Makmur (bupati Pemalang)Kiai Haji Makmur adalah seorang ulama dan Bupati Pemalang yang ketiga (1947, 9½ bulan), yang menjabat pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia.[1] K.H. Makmur adalah seorang pemimpin Pesantren Syalafiyyah Taman di Pemalang.[1][2] Ia diangkat sebagai bupati dalam sebuah rapat akbar rakyat di alun-alun Pemalang pada tanggal 30 Desember tahun 1946, setelah laskar Tentara Keamanan Rakyat (TKR) menangkap bupati sebelumnya dan menurunkannya dari jabatannya.[3] Pengangkatannya ditandatangani oleh Mr. Sumarman, Sekretaris Jenderal Departemen Dalam Negeri yang saat itu sedang berada di Yogyakarta.[4] Ia hanya menjabat sebentar saja, karena ditembak mati pada tanggal 14 Oktober 1947 oleh Belanda (Agresi Militer Belanda I) sebab tidak mau diajak bekerjasama.[1][5] Semasa mudanya, ia belajar ilmu agama di beberapa tempat, yaitu antara lain di Pesantren Godong di Grobogan, Pesantren Jamsaren di Solo, dan Pesantren Tebuireng di Jombang.[1] Saat ia berusia 26 tahun, gurunya K.H. Hasyim Asy'ari memintanya untuk membuka pesantren di tempat asalnya di Pemalang.[4] Selain memimpin pesantren, ia juga aktif sebagai anggota pengurus Masyumi cabang Pemalang.[3] Ia menikah dengan Samnah, anak H. Mawardi seorang penghulu yang berasal dari Tegal.[4] Makam K.H. Makmur terletak di Tempat Pemakaman Umum Pagaran, Pemalang.[6] Lihat pulaCatatan kaki
|
Portal di Ensiklopedia Dunia