Burka Avenger
Burka Avenger adalah serial animasi Pakistan yang karakternya diciptakan oleh Aaron Haroon Rashid alias Haroon.[4] Serial ini pertama ditayangkan di Pakistan pada 28 Juli 2013. Serial ini diproduksi oleh studio animasi Unicorn Black di Islamabad, Pakistan. Serial ini awalnya ditayangkan di stasiun televisi setempat, Geo Tez. Namun pada musim selanjutnya, Nickelodeon Pakistan mengambil alih hak siar penayangan serial ini. Dengan jumlah 52 episode dalam empat musim penayangan, Burka Avenger menjadi animasi yang diterima baik di negara Pakistan,[5] Afganistan, dan India,[6] serta telah disulihsuarakan lebih dari 10 bahasa. Majalah Time menobatkan Burka Avenger sebagai salah satu Karakter Fiksi Paling Berpengaruh pada tahun 2013.[7] Serial ini telah menerima pengakuan di seluruh dunia dengan fokus pada isu-isu sosial khas Pakistan dan diceritakan secara informatif dan menghibur. Serial ini juga dialihsuarakan ke dalam bahasa Indonesia sebagai Burka Avenger yang saat ini ditayangkan di ANTV sejak tanggal 8 April 2017.[8] PlotBurka Avenger menceritakan seorang pahlawan super yang memakai burkak. Pakaian ini digunakan untuk menutup identitas aslinya, Jiya, seorang guru di sebuah sekolah khusus perempuan di kota fiktif Halwapur yang dikisahkan berlokasi di utara Pakistan.[9] Jiya dalam balutan burkak hitamnya berusaha untuk untuk melawan praktik kejahatan yang tidak jauh dari urusan penutupan sekolah khusus perempuan tempat ia mengajar.[10] Dalam setiap perlawanan, ia menggunakan teknik bela diri "Takht Kabadi", sebuah seni bela diri yang salah satu gerakannya adalah melemparkan buku dan pena ke penjahat. Penjahat tersebut di antaranya adalah penyihir Baba Bandook beserta anak buahnya dan politisi korup yang merupakan wali kota Halwapur Vadero Pajero.[11] Selain Jiya beserta para penjahat, Burka Avenger juga diisi oleh karakter lain seperti tiga anak-anak yang lazim berada dalam cerita: si kembar Ashu dan Immu beserta temannya Mooli, Golu sebagai kambing peliharaan Mooli, dan Kabbadi Jan sebagai ayah angkat Jiya. Pengisi Suara
MusikBeberapa episode Burka Avenger menggunakan musik yang dibawakan oleh Ali Zafar, Ali Azmat, dan JoSH, serta Haroon. Penyanyi rap Adil Omar dan Haroon juga telah meluncurkan video klip berjudul "Don't Mess With the Lady in Black" berkaitan dengan penayangan animasi ini.[11]
PenghargaanBurka Avenger telah menerima sejumlah penghargaan internasional, antara lain sebagai berikut.
PenayanganBurka Avenger ditayangkan di beberapa negara seperti Pakistan, Afganistan, India, dan Indonesia serta telah disulihsuarakan dalam 10 bahasa, termasuk Arab, Turki, Tamil, Pashtun, Persia, dan Indonesia.
Siaran internasional
PenerimaanBurka Avenger mendapat penerimaan positif atas tema pemberdayaan perempuan. Majalah Time menobatkan Burka Avenger sebagai salah satu Karakter Fiksi Paling Berpengaruh pada tahun 2013.[20] Laman Huffington Post menyatakan bahwa "Disney bisa belajar satu atau dua hal" dari animasi ini. Di laman lain, situs Washington Post menyatakan, "...pahlawan super Pakistan ini menjadikan puteri yang lazim ditemukan pada setiap film animasi Disney menjadi terasa kuno. Dia tidak lahir sebagai seorang bangsawan. Dia tidak terobsesi tentang kecantikannya. Dan dia pasti tidak menginginkan atau membutuhkan semacam kuda putih atau karpet ajaib. Bukan itu. Jiya, atau dikenal sebagai Burka Avenger, terlalu sibuk membela hak-hak perempuan dan pendidikan untuk semua orang. Inilah yang patut disebut seabagi panutan bagi anak-anak".[21] Sementara itu, CBC News menilai Burka Avenger sebagai "animasi yang penuh warna, penuh pesan pendidikan, dan diterima lintas generasi". Situs ini juga menyimpulkan bahwa "banyak yang berpikir bahwa karakter ini seperti Wonder Woman-nya Pakistan."[22] Alyssa Rosenberg dari Think Progress menilai bahwa erita pahlawan super ala Amerika perlu memikirkan lebih lanjut tentang pesan yang dapat diambil dari peran ganda seorang Jiya, melihat bagaimana ia mengubah kelemahan yang ada pada dirinya menjadi sebuah kekuatan.[23] Situs berita setempat Pakistan Dawn News menyebut Burka Avenger sebagai sebuah "fenomena internasional" karena isi ceritanya.[24] Burka Avenger telah dipuji banyak orang sebagai media promosi pendidikan perempuan di Pakistan seiring merupakan animasi pahlawan super pertama di Pakistan.[25] Beberapa pengulas menilai karakter Jiya serupa dengan apa yang dilakukan Malala Yousafzai, gadis Pakistan yang ditembak dalam sebuah percobaan pembunuhan oleh angkatan bersenjata Taliban saat ia berjuang untuk memperjuangkan kesetaraan perempuan untuk bersekolah.[26] Mereka membandingkan cerita Burka Avenger dengan plot perjuangan untuk membatalkan penutupan sekolah khusus perempuan tempat Jiya mengajar dengan usaha Taliban yang telah menghancurkan ratusan sekolah di Pakistan barat Laut.[27][28] Di negara tetangga, Burka Avenger diterima dengan hangat. Di India, kelompok-kelompok perempuan menyambut baik penayangan Burka Avenger di negara tersebut. Menurut Noorjehan Safia Niaz, pendiri organisasi Ashana Trust yang mendukung perjuangan keadilan dan pembangunan, banyak masalah yang dihadapi perempuan di India yang berasal dari pendidikan budaya yang memengaruhi kondisi pikiran anak-anak.[29] Di Afganistan, Burka Avenger menjadi acara televisi yang paling banyak ditonton anak-anak setempat. Menurut sebuah survei yang dilakukan di Afganistan untuk kelompok ibu-ibu dan kelompok terfokus di daerah perkotaan, 85% anak-anak menonton animasi ini.[butuh rujukan] Di Indonesia, antv menayangkan Burka Avenger mulai tanggal 8 April 2017.[30] Nugroho Agung Prasetyo selaku Corporate Communications Manager antv menuturkan bahwa figur animasi wanita pejuang kebenaran dengan burkak atau pakaian penutup seluruh tubuh diharapkan dapat menghadirkan cerita dan warna berbeda sajian menarik stasiun televisi tersebut yang dekat dengan keluarga Indonesia. Figur positif penampilan Burka Avenger sangat dekat dengan citra positif muslimah berhijab Indonesia yang mencintai keluarganya, terutama dekat dengan anak-anak. Dalam peluncuran animasi ini di Indonesia, Haroon sebagai pembuat animasi ini menuturkan bahwa ini merupakan sebuah petualangan baru untuk Unicorn Black dan dirinya.[31] Kritik dan tanggapanBanyak tanggapan negatif dari beberapa pihak yang menyoalkan pemilihan burkak sebagai penyamaran identitas karakter Jiya. Tanggapan ini bahkan memanas menjelang penayangan perdana animasi ini pada bulan Juli 2013.[32] Di antara komentar tersebut, politisi dan mantan Duta Besar Pakistan untuk Amerika Serikat Sherry Rehman berkomentar pada 27 Juli 2013 bahwa "Burka Avenger adalah baik, tapi saya tidak suka stereotip feodal dalam bentuk burkak. Penggunaan dupatta (penutup kepala khas Pakistan) mungkin menjadi pengganti burkak yang lebih cocok dalam konteks ini." Dalam sebuah wawancara di ABC News Australia, Haroon menanggapi, "kebanyakan superhero memakai penyamaran, sehingga sebuah acara tentang seorang wanita yang tidak memakai penyamaran akan menjadi acara yang berbeda." Ketika ditanya tentang pilihan pakaian burkak untuk Jiya, Haroon menekankan bahwa karakter ini tidak memakai burkak, jilbab atau kerudung sehari-harinya.[33] "Kami memilih burkak karena kami ingin menyesuaikan budaya setempat."[34] Dalam kutipan lain, ia menjelaskan. "Kami ingin menyembunyikan identitasnya seperti apa yang pahlawan super lain lakukan. Dia (Jiya) tidak memakai burkak dalam kesehariannya — dia bahkan tidak mengenakan kerudung, atau jilbab, atau sejenis itu; dia melakukan aktivitas sehari-hari seperti guru pada umumnya. Dan ketika ia memilih burkak sebagai penyamarannya, ia tidak tertindas... di spektrum lain, banyak pahlawan super perempuan di dunia Barat terobjektivikasi, dan dapat menjadi sebuah stereotipe seksisme dalam balutan kostum mereka. Contohnya Catwoman dan Wonder Woman. Dan di sini (kostum seperti itu) tidak ada artinya."[35] Referensi
Pranala luar
|
Portal di Ensiklopedia Dunia