HMS Warspite (03)
HMS Warspite adalah sebuah kapal dari Kelas Queen Elizabeth yang dibangun Royal Navy. Diluncurkan pada tahun 1912, Warspite yang dikenal sebagai "The Grand Old Lady" merupakan kapal tempur paling sangat dihiasi dalam sejarah Angkatan Laut, dengan karier panjang dan terhormat. Dia adalah peserta utama dalam Pertempuran Jutland, pertempuran laut terbesar dari Perang Dunia 1, dan juga berpartisipasi di seluruh pertempuran di Laut Mediterania, Samudera Atlantik dan Samudra India selama Perang Dunia 2, termasuk memberikan dukungan artileri untuk Pendaratan Normandia. KonstruksiWarspite, merupakan kapal ke-enam Royal Navy yang memiliki nama sama persis. Ia mulai dibangun pada 21 Oktober 1912 do Devonport Royal Dockyard, diuji coba pada 26 November 1913, dan selesai dibangun pada April 1915[1] dibawah komando Kapten Edward Phillpotts.[2] Warspite dimasukkan ke dalam Skuadron tempur ke-2 dari Grand Fleet yang melewati sejumlah tes penerimaan,[3] seperti tes menembak, dimana Churchill hadir ketika Ia menembakkan meriam 15 inch (381 mm)-nya. Churchill pun terkesima dengan akurasi dan kekuatannya.[4] Di penghujung 1915, Warspite sempat terjebak di Sungai Forth dan menyebabkan lambungnya sedikit rusak. Dia terjebak karena mengikuti para kapal perusak yang mengawalnya pergi sungai-sungai berukuran kecil.[2] Setelah diperbaiki selama dua bulan di Rosyth dan Jarrow, dia kembali bergabung dengan Grand Fleet, kali ini sebagai bagian dari Skuadron tempur ke-5 yang baru dibuat demi para kapal-kapal dari kelas Queen Elizabeth.[2] Pada awal Desember, Warspite terlibat dalam insiden lainnya ketika sedang latihan, dia bertabrakan dengan saudarinya Barham, yang menyebabkan kerusakan sedang pada haluan Warspite. Dia berhasil kembali ke Arus Scapa dan menuju Devonport untuk diperbaiki lebih lanjut. Ia bergabung kembali di armada pada malam natal 1915.[5] Masa dinasPerang Dunia 1Ia mulai bertugas ketika Eropa dilanda Perang Dunia Pertama. Setahun kemudian pada tahun 1916, ia terlibat dalam Pertempuran Jutlandia. Pada pertempuran tersebut ia berhasil mendaratkan tembakan ke battlecruiser Von der Tann. Akan tetapi ia mengalami tembakan yang banyak sekitar 13 kali. Warspite mendapatkan kerusakan sebanyak 150 lubang akibat pertempuran tersebut. Selain itu, ia juga mengalami masalah pada rangefinder dan transmission station. Krunya berhasil memperbaiki masalah tersebut akan tetapi tidak tuntas sehingga berdampak pada kariernya nanti. Meski ia mengalami kerusakan yang hebat, ia mampu kembali ke Inggris dengan selamat. Setelah itu ia diperbaiki selama dua bulan. Kurun waktu 1919-1939, ia mengalami rekonstruksi besar-besaran dan mengubah desainnya secara drastis. Pada tahun 1926, ia menjadi kapal bendera bagi Armada Mediterania Britania Raya. Selama waktu tersebut ia berlatih di sekitar Mediterania.[6] Perang Dunia 2Saat Perang Dunia kedua meletus, ia terlibat dalam beberapa pertempuran. Pada Pertempuran Narvik kedua (1940), Fairey Swordfish yang diluncurkan dari Warspite berhasil menenggelamkan kapal selam Jerman U-64. Selain itu Warspite juga berhasil menenggelamkan Z13 dan merusak Z17 dan Z12.[7] Kemudian ia menuju ke Mediterania. Di Mediterania ia terlibat dalam beberapa pertempuran. Pada Pertempuran Kalabria (1940) ia mampu mendaratkan salah satu tembakan terjauh yang tercatat dalam sejarah yaitu sejauh 24 km ke kapal tempur Giulio Cesare. Tembakan tersebut melambatkan Giulio Cesare. Pada bulan Agustus 1940 ia terlibat dalam Pertempuran Taranto dimana ia dan Valiant menyerang basis suplai Utalia di Vlorë. Pada Maret 1941 ia terlibat dalam Pertempuran Tanjung Matapan dimana ia, Valiant, dan Barham berhasil menenggelamkan kapal penjelajah berat Italia yaitu Fiume, Zara, dan Pola. Pertempuran ini menyebabkan efek kelumpuhan buat Regia Marina. Beberapa waktu kemudian ia menjadi anti-aircraft battery saat invasi Jerman ke Kreta. Pada tahun 1942, ia bertugas di kawasan Samudera Hindia. Pada saat itu Kekaisaran Jepang melancarkan Serangan Samudra Hindia, akan tetapi Warspite tidak berhasil menemukan armada Kekaisaran Jepang. Ia melanjutkan tugasnya sebagai kapal bendera bagi armada Royal Navy di kawasan India dan Srilanka. Ia juga membantu beberapa operasi pendaratan pasukan di kawasan Asia Tenggara. Pada tahun 1943, ia kembali bertugas di Mediterania dan membantu invasi Sekutu ke Italia. Setelah Italia menyerah, Warspite bertugas mengawal kapal tempur Littorio, Roma, dan juga Giulio Cesare menuju ke Malta agar tidak jatuh ke tangan Jerman. Naas, di tengah perjalanan, mereka diserang oleh Skuadron Luftwaffe. Skuadron tersebut menjatuhkan bom guided missile, Fritz X. Akibat serangan tersebut Littorio (Italia) dan Warspite mengalami kerusakan berat dan Roma tenggelam. Ia kemudian kembali ke Inggris untuk diperbaiki. NasibPada kurun waktu 1944-1945 ia bertugas di kawasan Atlantik dan membantu pendaratan Sekutu ke Prancis. Setelah perang usai, ia kemudian ditugaskan menuju ke Portsmouth untuk dipreteli. Saat ia menuju ke Porstmouth pada tahun 1947 ia kandas di kawasan Prussia Cove. Usaha untuk mengangkatnya gagal karena lambungnya rusak parah. Tiga tahun kemudian ia akhirnya dipreteli setelah proses pengangkatan yang dianggap sebagai proses terbesar sepanjang sejarah Inggris Raya. Proses tersebut berlangsung sampai dengan tahun 1955. Sebuah batu memorial diletakkan di kawasan tersebut untuk mengenang Warspite. Warspite, sesuai dengan mottonya, ia berhasil bertahan dari berbagai gempuran musuh, dari tembakan, bom, peluru kendali, dan ranjau laut. Ia memang keras kepala, sampai ia harus dipreteli dengan susah payah.[8] Tanda jasaCatatan kaki
Daftar pustaka
|
Portal di Ensiklopedia Dunia