Dalam manajemen tradisional, ukuran kinerja keuangan digunakan sebagai bentuk penilaian manajemen terhadap seluruh aktivitas perusahaan. Disebabkan ukuran keuangan paling mudah untuk dideteksi. Hanya saja saat ini, ukuran keuangan dirasa sudah tidak lagi memadai, sehingga dibutuhkan ukuran kinerja yang lebih komprehensif, yakni Balanced Scorecard (BSC) yang meliputi Perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai kinerja PDAM Kota Batu dengan menggunakan pendekatan BSC. Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian pada masing-masing perspektif menunjukkan kinerja yang cukup baik dengan berberapa catatan. Pada perspektif keuangan tingkat pertumbuhan pendapatan perusahaan masih terlampau rendah, yakni dengan nilai 14,07% pada periode pengamatan ditahun terakhir. Pada perspektif pelanggan, dari lima faktor terdapat 2 faktor yang memiliki pencapaian kinerja tidal maksimal, yakni faktor cakupan pelayanan (28,6%) dan faktor pertumbuhan pelanggan (4,4%). Perspektif proses bisnis internal menunjukkan belum adanya inovasi secara nyata yang diberikan kepada pelanggan namun perusahaan berusaha meningkatkan cakupan pelayanan. Sedangkan pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, rasio diklat pegawai hanya 12,05%. Namun hal ini diimbangi dengan kapabilitas sistem informasi dan motivasi yang cukup tinggi. Diperlukan langkah-langkah strategis sebagai umpan balik dalam perencanaan di periode mendatang. Meningkatkan tingkat pertumbuhan pendapatan dengan menambah jumlah pelanggan aktif dan sambungan baru. Meningkatkan cakupan pelayanan dan pertumbuhan pelanggan pada aspek pelanggan. Melakukan inovasi dan meningkatkan kualitas air dalam proses bisnis internal. Serta menyusun sistem pengendalian manajemen yang efektif pada aspek Pembelajaran dan pertumbuhan. Â Kata Kunci: Pengukuran kinerja, Balanced Scorecard, PDAM Kota Batu