Sistem agribisnis yang terdiri dari beberapa subsektor dimana setiap subsektor memiliki peran dalam kegiatan agribisnis kopi arabika. Perbaikan dan peningkatan sistem agribisnis kopi arabika merupakan hal yang penting bagi pelaku agribisnis kopi arabika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem agribisnis kopi arabika. Metode penentuan daerah penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive method). Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dan analitik. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis pendapatan, analisis nilai tambah metode hayami, dan analisis TOWS. Subsektor sarana input produksi terdiri dari penyediaan bibit unggul, pupuk, alat-alat usahatani, tenaga kerja dan modal. Subsektor usahatani memiliki pendapatan sebesar Rp 9.619.907,01 per Hektar dan nilai efisiensi sebesar 1,32. Subsektor pengolahan kopi gelondong merah menjadi kopi green bean memiliki nilai tambah sebesar Rp. 12.524,44/ kg, dan proses pengolahan kopi green bean menjadi kopi bubuk sebesar Rp 83.404,44/kg. Subsektor pemasaran yang efisien meliputi petani menjual kopi kepada UPH dan UPH menjual ke konsumen. Subsektor sarana penunjang meliputi Pemda Bondowoso, Bank Indonesia, Puslit, Bank Jatim, dan Perhutani. Strategi pengembangan di Desa Sukorejo adalah memanfaatkan bantuan dan pembinaan pemerintah dan stakeholder untuk memastikan dan menjaga penerapan MoU kluster kopi arabika dan pengolahan produk kopi arabika untuk menjaga dan meningkatkan kualitas harga kopi arabika.Kata kunci: sistem agribisnis, kopi arabika, pendapatan, nilai tambah, analisis TOWS