Yom Kippur
Yom Kippur (יום כיפור yom kippūr); Hari Penebusan atau Hari Pendamaian (hari grafirat) adalah hari yang dianggap paling suci dalam agama Yahudi.[1] Perayaan ini jatuh pada tanggal 10 Tishri dalam kalender Yahudi.[1] Walaupun disebut perayaan, sebenarnya dilakukan puasa selama 25 jam, dihitung dari terbenamnya matahari.[2] Pengecualian diberikan kepada mereka yang sakit dan anak-anak.[3] Dasar penyelenggaraan perayaan ini berasal dari Pentateukh.[4] Hari raya ini adalah satu-satunya dalam Hari Raya Yahudi yang tidak ditunda apabila berbenturan dengan hari Sabat.[4] Pelaksanaan pada masa lampauTidak banyak catatan mengenai pelaksanaan festival ini pada masa Bait ELHYM yang pertama, tetapi ada materi-materi mengenai perayaan Yom Kippur pada masa Bait ELHYM yang kedua.[1] Pada masa itu, Yom Kippur terbagi atas dua bagian perayaan.[1] 2 hal terpenting dalam perayaan ini adalah dua ekor lembu (atau kambing) yang dikebiri.[5] Lembu pertama digunakan sebagai kurban penghapus dosa dan lembu lainnya digunakan sebagai kurban bakaran dan dipilih "tugasnya" dengan cara diundi terlebih dahulu.[5] Bagian pertama adalah pelayanan persembahan korban yang dilakukan di Bait ELHYM., ketika Cohen Gadol melakukan pengakuan dosa di depan seluruh umat Israel.[1] Lalu,lembu yang jatuh menjadi kurban bakaran disembelih.[5] Penyembelihan ini dilakukan oleh Cohen Gadol dan para Cohanim dari suku Lewi.[5] Puncak dari bagian ini adalah ketika ia masuk ke dalam Ruang Mahakudus mengenakan pakaian dari linen berwarna putih dan mencipratkan darah dari korban persembahan dan menyalakan dupa.[1] Pada bagian kedua dalam perayaan ini, hewan kedua tidak disembelih, melainkan dicerca, dihina, dan dikutuki oleh seluruh umat Israel sebelum dilepaskan oleh seseorang yang sudah dipilih.[5] Hal ini melambangkan diangkutnya seluruh dosa umat Israel ke padang pasir.[5] Pelaksanaan Masa KiniPenekanan dari perayaan ini terletak pada pengakuan dosa.[4] Perhiasan-perhiasan tidak boleh dipakai pada masa ini, setidaknya di dalam Sinagoge.[3] Selain itu, ada kebiasaan untuk terus berada di dalam Sinagoge selama perayaan ini berlangsung.[3] Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dilakukan selama hari raya ini:[6]
Selain itu, ada hal-hal yang pantang dilakukan selama perayaan ini berlangsung:[1]
Referensi
Lihat pulaPranala luar
|
Portal di Ensiklopedia Dunia