Layanan prima saat ini telah menjadi kebutuhan. Masyarakat memandang kualitas sebuah organisasi antara lain ditentukan oleh kualitas layanan yang diberikan. Pelayanan berkaitan dengan fungsi melayani kebutuhan orang akan barang dan atau jasa, sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan diharapkan. Dalam konteks tersebut, terdapat tiga unsur dalam konsep pelayanan, yaitu siapa yang memberi pelayanan, siapa yang diberi pelayanan, dan apa yang menjadi fokus kebutuhan pelayanan. Pengawas sekolah merupakan pemimpin bagi lingkungan sekolah yang berbeda-beda. Ada kalanya pengawas sekolah dalam bekerja terlihat berperilaku kurang senyum, sering marah, bahkan otoriter, yang sebenarnya telah merugikan dirinya sendiri dan lembaga. Secara pribadi, seseorang dalam kondisi tersebut sedang mengalami penyakit psikologis dan lambat laun menjadi psikosomatis yang akan menyerang fisiknya. Dampaknya, pengawas sekolah akan merasa sulit untuk memberikan pelayanan yang baik terhadap orang lain dalam lingkup kerjanya. Dengan demikian, pengawas sekolah belum mampu memberikan jaminan kepastian mutu (quality assurance) melalui pelayanan jasa terhadap pelanggan lembaganya.