Naskah kuno yang memuat ayat ini dalam bahasa Yunani adalah versi Septuaginta yang dibuat sekitar abad ke-3 SM. Salinan yang terlestarikan antara lain adalah Papirus 12 (~ 285 M) yang memuat Kejadian 1:1–5.
And God said, Let there be light: and there was light.
Analisis
Frasa "Jadilah terang" dalam berbagai bahasa sering dijadikan motto, terutama versi bahasa Latin, fiat lux, bagi banyak institusi pendidikan di mana "terang" digunakan sebagai kiasan untuk "pengetahuan", misalnya pada University of California.[3] Frasa ini juga dipakai dalam nyanyian, antara lain refrain nyanyian rohani karya John Mariott mengenai Penciptaan, "Thou, Whose Almighty Word."[4]
Dengan satu kata
Augustinus dari Hippo, dalam tulisannya City of God, memandang ayat ini mengindikasikan "tidak hanya Allah menciptakan dunia, tetapi juga Ia menciptakannya dengan Firman." (Firman = kata)[5] Frasa "jadilah terang" merupakan Firman Allah pertama dalam Alkitab.[6] Dalam Bahasa Latin frasa "jadilah terang" adalah "fiat lux," dan gambaran penciptaan dengan perintah menghasilkan frasa teologi "creation by fiat" ("Penciptaan dengan fiat").[7]Peter Kreeft menulis bahwa Allah "hanya berfirman (=berkata)... dan terjadilah."[8]
Gerhard von Rad melihat implikasi ini sebagai "perbedaan paling radikal antara Pencipta dan ciptaan. Penciptaan sama sekali tidak dapat dipandang sebagai suatu "emanasi" dari Allah; bukan merupakan suatu aliran atau cerminan hakikat-Nya, yaitu hakikat keilahian-Nya, melainkan hasil dari kehendak pribadi-Nya."[9]
Terang
Kata Ibrani untuk "terang" (= sinar, cahaya) ialah אור (o·wr [or]) yang menunjuk kepada gelombang-gelombang energi terang yang mula-mula mendatangi bumi. Allah kemudian menempatkan "benda-benda penerang" (bahasa Ibrani: מָאוֹר, ma'or, bentuk jamak: מארת, mə·’ō·rōṯ, secara harafiah, "pembawa terang", (Kejadian 1#Ayat 14Kejadian 1:14) di cakrawala sebagai pembangkit dan pemantul cahaya secara tetap dari gelombang-gelombang cahaya. Maksud utama dari benda-benda penerang itu ialah menjadi tanda-tanda musim, hari, dan tahun (ayat Kejadian 1:5,14).[10]
St Basil menekankan peranan terang dalam membuat alam semesta ini indah,[11] sebagaimana St Ambrose, yang menulis: "Tetapi sang Pengarang yang baik mengucapkan kata 'terang' supaya Ia dapat menyatakan dunia ini melalui suntikan kecerahan di dalamnya sehingga membuat aspeknya indah."[12]
Terang ini digambarkan diciptakan sebeleum matahari, bulan dan bintang-bintang, yang baru muncul pada hari penciptaan keempat (Kejadian 1:14–19).[13] Dalam sejumlah tafsiran Yahudi, terang yang diciptakan di sini adalah "terang purba" (primordial light), yang sifatnya berbeda (dan lebih terang) daripada matahari.[14] The light has also been interpreted metaphorically,[15] dan dihubungkan dengan Mazmur 104 (suatu "puisi penciptaan" ("poem of creation")[16]), di mana Allah digambarkan membungkus diri-Nya dalam terang.[17][18]
Frasa ilahi "fiat lux" dalam ayat ini telah "menghasilkan pengaruh kuat pada tradisi puisi bahasa Inggris."[11] Contoh-contohnya termasuk baris-baris karya John Dryden
"Thus Britain's Basis on a Word is laid, / As by a word the World itself was made."[11]
^Worthington, Jonathan D., Creation in Paul and Philo: The Beginning and Before, Mohr Siebeck, 2011, ISBN 3-16-150839-4, p. 79.
^Hamilton, Victor P., The Book of Genesis: Chapters 1-17, 7th ed., Eerdmans, 1990, ISBN 0-8028-2521-4, p. 119.
^Kreeft, Peter, Catholic Christianity: A Complete Catechism of Catholic Beliefs Based on the Catechism of the Catholic Church, Ignatius Press, 2001, ISBN 0-89870-798-6, p. 48.
^Schwartz, Howard, Tree of Souls: The Mythology of Judaism, Oxford University Press, 2004, ISBN 0-19-987979-6, p. 85.
^Cootsona, Gregory S., Creation and Last Things: At the Intersection of Theology and Science, Westminster John Knox Press, 2002, ISBN 0-664-50160-5, p. 49.
^Gasperini, Maurizio, The Universe Before the Big Bang: Cosmology and String Theory, Springer, 2008, ISBN 3-540-74419-3, p. 195.
^Jammer, Max, Einstein and Religion: Physics and Theology, Princeton University Press, 2011, ISBN 0-691-10297-X, p. 255.