Simbol-simbol liturgiSimbol-simbol liturgi adalah simbol-simbol yang digunakan di dalam sebuah perayaan liturgi.[1] Simbol-simbol liturgi sangat diperlukan dalam perayaan liturgi karena perayaan liturgi itu merupakan sebuah perayaan kehidupan.[1] Kehidupan yang dirayakan adalah kehidupan bersama dengan Allah dan sesama.[1] Pertemuan umat dengan Allah dalam perayaan liturgi tidak bisa lepas dari simbol dan tanda.[2] Agama mistik mengatakan bahwa manusia tidak dapat membayangkan dan menggambarkan Allah, kecuali dengan memanfaatkan simbol.[2] ArtiSimbol berasal dari bahasa Yunani symbolon, kata kerja: symbalein yang berarti tanda pengenal yang menjelaskan dan mengaktualisasikan suatu perjumpaan dan kebersamaan yang didasarkan oleh suatu kewajiban atau perjanjian.[1] Dapat juga dikatakan bahwa simbol adalah tanda indrawi, barang atau tindakan, yang menyatakan realita lain di luar dirinya.[3] Simbol memiliki lingkup makna dan kandungan isi yang amat luas, karena itu merupakan sarana ulung untuk mengungkapkan sesuatu tentang Tuhan.[3] Simbol berbeda dengan tanda.[2] Simbol melibatkan emosi individu, gairah, keterlibatan dan kebersamaan.[2] Selain itu, simbol juga terbuka terhadap berbagai arti dan tafsiran, tergantung bagaimana setiap individu memaknai simbol itu sendiri.[2] Simbol liturgi biasanya diberkati terlebih dahulu sebelum digunakan.[3] FungsiFungsi simbol yaitu menjembatani masa sekarang dan masa lalu.[2] Dengan demikian kita yang ada pada masa kini dapat hadir pada masa lalu dan sebaliknya, mereka yang ada pada masa lalu dapat hadir di tengah-tengah kita saat ini.[2] Melalui dan dalam simbol dapat terungkap apa yang disimbolkan yaitu realitas kehidupan Kristus yang menyelamatkan.[2] Simbol juga berfungsi sebagai alah satu bentuk komunikasi antara Allah dan sesama.[1] Komunikasi itu terjalin di dalam kebersamaan yang muncul di dalam perayaan kehidupan.[1] Masa lalu yang ingin dihadirkan kembali pada saat ini secara simbolis antara lain:[2]
Macam-macam simbolTubuh manusiaManusia dapat dikatakan sebagai simbol liturgis.[1] Hal ini dikarenakan manusia dapat mengungkapkan dan melaksanakan dirinya dalam bentuk simbol.[1] Caranya dapat berupa kegiatan indrawi maupun melalui gerakan dan bahasa tubuh.[1] Kegiatan indrawi yang dimaksud misalkan mendengarkan, melihat, menyentuh, merasakan dan mencium. Gerakan dan bahasa badan seperti berdiri, berlutut, penumpangan tangan, pembasuhan tangan, dll.[1] Benda dan gambarBenda dan gambar bisa juga menjadi simbol maupun dihayati sebagai simbol.[2] Di dalam gereja, patung salib, mimbar, altar dan gambar-gambar para kudus adalah simbol kehadiran peristiwa Kristus.[2] Benda-benda tersebut bukan hanya sebagai hiasan tetapi juga mengandung arti dan dapat membangkitkan emosi.[2] Selain itu benda-benda lain seperti Roti dan Anggur, Air, Minyak, Garam juga digunakan sebagai simbol liturgis.[1] Simbol benda pun dapat dibagi menjadi dua yaitu simbol yang berasal dari benda alamiah dan yang berasal dari benda buatan. WarnaPemilihan warna liturgi dipengaruhi oleh penafsiran makna atas simbol tersebut.[1] Di dalam liturgi, warna melambangkan sifat dasar misteri iman yang dirayakan serta menegaskan perjalanan hidup Kristiani sepanjang tahun liturgi.[1] Warna-warna yang biasanya dipakai antara lain warna putih, kuning, merah, hijau, ungu, dan hitam.[1] Contoh-contoh SimbolSimbol dari gerakan tubuhContoh simbol yang menggunakan gerakan tubuh antara lain:
Simbol dari benda alamiahRoti dan Anggur, Air, Minyak, Garam merupakan contoh simbol liturgis dari benda alamiah.
Simbol dari benda buatanSimbol-simbol yang berasal dari benda buatan seperti:
Simbol warna
Warna putih mengungkapkan kegembiraan dan kesucian.[5] Warna putih juga dikaitkan dengan kehidupan baru.[1] Selain itu juga warna putih dapat melambangkan sebuah kesempurnaan, kejayaan dan kemuliaan abadi.[1] Biasanya warna ini dipertukarkan atau digunakan bersama-sama dengan warna kuning.[5] Warna putih dapat dipakai pada hari raya seperti Natal, Paska, Kamis Putih.[5]
Hampir sama dengan warna putih, warna kuning mengungkapkan kemuliaan, kemenangan dan kegembiraan.[5] Warna kuning umumnya dilihat sebagai warna yang mencolok sehingga lebih kuat menunjukkan makna kemuliaan.[1] Warna ini juga dapat dipakai saat Natal, Paskah, Kamis Putih.[1]
Warna merah biasanya melambangkan api dan darah.[1] Selain itu juga dapat menyimbolkan Roh Kudus, cinta kasih, pengorbanan dan kekuatan.[1] Di dalam tradisi Romawi kuno, warna merah digunakan sebagai simbol kekuasaan tertinggi yaitu kaisar.[1] Warna merah biasanya digunakan ada saat hari raya Jumat Agung, Pentakosta, Minggu Palma.[5]
Warna hijau pada umumnya menandakan sebuah ketenangan, kesegaran dan melegakan.[1] Selain itu juga dapat melambangkan harapan, syukur, dan kesuburan.[5] Warna ini dipilih dan dipakai dalam minggu biasa di dalam liturgi sepanjang tahun.[1] Pada masa-masa itu manusia dapat menghayati hidupnya dengan penuh ketenangan terhadap karya-karya Tuhan.[1]
Warna ungu merupakan simbol bagi kebijaksanaan, keseimbangan, sikap berhati-hati dan mawas diri.[1] Selain itu warna ini juga mengungkapkan pertobatan.[5] Digunakan pada masa Prapaska dan Adven[5] ketika manusia diundang untuk bertobat, mawas diri dan mempersiapkan diri bagi perayaan Natal dan Paska.[1]
Warna hitam biasanya dipakai untuk melambangkan kematian, kegelapan,[1] kesedihan dan kedukaan.[5] Warna ini digunakan pada saat ibadah atau peristiwa kematian.[1] Contoh-contoh Simbol Liturgi Penumpangan tangan yang dilakukan oleh seorang pendeta, pastor atau imam. Roti dan Anggur yang digunakan saat Perjamuan Kudus Referensi
|
Portal di Ensiklopedia Dunia