Wahyo Yuniartoto
Wahyo Yuniartoto (lahir 18 Juni 1979) adalah seorang perwira dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat yang berasal dari Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Ia merupakan lulusan Akademi Militer tahun 2001 yang saat ini berpangkat Kolonel. Ia pernah menjabat sebagai Komandan Grup 2 Kopassus dan saat ini menjabat sebagai ajudan dari Prabowo Subianto.[1] PendidikanWahyo lahir pada tanggal 18 Juni 1979 di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah dan tumbuh di daerah ini. Dia bersekolah di SD Negeri 1 Bokol pada tahun 1991 dan melanjutkannya ke SMP Negeri 1 Kemangkon tahun 1994 dan lulus dari SMA Negeri Bukateja tahun 1997.[2] Wahyo lulus dari Akademi Militer pada tahun 2001.[2] Setelah lulus dari Akademi Militer, ia melanjutkan pendidikannya dengan lulus dari Pendidikan Komando di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus pada tahun 2003. [3] Setelah lulus dari Akademi Militer, dia meraih gelar sarjana dari Universitas Terbuka di Fakultas Ekonomi pada tahun 2013 yang dilanjutkan meraih gelar magister dari Universitas Pertahanan untuk prodi Strategi Pertahanan Darat dan lulus pada tahun 2016.[4] Wahyo mengikuti beberapa kursus, di antaranya kursus Dasar Kecabangan Infanteri pada tahun 2001, Combat Intel pada tahun 2002 dan kemudian Perwira Sandhi Yudha pada tahun 2004 yang dilanjutkan tahun berikutnya dengan lulus dari kursus Pandu pada tahun 2005.[5] Wahyo juga mengikuti Kursus Bahasa Mandarin pada tahun 2006 dan beberapa kursus, seperti Kursus Terjun Bebas Militer pada tahun 2007, Kursus Perwira Jasmani Militer tahun 2010 dan pada tahun 2013 mengikuti Kursus Dasar Perwira Intel Badan Intelejen Strategis Tentara Nasional Indonesia.[6] Wahyo dinyatakan lulus dari Pendidikan Komandan Grup dan Pendidikan Komandan Komando Distrik Militer dengan predikat terbaik.[7] KarierKarier militerPada 2017, saat berpangkat Mayor, Wahyo menjabat sebagai Komandan Batalyon 14 Grup 1 Kopassus[2] dan digantikan oleh Galih Bramantyo pada tahun 2018.[8] Kemudian pada tanggal 23 November 2018, ia diangkat sebagai Komandan Komando Distrik Militer 0703 dari tahun 2018 hingga tahun 2020.[9] Jabatan ini pun dilanjutkan oleh Andi Afandi sejak 7 Desember 2020.[10] Pada 2020, dia juga sempat menjabat sebagai Ketua Tim Pelatih di Resimen Induk Kodam XVIII/KasuariSelanjutnya, pada tahun 2021, dia diangkat menjadi wakil komandan Grup 2 Kopassus pada tahun 2021 dan pada tahun 2023 menjadi Asisten Operasi Kopassus. Sebelum menjadi Ajudan Presiden Indonesia untuk Prabowo Subianto 2024, ia merupakan Komandan Grup 2 Kopassus dengan pangkat kolonel.[2][11] Karier di luar militerPada 2022, ia menjabat sebagai manajer Tim Pencak Silat Indonesia di kejuaraan dunia Malaysia tahun 2022[12] dan menjadi juara umum.[13] Kemudian, tahun 2003 ia kembali menjadi manajer untuk tim olahraga cabang pencak silat dari Indonesia pada SEA Games di Kamboja yang mengalami kontroversi pertikaian dengan pelatih dari Vietnam pada laga Safira Dwi Meilani menghadapi tim dari Vietnam akibat tuduhan kecurangan yang terjadi untuk Safira yang pada akhirnya dimenangkan oleh Safira.[14] Saat itu, pelatih Vietnam tidak setuju dengan hasil tersebut dan memancing pertikaian kepada tim Indonesia yang disambut oleh Wahyu sehingga pertikaian itu berakhir dengan pelatih Vietnam kembali ke timnya.[15] Timnya berhasil menjadi juara umum untuk cabang olahraga ini. [16] Wahyo juga beberapa kali terlibat sebagai bagian satuan tugas penanggulangan bencana, di antaranya adalah menjadi Komandan Satuan Tugas bencana alam saat peristiwa Erupsi Gunung Kelud 2014 Jawa Timur[17] dan peristiwa pada Bencana Tanah Longsor Jemblung 2014[18] serta pada peristiwa Tanah Longsor Cijeruk Bogor 2018.[19] PenghargaanSebagai motivator, Wahyo dijuluki Bapak Matahari.[20] Ia pernah meraih juara 1 Lomba Karya Jurnalistik TNI manunggal Membangun Desa pada tahun 2019 di tingkat nasional untuk kategori Dansatgas.[21] Galeri
Referensi
|
Portal di Ensiklopedia Dunia