PT ABC President Indonesia adalah perusahaan makanan dan minuman dari Indonesia yang berbasis di Jakarta, milik grup ABC Holding yang dikuasai oleh keluarga Djojonegoro (Chu). Perusahaan ini memproduksi minuman ringan dengan merek Nü dan mi instan dengan merek Mi ABC dan Gurimi.
Sejarah
PT ABC President Indonesia (sebelumnya bernama PT ABC President Food Enterprises) berdiri pada bulan September 1991 sebagai bentuk kerjasama antara PT ABC Central Food Industry dari Indonesia dan Uni-President Enterprises Corporation dari Taiwan, yang masing-masing merupakan salah satu perusahaan terbesar dalam industri makanan dan minuman di kedua negara.[1] Adapun ABC memegang 62% sementara Uni-President (lewat Nan Gai Investment Co. Ltd., Hong Kong dan Yeun Yeou Enterprises Co. Ltd., Taiwan) memegang 38%.[2] Dengan investasi US$ 13,1 juta,[3] pabrik perusahaan ini berada di Walahar, Klari, Karawang, Jawa Barat seluas 7 ha yang mulai beroperasi pada Juli 1992.[4] Kapasitas produksi awalnya meliputi 160 juta bungkus mi instan (48.000 ton mi), 25.000 ton susu dingin, 12.000 ton susu kedelai, dan 1,44 juta kaleng minuman buah. Saat didirikan perusahaan ini memiliki target besar, seperti rencana membangun pabrik jamur kaleng di Bandung, pabrik di Batam dan Medan, maupun rencana go public pada 1995.[3][5]
Pada tahun 1993 ABC President meluncurkan produknya yang pertama dan utama, yaitu Mi ABC. Sejak awal dipasarkan Mi ABC menekankan kekuatan cita rasa spesial pada produknya, bahkan meluncurkan varian "Selera Warisan" yang mengeksplor rasa makanan tradisional Indonesia.[6] Belakangan, perusahaan juga melempar dua produk mi instan lain ke pasar, yaitu President dan Gurimi. Mi ABC kemudian sempat memiliki 21 rasa, President 13 rasa dan Gurimi 6 rasa[7] yang dipasarkan dalam bentuk bungkus biasa atau cup. Namun, sayangnya hasil penjualan ketiga merek mi tersebut tidak memuaskan, kalah saing dengan market leader mi instan di Indonesia, Indofood.[8][9] Akibatnya ABC President hanya bisa bergerak di produksi mi instan, meskipun produksinya sempat mencapai ribuan karton per hari[1] dan kapasitas produksinya naik menjadi 530 juta bungkus pada 1996.[6]
Demi menarik minat konsumen, Mi ABC kemudian memfokuskan variannya pada rasa-rasa pedas (dalam nama "Selera Pedas") dan makanan ringan mi (Mie Remez).[5][4] Baru-baru ini mi instan ABC terlihat berusaha mengikuti tren pasar lewat produk-produk unik yang menargetkan anak muda. Hal ini dapat dilihat dari varian "Selera Pedas" yang divariasikan dengan keberadaan varian yang makin pedas dan dicampur dengan keju. Bahkan ada juga varian yang diklaim ramah bagi kaum vegetarian. Mi ABC juga sempat membuat iklan baliho yang viral di media sosial dan kampanye Sabar Itu Emas pada tahun 2021.[10] Selain dipasarkan di dalam negeri, produk ABC President juga dipasarkan untuk pasar ekspor.
Pada September 2005 perusahaan ini terjun ke bisnis minuman teh siap saji dengan meluncurkan merek Nü Green Tea, yang diklaim sebagai pelopor minuman teh hijau siap saji dalam kemasan botol PET di Indonesia. Nü Green Tea juga disebutkan diproduksi dengan teknologi terkini seperti PET Aseptic Filling Technology yang menjamin kualitas rasa dan aroma teh yang baik. Inovasi ini sempat membawa Nü Green Tea menjadi pemimpin pasar dalam produk minuman teh siap saji.[4] Meskipun demikian, munculnya merek lain seperti Teh Pucuk Harum ikut memotong pangsa pasar Nü Green Tea.[11] Untuk mempertahankan brand awareness-nya ABC President aktif melakukan promosi di berbagai medium, mengembangkan varian baru maupun mempertahankan kualitasnya dengan hanya berfokus di kemasan botol.[12]
Di tahun 2013 ABC President mencatatkan pendapatan Rp 1,5 triliun, dimana Rp 900 miliar berasal dari penjualan minuman dan Rp 600 miliar dari penjualan makanan (mi) yang 1/3-nya berasal dari ekspor. Kapasitas produksi PT ABC President Indonesia mencapai 2 juta karton mi dan 1 juta karton minuman/bulan. Angka tersebut diharapkan akan naik sekitar 15-20% di tahun-tahun berikutnya.[13] Pada tahun selanjutnya (2014) ABC President diperkirakan memegang sekitar 1,8% pangsa pasar mi instan di Indonesia.[14] Untuk meningkatkan produksinya, sejumlah komitmen investasi telah dicanangkan perusahaan ini, seperti pada 2012[15] dan 2020.[16]
Pada tahun 2018 Uni-President melepas seluruh sahamnya di PT ABC President Indonesia kepada mitra lokalnya;[4] hal ini membuat PT ABC President Indonesia berada di pengendalian grup ABC Holding sepenuhnya.
Produk
Minuman
Nu Green Tea (Original, Gula Batu, Madu, Rendah Gula)
ABC Mi Cup (Rasa Ayam Bawang, Rasa Baso Sapi, Rasa Kari Ayam, Rasa Soto Ayam)
Mi ABC (Mi Goreng, Rasa Ayam Bawang)
Mi ABC Selera Pedas (Mi Goreng Rasa Ayam Pedas Limau, Rasa Gulai Ayam Pedas, Rasa Semur Ayam Pedas, Rasa Sup Tomat Pedas, Mi Goreng Rasa Saus Kacang Pedas)
Mi ABC Selera Pedas Fusion (Spicy Garlic Butter Cheese, Mi Goreng Spicy Mayo Cheese)
Mi ABC Selera Pedas Goreng Pedas Nampol (Rasa Sapi Pedas)
Selain melalui perusahaan ini, Grup ABC Holding pernah terjun ke bisnis mi instan lewat bendera Orang Tua (OT). Grup tersebut meluncurkan produk mi instannya pada awal 2000-an, dengan merek Happy Mie, Selera Rakyat dan Kare. Ketiga merek tersebut diluncurkan dengan target pasar yang berbeda, seperti Selera Rakyat menargetkan pasar kelas bawah dan Kare menargetkan penyuka mi kari.[20] Adapun produksinya ditangani oleh PT Arta Millenia Pangan Makmur[8] (kemudian PT Pepami Indonesia),[21] dengan kapasitas produksinya mencapai 47.500 ton/tahun,[22] yang pabriknya berlokasi di wilayah yang sama dengan ABC President (maupun perusahaan ABC Holding lainnya), yaitu di Walahar, Karawang, Jawa Barat[23] dan dikepalai oleh Kurniadi Cahyono.[24] Meskipun awalnya dianggap bisa menjadi kendaraan baru keluarga Djojonegoro/Chu (dalam hal ini Hamid Djojonegoro) dalam bisnis mi instan,[9] faktanya bisnis mi instan di bawah OT tidak jauh berbeda dengan ABC President, yaitu gagal memperoleh pangsa pasar yang memuaskan.[25] Pada akhirnya, produksi mi di bawah OT pun dihentikan sejak 2008.[26][27]
Referensi
^ ab"Profil Perusahaan". ABC President Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-03-06. Diakses tanggal 2020-04-21.