Industri petrokimiaIndustri petrokimia adalah industri yang berkembang berdasarkan suatu pola yang mengkaitkan suatu produk-produk industri minyak bumi yang tersedia, dengan kebutuhan masyarakat akan bahan kimia atau bahan konsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Contoh produk-produk industri petrokimia hulu antara lain Methanol, Ethylene, Propylene, Butadine, Benzene, Toluene, Xylenes, Fuel Coproducts, Pyrolisis Gasoline, Pyrolisis Fuel Oil, Raffinate dan Mixed C4. KonsepIndustri petrokimia secara sederhana diartikan sebagai industri yang bahan baku utamanya adalah produk minyak dan gas.[1] Dalam rantai hubungan industri, industri petrokimia termasuk industri bahan mentah.[2] Dalam dunia industri, industri petrokimia berkaitan dengan dasar-dasar kimia.[3] Industri petrokimia selalu berkaitan dengan industri pengilangan. Industri petrokimia diawali oleh usaha pemanfataan limbah hasil pengilangan minyak bumi dan gas alam. Pengilangan dengan tingkat efisiensi yang tertinggi tetap selalu menghasilkan limbah. Manusia kemudian memanfaatkan limbah tersebut untuk kepentingannya. Limbah ini digunakan untuk menghasilkan produk-produk yang dapat digunakan sebagai bahan pengganti bahan alami yang akan mengalami kelangkaan. Industri petrokimia kemudian ditujukan untuk menghasilkan proses-proses kimia yang mampu menghemat penggunaan bahan alami dengan tingkat efisien yang paling tinggi.[4] Bahan bakuBahan baku yang digunakan dalam industri petrokimia umumnya bersumber dari hasil pengolahan minyak dan gas alam. Industri petrokimia juga menggunakan produk pencairan batu bara sebagai bahan bakunya. Jenis bahan baku lain yang dikembangkan sebagai bahan baku industri petrokimia adalah oleokimia berbasis biomassa. Penggunaan bahan baku tersebut dipilih secara khusus untuk industri petrokimia dengan basis utamannya adalah kandungan senyawa hidrokarbon. Pertimbangan utamanya adalah dua unsur kimia yaitu karbon dan hidrogen beserta dengan senyawa kimia turunan dan gugus fungsi yang dihasilkannya.[5] Industri petrokimia umumnya menggunakan tiga bahan baku, yaitu olefin, aromatika, dan gas sintetis.[6] OlefinOlefin adalah salah satu dari tiga jenis hidrokarbon alifatik. Ikatan kimia pada olefein adalah ikatan rangkap dua. Jenis olefin ada yang hanya memiliki satu ikatan rangkap dua yang disebut di-olefin. Ada pula yang memiliki lebih dari satu ikatan rangkap dua dan disebut sebagai poli-olefin.[7] Beberapa olefin dalam bentuk mono-olefin juga digunakan dalam industri petrokimia. Senyawa ini bersifat reaktif karena memiliki ikatan rangkap.[8] AromatikaAromatika adalah zat kimia yang memiliki ikatan senyawa dengan rantai rangkap yang selang-seling. Pada industri petrokimia bahan aromatik terpenting adalah benzena, toluena dan xilena.[9] BenzenaBenzena adalah senyawa kimia organik yang berbentuk cairan tak berwarna. Sifatnya mudah terbakar serta mempunyai aroma yang manis. Benzena ditemukan oleh ilmuwan Inggris yang bernama Michael Faraday pada tahun 1825 dari hasil isolasi gas minyak. Pada saat itu, Faraday menamakannya sebagai bikarburet dari hidrogen.[9] ToluenaToluena adalah cairan dengan warna yang bening yang tidak dapat larut dalam air. Aromanya harum dan sama seperti aroma pengencer cat seperti benzena. Toluena disebut pula sebagai metil benzena ataupun fenil metana. Penggunaannya secara luas sebagai umpan industri dan pelarut. Produk petrokimia yan dihasilkannya berbentuk obat inhalan karena sifatnya yang memabukkan.[9] XilenaXilena menjadi bahan baku bagi produk petrokimia khususnya asam tereftalat. Asam tereftalat kemudian dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan serat.[9] Gas sintetisPembuatan gas sintetis melalui pencampuran antara karbon monoksida dengan hidrogen. Gas sintetis menjadi bahan baku bagi produk petrokimia khususnya amonia, urea, metanol dan formaldehida.[10] AgenPropanaPropana diperoleh sebagai hasil dari proses pemisahan gas. Dalam industri petrokimia, propana digunakan sebagai umpan reaksi kimia.[11] ProduksiSemua produk yang dihasilkan dari industri petrokimia adalah produk organik. Produk organik ini digunakan sebagai bahan baku industri polimer.[5] Produk utama dari industri petrokimia adalah petrokimia. Petrokimia adalah bahan-bahan atau produk yang dihasilkan dari minyak dan gas alam. Produk petrokimia dibedakan menjadi plastik, serat sintetis, dan karet sintetis. Bentuk produk petrokimia yang lainnya adalah pestisida, detergen, pelarut, pupuk, obat-obatan dan vitamin.[6] Produk petrokimia diperoleh dengan tiga tahap produksi. Pertama, mengubah minyak dan gas alam menjadi bahan dasar petrokimia. Kedua, bahan dasar berbentuk petrokimia diubah menjadi produk setengah jadi. Ketiga, mengubah produk setengah jadi menjadi produk akhir.[6] ReferensiCatatan kaki
Daftar pustaka
Referensi
|
Portal di Ensiklopedia Dunia