Yuni Kartika
Yuni Kartika (lahir 16 Juni 1973) adalah adalah seorang mantan pemain bulu tangkis Indonesia yang dikenal sebagai salah satu penerus Susi Susanti di kancah bulu tangkis putri Indonesia. Setelah pensiun dari dunia bulu tangkis, Yuni beralih menjadi pembawa acara di televisi dan dikenal luas di kalangan penggemar olahraga.[1][2] Karier Bulu TangkisYuni Kartika mulai dikenal setelah meraih gelar juara di German Open Junior pada tahun 1990. Prestasi ini membawanya terpilih untuk mewakili Indonesia di Invitasi Kejuaraan Dunia Yunior pada tahun yang sama, di mana ia berhasil meraih gelar juara. Pada tahun 1991, Yuni menghadapi tantangan berat di Dutch Open, di mana ia harus menyerah di babak semifinal dari seniornya, Sarwendah Kusumawardani. Meskipun demikian, ia berhasil mengalahkan pemain Swedia berdarah Tiongkok, Lim Xiaoqing, di babak perempat final. Selama tahun 1992, Yuni mencapai babak final di Malaysia Open, mengalahkan pemain kuat seperti Ye Zhaoying (Tiongkok) dan Lee Heung-soon (Korea Selatan), tetapi kalah dari Huang Hua di final. Ia juga menjadi semifinalis di Indonesia Open pada tahun yang sama, kalah lagi dari Sarwendah. Di tahun-tahun berikutnya, Yuni terus menunjukkan performa yang baik, termasuk menjadi semifinalis di Swedia Open (1994) dan Indonesia Open (1994), di mana ia kalah dari Susi Susanti. Di kejuaraan dunia pada tahun 1993, ia kalah dari Lee Heung-soon di babak kelima. Yuni juga berkontribusi sebagai bagian dari tim Piala Uber Indonesia, di mana ia ikut serta dua kali. Timnya berhasil meraih piala Uber pada tahun 1994 setelah sebelumnya menjadi semifinalis pada tahun 1992. Selain itu, Yuni juga menjadi bagian dari tim putri Indonesia yang meraih medali perak di Asian Games Hiroshima pada tahun 1994. Kehidupan Setelah PensiunSetelah pensiun dari dunia bulu tangkis, Yuni Kartika melanjutkan pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Jakarta. Saat ini, ia menjalani kehidupan sebagai ibu rumah tangga dan mengurus tiga putra-putrinya. Prestasi
Referensi
|