Ábside de los Milagros, atau jika diterjemahkan secara harfiah ke dalam Bahasa Indonesia adalah Apse keajaiban (apse berarti bangunan dengan berbentuk setengah lingkaran dengan lanti-langit berbentuk setengah kubah). merupakan satu-satunya sisa gereja yang dibangun pada pertengahan di kota Talamanca de Jarama di Spanyol, tepatnya di Madrid. Bangunan ini dijuluki juga sebagai El Morabito
Struktur yang tersisa hingga hari ini dibangun pada abad pertengahan, salah satu periode dengan kemakmuran ekonomi dan perkembangan konstruksi yang paling pesat dalam sejarah Talamanca de Jarama. Posisi strategis kota ini di Lembah Sungai Jarama, dekat dengan jalur gunung yang melintasi Sierra de Guadarrama, membuat Talamanca menjadi tempat penting dalam wilayah yang berada di bawah kekuasaan Keuskupan Toledo selama Abad Pertengahan. Kota ini pernah menjadi pusat yurisdiksi gerejawi dan sipil untuk wilayah yang luas.
Pada periode yang sama, mulai dibangun pula tembok-tembok kota, yang disebut dalam catatan sejarah sejak awal, dan Gereja San Juan Bautista, yang dibangun pada abad 12 atau 13.
Berbagai penggalian arkeologi yang dilakukan di Plaza de la Constitución di Talamanca de Jarama, tempat di mana ábside berada, menunjukkan bahwa tempat ini sudah dihuni sejak zaman pra-Romawi dan terdapat pemukiman yang stabil selama Kekaisaran Romawi menduduki Semenanjung Iberia.
Penemuan pecahan tembikar saguntino di salah satu sudut monumen menunjukkan bahwa pembangunan konstruksi ini juga menggunakan bahan-bahan dari bangunan sebelumnya yang berasal dari periode Romawi atau pasca-Romawi.
Dalam penggalian yang sama juga ditemukan sisa-sisa sebuah ábside berukuran lebih kecil, makam-makam yang dibangun dari bata, dan berbagai silo, yang semuanya berasal dari abad ke 13, menunjukkan adanya kemungkinan keberadaan sebuah kuil yang lebih tua di lokasi yang sekarang ditempati oleh ábside.
Deskripsi
Bangunan ini berbentuk setengah lingkaran, dengan bagian depan yang lurus yang merupakan bagian dari presbiterium dari kuil asli. Sebuah kubah berbentuk oven menutupi bagian ábside, sedangkan bagian yang lurus memiliki Kubah barel. Bahan-bahan yang digunakan dalam konstruksinya adalah batu-batu sungai yang disusun dalam masoneri dan dilapisi dengan bata, serta tambahan pelengkap berupa batu granit.
Elemen arsitektur yang paling menarik dari bangunan ini adalah arkade buta berlipat tiga, yang menghiasi eksterior bangunan. Deretan lengkungan tersebut saling bertumpuk, dengan lengkungan bagian atas ditopang oleh kunci dari lengkungan bagian bawah, sebuah ciri khas bangunan Romawi-Mudejar.
^Bartolomé, Morena (n/d). "Pintura mural medieval en la Comunidad de Madrid". Madrid, Spanyol: Universidad Complutense de Madrid.Periksa nilai tanggal di: |access-date=, |year= (bantuan); Tidak memiliki atau membutuhkan |url= (bantuan); Parameter |access-date= membutuhkan |url= (bantuan)