MalidarMalidar Malik (atau Ny. Hadiyuwono) adalah seorang pejuang kemerdekaan dan produser film Indonesia. Ia mendirikan rumah produksi PT Dewi Films yang melahirkan film Berabe (1960), Si Pitung (1970), Banteng Betawi (1971), Mereka Kembali (1972), Lagu Untukmu (1973), dan Pembalasan Si Pitung (1977). Film-filmnya terutama mengangkat tema perjuangan.[1] Kehidupan awal dan pendidikanMalidar Malik lahir di Medan pada 24 Oktober 1924 dari keluarga perantau Minangkabau. Pendidikannya diselesaikan di ELS, MULO, dan GOSVO (kelak menjadi Sekolah Guru Kepandaian Puteri).[1] Pada masa pendudukan Jepang, ia sempat bekerja di Jawatan Kereta Api sembari menjadi anggota Heiho. Selain itu, ia menjadi anggota paduan suara yang dipimpin Cornel Simanjuntak di bawah Pusat Kebudayaan (Keimin Bunka Shidoso) bentukan Jepang.[2] Sesudah proklamasi kemerdekaan, ia bergabung ke barisan Seniman Merdeka bersama Usmar Ismail dan D. Djajakusuma di Jakarta. Malidar tercatat sebagai anggota perempuan satu-satunya.[3] Selama sekitar dua bulan, kelompok tersebut berkeliling ke berbagai pelosok Jakarta untuk menggalang dukungan rakyat melawan kembalinya penjajah dengan berkedok melakukan pementasan.[4] Dalam pementasan di Pejompongan misalnya, Malidar tampil bernyanyi untuk menarik perhatian massa, sementara anggota yang lain diam-diam membagikan pamflet.[5] Seiring kepindahan ibu kota ke Yogyakarta, ia juga turut pindah sembari tetap aktif dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan melalui Lasykar Wanita Yogyakarta.[6] KarierJelang akhir masa perang kemerdekaan, ia bekerja di Kementerian Pertahanan di bagian dokumentasi. Awal 1950, ia pindah ke sebuah asuransi kemudian menjadi agen Metro-Goldwyn-Mayer (MGM) di Indonesia.[1] Sebelum mendirikan rumah produksi sendiri, ia bersama H. Taha mendirikan Geliga Film pada 1954 dengan film produksi pertama Pilihlah Aku (1956). Pada 1959, ia mendirikan PT Dewi Films yang memproduksi Berabe (1960). Selain membuat, perusahaannya ini juga mengimpor film.[1] Pada 1964, Malidar memimpin Musyawarah Besar Perfilman untuk menandingi Panitia Aksi Pengganyangan Film Imperialis Amerika Serikat (PAPFIAS) yang digerakkan kelompok komunis. Setelah musyawarah itu, ia sempat vakum berproduksi. Ia muncul kembali lewat Si Pitung (1970), Banteng Betawi (1971), Mereka Kembali (1972), Lagu Untukmu (1973), dan Pembalasan Si Pitung (1977).[1] Sejak 1960-an sampai wafatnya, ia hampir selalu duduk dalam jajaran pimpinan Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI).[7] Saat meninggal, ia ia masih menjabat sebagai Ketua PPFI periode 1980-1982.[8] Akhir kehidupanIa meninggal dunia di Jakarta pada 30 September 1981[9] sebagai korban kebakaran yang melalap rumahnya di Jalan Kusuma Atmadja No. 39, Jakarta Pusat. Saat musibah terjadi, ia sedang sakit dan tertidur lelap karena obat penenang.[6] Salah seorang anaknya, yakni Dewi, ikut membintangi produksi pertama Dewi Films, Berabe (1960).[9] Referensi
|
Portal di Ensiklopedia Dunia