Zhoushan
Zhoushan, sebelum diromanisasi bernama Chusan, adalah "kota" setingkat prefektur[b] di timur laut Provinsi Zhejiang di timur Tiongkok. Kota ini berupa kepulauan di selatan mulut Teluk Hangzhou, perbatasan Ningbo. Berdasarkan sensus 2015, penduduk Zhoushan sebanyak 1.152.000 jiwa.[1] SejarahKepulauan Zhoushan telah dihuni sejak 6.000 tahun yang lalu pada zaman Neolitikum oleh orang-orang dengan kebudayaan Hemudu. Pada Zaman Musim Semi dan Gugur, Zhoushan disebut Yongdong, mengacu pada lokasinya di timur Sungai Yong. Pada saat itu, kepulauan ini masuk dalam negara Yue. Para nelayan dan pelaut yang mendiami pulau-pulau sering terlibat dalam perompakan dan direkrut dalam pemberontakan menentang pemerintah pusat. Pada masa kekuasaan Dinasti Jin, Kepulauan Zhoushan dijadikan sebagai markas pemberontak Sun En. Sun En, seorang penganut Tao, melancarkan pemberontakan sekitar tahun 400 dan dapat dikalahkan oleh pasukan Jin tahun 402.[3] Cikal bakal Zhoushan adalah Kabupaten Wengshan yang dibentuk di Prefektur Ming pada tahun 738 masa Dinasti Tang. Pada tahun 863, biksu Buddha berkebangsaan Jepang, Egaku (慧锷),[4] dan seorang penduduk lokal dari Putuo bernama Zhang-shi (张氏) menempatkan patung Kwan Im di Gua Chaoyin (潮音洞) yang nantinya menjadi tujuan wisata dan ziarah terkenal. Pada tahun 1073, di bawah Dinasti Song, namanya diubah menjadi Kabupaten Changguo. Kabupaten ini ditingkatkan menjadi sebuah prefektur pada awal Dinasti Yuan. Pada masa Dinasti Ming, khususnya antara tahun 1530 dan 1560, bajak laut Jepang dan Tiongkok menggunakan Zhoushan sebagai basis utama tempat mereka melancarkan serangan hingga Nanjing; "sepanjang pantai Tiongkok dari utara Shandong hingga barat Guangdong dihancurkan dengan jarak enam puluh mil ke dalam pantai."[5] Setelah penindasan dari para bajak laut, Zhoushan menjadi sebuah pelabuhan komersial penting. Pada awal masa Dinasti Qing, Zhoushan memainkan peranan yang sama dengan Xiamen dan Guangzhou sebagai pelabuhan yang sering disinggahi pedagang-pedagang Barat.[6] Prefektur Changguo menjadi Kabupaten Dinghai dalam wilayah Provinsi Zhejiang pada tahun 1688 di bawah kekuasaan Qing. Pembatasan seluruh perdagangan Eropa ke pelabuhan Guangzhou pada tahun 1760 memaksa pedagang-pedagang Barat meninggalkan Zhoushan. Salah satu permintaan Duta Besar Lord Macartney pada Kaisar Qianlong pada tahun 1793 adalah pengambilalihan "sebuah pulau kecil yang tidak dibenteng dekat Zhoushan untuk tempat tinggal para pedagang Inggris, penyimpanan barang, dan bongkar-muat kapal." Kaisar Qianlong menolak permintaan tersebut.[7] Pasukan Britania di bawah pimpinan Kapten Charles Elliot merebut Zhoushan pada 5-6 Juli 1840 dalam Perang Candu Pertama dan meninggalkan daerah itu pada awal 1841, setelah Elliot mencapai kesepakatan dengan Qishan, Gubernur Jenderal Tianjin dan Sekretaris Agung Kaisar Daoguang dengan isi kesepakatan adalah Zhousan ditukar dengan Hong Kong.[8] Sekretaris Luar Negeri Britania Palmerston sangat marah ketika ia mengetahui kesepakatan itu. Elliot dipecat pada April 1841 karena hal itu.[9] Penggantinya, Sir Henry Pottinger, memimpin armada Britania merebut kembali Zhoushan pada 1 Oktober 1841.[10] Perang Candu Pertama berakhir dengan Perjanjian Nanking yang berisikan kesepakatan Tiongkok membuka kota Guangzhou ("Canton"), Fuzhou ("Foochow"), Xiamen ("Amoy"), Ningbo ("Ningpo"), dan Shanghai untuk ditempati orang-orang Inggris untuk tujuan perdagangan. Sehingga, Britania tidak lagi menggunakan Zhoushan, tapi tetap menjaga pulau itu hingga tahun 1846 sebagai jaminan perjanjian.[11] Dinghai ditingkatkan menjadi subprefektur (定海直隸廳) yang dikendalikan langsung pada tahun 1841. Pada tanggal 13 Februari 1862, Wang Yijun, seorang pemimpin pemberontak Taiping, berusaha untuk merebut Zhoushan dari garnisun Qing, tetapi kalah dan dibunuh. Setelah Revolusi Xinhai dan pembentukan Republik Tiongkok, Subprefektur Dinghai dikembalikan menjadi kabupaten. Sun Yat-sen mengunjungi Zhoushan pada tanggal 25 Agustus 1916 dan membuat tulisan Bepergian ke Putuo (游普陀志奇, You Putuo Zhiqi). Pada tanggal 1 Oktober 1942, kapal Jepang Lisbon Maru sedang mengangkut 1.800 orang tahanan perang ke Tokyo ketika diserang oleh USS Grouper di lepas pantai Qingbing (青浜) atau Dongfu. Satu torpedo menghantam kapal dan Lisbon Maru tenggelam pada hari berikutnya. Nelayan-nelayan di sekitar Dongji (东极乡) menyelamatkan 384 orang tahanan Britania dari sisa-sisa kapal. Pada tahun 1946, di tengah Perang Saudara Tiongkok, Kabupaten Dinghai kehilangan Shengsi, yang menjadi Distrik Kepulauan yang dikendalikan langsung (列島直屬區) Jiangsu, kemudian menjadi suatu kabupaten terpisah pada Oktober 1949. Dalam tahun yang sama, Kabupaten Dinghai dipecah menjadi Kabupaten Dinghai dan Wengzhou (翁洲). Di bulan November, Komunis mendarat di Pulau Dengbu, tetapi dipukul mundur oleh pasukan yang mempertahankan daerah itu. Meskipun demikian, Zhoushan diambil alih oleh Komunis pada 17 Mei 1950. Wengzhou dilebur kembali dalam Kabupaten Dinghai, yang menjadi bagian dari Prefektur Ningbo dan Shengsi menjadi daerah khusus (特区) dan kemudian menjadi kabupaten dari Prefektur Songjiang, yang masih bagian dari Jiangsu. Pada Maret 1953, Dewan Menteri memutuskan untuk membangun Prefektur Zhoushan, mengembalikan Shengsi dan membagi Dinghai menjadi Dinghai, Putuo, dan Daishan. Kabupaten Xiangshan dari Ningbo juga sempat dimasukkan dalam prefektur baru itu dari tahun 1954 hingga 1958. Sejak 1958 hingga Mei 1962, Zhoushan dimasukkan dalam wilayah Ningbo sebelum menjadi prefektur terpisah lagi. Pada awal tahun 1960-an, Shengsi selama sementara pernah menjadi bagian dari Shanghai. Kabupaten Daqu (大衢縣) yang hanya sementara dibentuk pada tahun 1962 sebelum dibagi kembali antara Daishan dan Shengsi empat tahun kemudian. Status Zhoushan naik menjadi kota setingkat prefektur pada tanggal 27 Januari 1987 dengan Kabupaten Dinghai dan Putuo ditingkatkan menjadi Distrik. Pemerintahan dibentuk pada 8 Maret tahun yang sama. Pada April tahun itu pula, pelabuhan Zhoushan dibuka bagi kapal-kapal asing. Pada tanggal 10 April 1988, Zhoushan menjadi zona terbuka ekonomi pantai. AdministrasiKota setingkat prefektur Zhoushan mengelola dua distrik dan dua kabupaten. Di tingkat di bawahnya dibagi lagi menjadi 45 wilayah administratif setingkat kecamatan, meliputi 24 kecamatan, 12 kota kecil, dan 9 subdistrik. Pada tahun 2013, Zhoushan mengubah pembagian administratif dengan total 35 wilayah administratif setingkat kecamatan, meliputi 17 kecamatan, 5 kota kecil, dan 13 subdistrik. Rinciannya sebagai berikut.
Kota kembar
Catatan
ReferensiKutipan
Bibliografi
Bacaan lebih lanjut
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Zhoushan.
|
Portal di Ensiklopedia Dunia