Dia dipandang oleh Baháʼís Iran sebagai teladan dari ibu dan istri yang berbakti. Ia juga dikenal dengan gelarnya Navváb, Daun yang Paling Tinggi, Búyúk K͟hánum atau Hadrat-i-K͟hánum.
Latar Belakang
Ásíyih Khánum lahir dengan nama Ásíyih Yalrúdí, putri tunggal Mírzá Ismáʼíl Yalrúdí. Ásíyih Khánum lahir di Desa Yal Rud, Provinsi Mazandaran, Iran dari keluarga yang kaya raya. Ayahnya merupakan perdana menteri di Iran. Dia memiliki satu saudara laki-laki yang bernama Mírzá Mahmúd yang merupakan pengikut Syiah.[1][2]
Ásíyih Khánum menjadi pengikut Baháʼí atas berkat suaminya, Bahá'u'lláh. Awalnya keluarga mereka menganut Syiah, karena Bahá'u'lláh mempunyai prinsip ingin menyatukan beberapa agama di dunia maka dibuatlah agama Baháʼí.[3]
Di negara asalnya, Iran agama ini sempat dilarang pemerintah. Oleh karena itu penganut Baháʼí beribadah secara diam-diam dan mendirikan kuil Baháʼí menyerupai Masjid.[4]
Ásíyih Khánum wafat pada tahun 1886 di Akko, Israel. Setelah wafat ia dijuluki dengan sebutan Umm'ul-Ká'inát oleh penganut Baháʼí.[5]