Stasiun Cibatu
Stasiun Cibatu (CB) adalah stasiun kereta api kelas I yang terletak di Cibatu, Cibatu, Garut yang berjarak 58 km sebelah timur dari Bandung. Stasiun yang terletak pada ketinggian +612 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung dan saat ini merupakan stasiun kereta api terbesar di Kabupaten Garut dengan luas 1 ha (10.000 m2).[3] Lokasi stasiun ini kurang lebih 21 kilometer di sebelah utara pusat pemerintahan Kabupaten Garut.[3] Posisi dan ukuran stasiun yang relatif besar ini menjadikan stasiun ini menjadi stasiun utama keberangkatan bagi warga Garut untuk bepergian ke berbagai jurusan di Jawa dengan kereta api. Stasiun ini memiliki percabangan menuju Cibatu–Cikajang, tetapi sempat dinonaktifkan sejak 1983 karena kalah bersaing dengan kendaraan pribadi dan angkutan umum. Pada 24 Maret 2022, lintas Cibatu–Garut resmi dibuka kembali setelah hampir 40 tahun nonaktif.[4] SejarahAwal PengoperasianStasiun Cibatu dibuka pada tanggal 14 Agustus 1889 setelah diresmikannya jalur kereta api yang menghubungkan Stasiun Cicalengka dengan Cilacap oleh Staatsspoorwegen, maskapai kereta api milik Pemerintah Hindia Belanda. Jalur yang menuju Garut juga diresmikan pada tanggal yang sama. Untuk perpanjangan jalur yang menuju Cikajang dibuka pada tanggal 1 Agustus 1930 oleh SS.[5] Pada era kolonial Belanda, Stasiun Cibatu merupakan stasiun primadona karena menjadi tempat pemberhentian wisatawan Eropa yang ingin berlibur ke daerah Garut. Dalam buku Seabad Grand Hotel Preanger 1897-1997 yang ditulis oleh Haryoto Kunto, antara tahun 1935-1940 setiap hari di Stasiun Cibatu diparkir selusin taksi dan limousine milik hotel-hotel di Garut, di antaranya Hotel Papandayan, Villa Dolce, Hotel Belvedere, Hotel Van Hengel, Hotel Bagendit, Villa Pautine, dan Hotel Grand Ngamplang. Saat itu daerah Garut dengan kondisi alamnya yang indah memang merupakan daerah favorit wisatawan yang berasal dari Eropa. Kunjungan Tokoh TerkenalKomedian Inggris Charlie Chaplin pada tahun 1927 pernah menjejakkan kakinya di stasiun ini. Saat itu Charlie Chaplin bersama aktris Mary Pickford sedang dalam perjalanan liburan ke Garut.[6] Selain Chaplin, tokoh lain yang tercatat menjejakkan kaki di Stasiun Cibatu adalah Georges Clemenceau. Ia adalah pendiri koran La Justice (1880), L'Aurore (1897), dan L'Homme Libre (1913); sekaligus penulis politik terkemuka. Clemenceau menjadi Perdana Menteri Prancis dalam dua periode, yakni 1906-1909 dan 1917-1920.[6] Setelah kemerdekaan Indonesia, tahun 1946, Presiden Republik Indonesia saat itu, Soekarno, juga sempat berkunjung ke Stasiun Cibatu dalam rangkaian perjalanan menggunakan kereta api luar biasa melalui jalur selatan. Sepanjang perjalanan tersebut, rakyat di kota-kota kecil meminta Soekarno untuk turun di setiap stasiun (termasuk Stasiun Cibatu) dan berpidato.[6] Penutupan Loket StasiunMeski melayani penumpang, Stasiun Cibatu, bersamaan dengan Stasiun Garut, Stasiun Wanaraja, Stasiun Pasirjengkol, Stasiun Leles, dan Halte Leuwigoong resmi menghapuskan pemesanan tiket Kereta Api Lokal Garut Cibatuan (kini bernama Commuter Line Garut) di loket stasiun (go show), satu-satunya kereta api lokal yang dilayani di stasiun ini, terhitung mulai 1 November 2022. Pemesanan tiket kereta lokal tersebut pun dialihkan melalui aplikasi Kereta Api Indonesia Access (kini bernama Access by KAI) hingga tujuh hari sebelum keberangkatan (H-7).[7] Sementara itu pada 1 Januari 2025, Stasiun Cibatu juga resmi menghapus penjualan tiket kereta api antarkota (KAJJ) secara go show bersamaan dengan Stasiun Leles dan Stasiun Cipeundeuy. Sehingga stasiun ini hanya melayani penjualan tiket pada mesin tiket otomatis stasiun (loket box). Pemesanan tiket kereta pun juga dapat dilakukan melalui aplikasi Access by KAI, situs resmi KAI, dan kanal eksternal lain.[8] Bangunan dan tata letakStasiun Cibatu memiliki empat jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus.
Di sisi utara stasiun terdapat depo lokomotif yang dahulu dimanfaatkan sebagai tempat perbaikan dan pemeliharaan lokomotif uap. Depo lokomotif ini berfungsi pula sebagai depo lokomotif cadangan jika ada lokomotif yang harus diganti dalam perjalanan karena kerusakan atau jika ada lokomotif dengan rangkaian yang membutuhkan tenaga tambahan (biasanya traksi ganda). Pada tahun 1983, seiring ditutupnya jalur Cibatu-Garut-Cikajang, depo tersebut tidak lagi beroperasi sebagai salah satu depo utama. Saat ini depo tersebut hanya berstatus sebagai sub depo.[9] Layanan kereta apiBerikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023.[10] Antarkota
Lokal (Commuter Line)
InsidenPada tanggal 15 November 1951, KA Ekspres Surabaya–Bandung ditahan oleh seorang prajurit TNI di Stasiun Cibatu, karena di area Stasiun Leles terjadi pertempuran. Berikutnya, pada tanggal 25 Juni 1952, KA 334 yang tengah berhenti di Stasiun Cibatu juga ditahan seorang prajurit TNI untuk menuju Garut karena terjadi pertempuran di daerah Cimanuk dan Tunggilis. Kedua pertempuran itu melawan gerombolan yang diyakini terafiliasi DI/TII.[11] Galeri
ReferensiKutipan
Daftar pustakaMunandar, Andi Aris; Mulyana, Agus; Santosa, Ayi Budi (2016). "Stasiun Cibatu dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Kehidupan Sosial-Ekonomi Masyarakat Sekitarnya (1998-2010)". Factum. 5 (2): 157–174. Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Cibatu Station. (Indonesia) Situs resmi KAI dan jadwal kereta api
|
Portal di Ensiklopedia Dunia