Yohanes Robertus
Pada masa itu, penganiayaan terhada Gereja Katolik terjadi di seluruh wilayah Kerajaan Inggris. Meskipun pada masa kecil ia sempat mendapat pendidikan iman Katolik dari para biarawan, namun ia kemudian menerima pembaptisan Protestan. Yohanes belajar di Universitas Oxford, Inggrisdan kemudian ia pergi ke Prancis. Di Paris, Prancis, ia malah meninggalkan kuliah hukumnya dan menjadi seorang Katolik. Sesudah itu, ia pergi ke Spanyol dan masuk biara Benediktin di Valladolid. Ia menjalani novisiat pada tahun 1598 di Biara Santo Martin di Compostela, Spanyol dan kemudian ditahbiskan sebagai seorang imam pada tahun 1600. Pada tanggal 26 Desember 1602, ia bersama seorang rekan Benediktin berangkat menuju Inggris. Mereka tiba Inggis pada bulan April 1603 dan menyamar sebagai tentara, mengenakan topi bulu dan pedang di pinggang. Ia berkarya siang malam demi memelihara iman umat yang menderita karena penganiayaan keji oleh Ratu Elizabeth. Beberapa kali ia tertangkap, dijebloskan ke dalam penjara dan dibuang, tetapi ia selalu kembali. Terakhir kali ditangkap, Pater Yohanes baru saja selesai merayakan Misa. Tak ada jalan untuk melarikan diri. Ketika ditanya, ia memaklumkan dengan gagah bahwa ia seorang imam dan biarawan. Ia menjelaskan bahwa ia datang ke Inggris untuk berkarya demi keselamatan umat. Yohanes Robertus diadili secara tidak adil dan dijatuhi hukuman mati dengan tuduhan menjadi seorang biarawan Katolik. Malam sebelum pelaksanaan hukuman gantung, seorang perempuan Spanyol yang baik mengatur agar Yohanes Robertus diperkenankan mengunjungi delapan belas tahanan Katolik lainnya. Ia dihukum gantung pada tanggal 10 Desember 1610.[1] Referensi
|