Susukan, Banjarnegara
Susukan (bahasa Jawa: ꦱꦸꦱꦸꦏꦤ꧀, Pegon: سوسوكان ) adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Pusat pemerintahan kecamatan berada di kelurahan Susukan. Pemerintahan- GeografiKecamatan Susukan merupakan bagian dari wilayah administrasi kabupaten Banjarnegara, terletak di bagian barat, Jarak dari ibukota kecamatan ke ibukota kabupaten yang membawahinya sekitar 38 kilometer dan terletak pada ketinggian 46 meter dari permukaan laut.
Batas kecamatan Susukan:
DemografiPada tahun 2020, berdasarkan sensus BPS, kecamatan Susukan memiliki penduduk sebesar 62.706 jiwa yang tersebar di 15 desa, Jumlahnya meningkat di bandingkan dengan sensus penduduk 2010 yang berjumlah 52.160 jiwa. Dari persebaran penduduk yang ada, desa dengan jumlah penduduk terbesar adalah desa Gumelem kulon dengan 10.913 jiwa dan desa Piasa wetan dengan jumlah penduduk terkecil sebanyak 1.320 jiwa. Tingkat kepadatan penduduk di kecamatan Susukan tahun 2020 mencapai 1.191 jiwa/km², meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar 1.185 jiwa/km². Bila dilihat perdesanya, desa karangjati merupakan wilayah terpadat, dengan 2.280 jiwa/km², dan desa Berta sebagai wilayah paling jarang penduduknya dengan kepadatan hanya 840 jiwa/km².
penduduk menurut agamapenduduk menurut agama di kecamatan Susukan Juni 2024[2]
Iklim & CuacaKecamatan Susukan merupakan daerah iklim tropis, banyaknya curah hujan di kecamatan Susukan sebesar 165 hari. Kelembaban udara berkisar antara ±52-96% dengan kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan Desember-Maret dan angka terendah terjadi pada bulan Juli-September. Rata-rata curah hujan tahunan di kecamatan Susukan, adalah ±2.686mm/tahun dengan jumlah hari hujan ±191 hari. Musim hujan di kecamatan Susukan terjadi pada bulan Oktober-April dan musim kemarau pada bulan Juni-September.
Media massaTelevisiDaftar Stasiun televisi lokal dan nasional yang dapat disaksikan di wilayah Kecamatan Susukan Digital (DVB-T2)
Catatan: RadioPariwisataBatik GumelemSentra Batik Tulis Gumelem dapat dijumapi di Desa Gumelem Wetan dan Gumelem Kulon, Kecamatan Susukan yang berjarak sekitar 40 km ke arah barat daya daripusat kota. Untuk dapat mencapai kawasan sentra batik ini jalan yang dapat ditempuh lewat Kabupaten Banyumas, tepatnya dipinggir jalan raya Susukan dengan penanda berupa gapura bertuliskan “Sentra Batik Gumelem Banjarnegara” Batik Tulis Gumelem mempunyai motif khas berupa “udan liris” dan “rujak senthe” dan corak warna sogan (coklat), hitam, dan kuning. Batik Gumelem juga tidak meninggalkan corak batik klasik khas keraton (Sidomukti dan Sidoluhur). Proses pembuatan batik tulis secara umum ada tiga tahapan, pewarnaan, pemberian malam (lilin), dan pelepasan lilin dari kain. Sebenernya banyak istilah lain dalam proses pembuatan batik tulis, misal nyungging, nganji, njaplak, nglowong, mopok, ngelir, nglorond, terakhir pencucian dan penjemuran batik.[4] [5] [6] Desa WisataDesa Wisata Gumelem Kulon adalah desa wisata rintisan yang memiliki potensi khususnya pada wisata budaya dan religi sebagai akibat dari peninggalan Kademangan Gumelem. Kearifan lokal berupa bekas peninggalan kademangan beserta cerita rakyatnya menjadi daya tarik tersendiri di Gumelem Kulon. Potensi utama di Desa Wisata Gumelem Kulon berupa makam atau petilasan Ki Ageng Giring (biasa dikenal dengan Makam Girilangan), Masijd Kuno Jami At-Taqwa, Batik Tulis Gumelem, Pande Besi, dan Kolam Renang Umah Sawah yang merupakan destinasi wisata buatan yang baru berdiri bulan Mei 2022 lalu. Terdapat beberapa tempat pembuatan batik yang masih melestarikan batik khas Gumelem dengan baik dan memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk melihat dan belajar proses pembuatan batik tulis Gumelem. Di sisi lain, yang menjadi unik lagi, Masijd Kuno Jami At-Taqwa terletak di dua desa, yakni Desa Gumelem Kulon dan Gumelem Wetan dengan para pengelola masjidnya yang berasal dari dua desa juga. Menjelang bulan puasa, di Desa Wisata Gumelem Kulon diselenggarakan event Sadran Gede. Sebagai rasa syukur pada Allah SWT, masyarakat berkumpul dan menikmati hidangan makanan secara masal dan event ini hanya setahun sekali diadakan di makam Girilangan. Pada ritual yang dipusatkan di Makam Girilangan ini, warga Gumelem menyiapkan berbagai makanan yang terdiri dari, nasi, lauk pauk dan sayur mayur yang dikemas dalam tenong. Event Grebeg Suran juga diadakan setahun sekali di Desa Gumelem Kulon. Rangkaian acaranya terdiri dari ritual pemendeman, kirab budaya, zaiarah makan Sunan Geseng, santunan anak yatim, kenduri suci, dan ngalap berkah gunungan. Wisatawan dapat berbaur dengan masyarakat setempat dapat berbondong-bondong hadir dan mengikuti prosesi acara.[7] Pendidikan- Kesehatan- Transportasi- PertanianPenggunaan Lahan
Potensi
Referensi
Pranala luar |
Portal di Ensiklopedia Dunia