nicholas, dan Rudi Sujarwo berada di sana selama enam hari untuk menggelar promosi. Di Malaysia, hak siar film ini dibeli oleh Buena Vista Tri Star Columbia untuk ditayangkan di negara tersebut.[8] Dian, Nicholas, dan Mira Lesmana diundang oleh perusahaan tersebut ke Malaysia pada pertengahan Januari 2003 untuk menggelar konferensi pers dalam rangka promosi film ini.
Ada Apa dengan Cinta? kemudian juga dirilis dalam bentuk kepingan VCD oleh Tower Movie Entertainment pada 28 Juni 2002.[9][10] VCD tersebut saat itu dijual dengan harga Rp 27.500 dengan tambahan bonus postcard bergambar Dian Sastro dan Nicholas Saputra. Buku berisikan skenario film ini juga diluncurkan oleh penerbit Metafor. Buku ini dicetak dengan tebal 142 halaman dan dijual dengan harga Rp 55.000. Selain menampilkan skenario film, buku ini juga menceritakan proses pembuatan skenario tersebut. Cetakan pertama buku ini, yakni sebanyak 3.000 eksemplar, terjual habis dengan cepat.[11]
Untuk memperingati 10 tahun Ada Apa dengan Cinta?, film ini diputar ulang pada jaringan Cinema 21 di Blok M Square, Jakarta khusus untuk tanggal 9 dan 10 Februari 2012.[12] Awalnya pemutaran ulang film ini hanya dilakukan pada 8 Ferbruari 2012 di PPHUI khusus bagi para pemain dan kru film dalam rangka nostalgia. Seminggu sebelum acara tersebut diadakan, Mira Lesmana membuat kuis untuk 100 tiket, tetapi ternyata pemutaran ulang film ini mendapat reaksi yang baik, bahkan yang tidak memenangkan kuis rela membayar untuk menonton ulang film ini. Akhirnya, Mira mengurus izin untuk mengembalikan Ada Apa dengan Cinta? ke bioskop selama dua hari. Para kru film juga menggelar reuni dan talk show di Rasuna, Jakarta, untuk membahas film tersebut.[13] Karena mendapat respon yang bagus pemutaran ulang film diperpanjang dua hari hingga 12 Februari 2012.[14]
Penerimaan
Pencapaian komersial
Setelah dirilis secara resmi, Ada Apa dengan Cinta? berhasil menjadi film terlaris di Indonesia pada saat itu. Jaringan Bioskop 21 dilaporkan mengalami antrian panjang penonton selama beberapa minggu untuk menyaksikan film ini.[15] Film ini berhasil menarik 62.217 penonton di Jakarta dalam tiga hari pertama pemutarannya dan total lebih dari satu juta penonton dalam waktu seminggu.[16][17]Ada Apa dengan Cinta? kemudian memecahkan rekor sebagai film pertama dalam sejarah sinematik Indonesia yang menarik lebih dari dua juta penonton.[18] Secara keseluruhan, film ini tercatat berhasil menarik lebih dari 2,5 juta penonton dan menghasilkan pendapatan kotor sebesar Rp 24 miliar. Dari jumlah total penghasilan kotor tersebut, Rp 10 miliar menjadi hak pemilik bioskop, Rp 4 miliar dipotong oleh pemerintah sebagai pajak (20% dari hasil penjualan karcis), dan sisanya Rp 10 miliar masuk ke rekening Miles Production. Selanjutnya, angka 10 miliar tersebut dikurangi dengan biaya produksi sebesar Rp 7 miliar dan ditambah dengan penghasilan dari penjualan hak tayang televisi, hak distribusi VCD/DVD, merchandising, dan hak distribusi internasional yang mencapai Rp 2,5 miliar, sehingga Miles Production akhirnya berhasil memperoleh keuntungan bersih dari film ini sebesar Rp 5,5 miliar.
Di samping filmnya, Ada Apa dengan Cinta? juga mereguk sukses komersial lewat album jalur suaranya. Dalam hitungan jam setelah dirilis, ribuan keping album dilaporkan langsung terjual di pasaran. Ada Apa dengan Cinta? kemudian berhasil menjadi album jalur suara terlaris saat itu.[19] Menurut data Aquarius Musikindo, album ini berhasil menjual 322.693 keping kaset dan 10.000 keping CD dalam kurun waktu sebulan.[17] Total penjualan album ini telah mencapai lebih dari 700.000 kopi.[20] Lagu utama album ini, "Ada Apa dengan Cinta?" juga berhasil mencapai peringkat pertama tangga lagu di hampir seluruh radio Indonesia.[21] Kesuksesan album jalur suara pertamanya ini membuat Melly Goeslaw tertarik menggarap sederet jalur suara film berikutnya, hingga ia mendapat julukan sebagai "Ratu Soundtrack".[22]
Tanggapan kritis
Ada Apa dengan Cinta? mendapat respon yang sangat positif dari para pengamat dan pemerhati film Indonesia. Leila S. Chudori, jurnalis dari majalah Tempo, memuji film ini sebagai "sebuah kemasan yang luar biasa: skenario yang pas (Jujur Prananto); aktor dan aktris yang luar biasa yang kemudian menjadi idola remaja (Dian Sastro dan Nicholas Saputra); dan musik yang segar dan funky (Melly Goeslaw dan Anto Hoed)."[23] Ade Irwansyah dari Tabloid Bintang menyatakan Ada Apa dengan Cinta? sebagai "sebuah film yang lengkap. Satu dari sedikit film yang bisa mempertemukan semua selera orang."[24] Krisnadi Yuliawan dari majalah Gatra menggambarkan film ini sebagai film remaja yang "lengkap dengan segala kesegaran dan kelincahannya."[21] Ia juga memuji penulisan skenario film ini yang "secara efektif berhasil membangun semua karakter." Lisa Siregar dari surat kabar The Jakarta Globe merasa bahwa naskah skenario yang kuat, penuh dengan frasa idiom dan kiasan sastra mengambil peran yang besar dalam kesuksesan film ini."[18]
Mundari dalam artikelnya di Koran Tempo mengatakan kalau alur cerita dari film ini "terkesan klasik." dan menjelaskan bahwa film ini "mempunyai atmosfer percintaan yang santun, puitis, tapi memukau dan menyentuh remaja."[25] Budi Maryono dari surat kabar Suara Merdeka mengatakan bahwa Ada Apa dengan Cinta? merupakan bukti bahwa orang Indonesia masih bisa membuat film. Ia lebih jauh menjelaskan: "Paduan antara akting para pemain dan besutan sutradara membuat film produksi Miles Production itu tampil penuh darah, gairah, dana menyentuh jiwa. Sepanjang tayangan, kadang saya tertawa, kadang diam menahan nafas, kadang menata dada yang sesak, kadang gagal menahan guliran air mata."[26] Namun demikian, pemerhati film Indonesia JB Kristanto dalam resensinya untuk situs Film Indonesia menyebut Ada Apa dengan Cinta? sebagai film "berkualitas standar" dan merasa kalau pujian-pujian yang diberikan pada film ini terasa berlebihan.[27]