Muhammad bin Abi Amir Al-Mansur
Masa kekuasaaanIa mulai berkuasa sebagai wakil bagi Hisyam II yang masih berumur 22 tahun, yang pada 976 menggantikan Al-Hakam II sebagai khalifah. Namun Al-Mansur dengan cepat mendominasi pemerintahan, dan pada tahun 981, Hisyam II terpaksa mengesahkan kekuasaan Al-Mansur secara resmi atas segala aspek pemerintahan.[1] Hisyam menyelesaikan istana Madinah Az-Zahra,[3] dan memindahkan semua administrasi pemerintahan ke istana baru ini. Hal ini menyebabkan khalifah yang sebenarnya terisolasi di istananya sendiri.[2] Bertumpu pada agama dan tentara kuat yang terpusat, ia membangun Al-Andalus menjadi negara terkuat di Semenanjung Iberia.[1] Ia juga memimpin serangan-serangan terhadap kerajaan-kerajaan Kristen di Iberia Utara, diantaranya serangan terhadap Barcelona (985) dan Santiago de Compostela (997). Serangan-serangannya menimbulkan kerugian besar bagi kerajaan-kerajaan Kristen, kecuali Kerajaan Navarra yang tidak diserangnya karena adanya perdamaian dengan kerajaan tersebut.[1] Perdamaian dengan Navarra diperkuat dengan pernikahannya dengan Abda, puteri dari Raja Navarra Sancho II. Al-Mansur juga menikah dengan Teresa, puteri Raja Bermudo II dari León. Ia meninggal pada tahun 1002, pada masa puncak kekuasaannnya. Ia digantikan oleh puteranya, Abdul Malik al-Muzaffar yang juga berkuasa memanfaatkan lemahnya Khalifah Hisyam II. Catatan kaki
Referensi
|
Portal di Ensiklopedia Dunia