Pesantren, Kediri
Pesantren (bahasa Jawa: ꦥꦼꦱꦤ꧀ꦠꦿꦺꦤ꧀, translit. Pesantrèn) adalah salah satu dari tiga kecamatan di Kota Kediri dan terletak di sebelah timur.[1] Pada tahun 2024, wilayah timur dan selatan Pesantren seperti Kelurahan Bawang dan Ngletih masih banyak dijumpai areal persawahan sedangkan bagian barat dan utara Pesantren misalnya kawasan Pasar Pahing dan Terminal Lama cenderung padat penduduk.[2][3] Kecamatan ini dikenal dengan adanya Pabrik Gula (PG) Pesantren yang berdiri tahun 1849 dan masih beroperasi hingga sekarang. Saat ini PG Pesantren Baru dikelola oleh PT Sinergi Gula Nusantara (SGN).[4][5] Kecamatan Pesantren memiliki fasilitas yang lengkap seperti institusi pendidikan berupa perguruan tinggi dan pondok pesantren, rumah ibadah, taman kota dan tempat wisata lainnya, rumah sakit dan puskesmas, pusat perbelanjaan termasuk pasar, pusat kuliner, dan lain-lain. Rumah sakit yang terkenal antara lain RSUD Gambiran dan RS Baptis Kediri,[6] institusi pendidikan misalnya Ponpes Wali Barokah LDII dan Universitas STRADA Indonesia (USI),[7] dan tempat wisata seperti Sumber Banteng Tempurejo, Taman Kresek, dan Sumber Cakarwesi.[8] GeografiKecamatan Pesantren dikelilingi Kabupaten Kediri kecuali sisi sebelah barat, detailnya sebagai berikut:[2]
SejarahPemerintah kolonial Belanda pada masa Johannes van den Bosch tahun 1830 mulai menerapkan kebijakan tanam paksa terutama tebu sebagai komoditas ekspor. Perkebunan tebu dan pabrik gula mulai banyak bermunculan di Kediri salah satunya PG Pesantren yang berdiri tahun 1849. PG Pesantren didirikan oleh orang keturunan Cina yang kemudian berganti pengelolaan kepada pemerintah Hindia Belanda. Setelah kontrak dengan pemerintah sudah berakhir, pada tahun 1890 Pabrik Gula Pesantren menjadi milik swasta yaitu Javasche Cultuur Maatschappij. Lahan yang digunakan untuk penanaman tebu tersebar di beberapa desa di wilayah Kediri, yaitu desa Tepus, Katang, Doko, Burengan, Luksongo, Djeruk, Babakan, Gampengrejo, Pesantren, Bangsal, Janti, Sumberagung, Sumberbendo, Tempuran, Bawang, Centong, Ngijo, Dadapan, Tinalan, Jamsaren, Kleco, Pakunden, Banaran, Tosaren, Kepanjen, Grogol, dan Blabak. Awalnya PG Pesantren memproduksi gula merah dan mulai mengalihkan produksi gula putih pada tahun 1907. Kediri mengalami perkembangan yang sangat pesat karena industri perkebunan tersebut sehingga di tahun 1906, Kediri mendapatkan status Gemeente atau setara kota dan menjadi pusat Karesidenan Kediri.[4]
Daftar kelurahan dan lingkunganDaftar lingkunganKecamatan Pesantren terdiri dari 15 kelurahan. Setiap kelurahan tersebut dibagi menjadi beberapa lingkungan, yakni sebagai berikut:
Jumlah penduduk dan RT/RWBerikut ini kelurahan di Kecamatan Pesantren berdasarkan jumlah Rukun Warga (RW), Rukun Tetangga (RT), dan jumlah penduduk menurut Badan Pusat Statistik Kota Kediri berdasarkan data tahun 2023.[2]
Tempat terkenal
Tempat wisata
Institusi pendidikan
Institusi kesehatan
Referensi
|
Portal di Ensiklopedia Dunia