Yasser Al-Habib
Yasser Al-Habib (bahasa Arab: ياسر الحبيب) dilahirkan pada tahun 1977 yang berasal dari Kuwait. Dia adalah lulusan Ilmu Politik Universitas Kuwait. Pandangannya dalam beberapa isu mengenai agama Islam mazhab Syi'ah tergolong konservatif dan puritan, termasuk mengenai sejarah terbunuhnya Fatimah putri Nabi Muhammad setelah serangan oleh Umar ke rumah beliau atas perintah Abu Bakar, dan terbunuhnya Nabi Muhammad akibat diracuni oleh Aisyah dan Hafsah atas perintah Abu Bakar dan Umar. Dia kerap melayangkan kecaman kepada beberapa sahabat dan istri Nabi yang dihormati Sunni seperti Abu Bakar, Umar, Usman, Mu'awiyah, Aisyah dan Hafsah, dan semisalnya. Hujatan yang dilakukannya dalam sebuah ceramah tertutup ternyata tersebar dan membuatnya dipenjarakan oleh pemerintah Kuwait yang notabene bermazhab Sunni pada tahun 2003. Belum setahun, ia dibebaskan, namun beberapa hari kemudian ditangkap lagi. Sebelum dijatuhi hukum inabsensia selama 25 tahun, ia meninggalkan Kuwait. Oleh karena tidak mendapat izin dari pemerintah Kuwait untuk pergi ke Irak dan Iran, dia mendapat suaka dari pemerintah Inggris. Sejak berada di Kuwait, ia sudah memimpin organisasi Khaddam Al-Mahdi. Di Inggris, organisasi yang dia pimpin semakin berkembang; memiliki punya koran sendiri yang bernama Shia Newspaper, hauzah bernama Al-Imamain Al-Askariyin, majelis sendiri bernama Husainiah Sayid asy-Syuhada, yayasan dan juga website sendiri. Hubungannya dengan Mesir dan Iran juga kurang harmonis. Dia kerap kali mengecam ulama yang dianggap berpahamam Batriisme, menganjurkan Taqiyyah, dan mempraktikkan mistisisme yang disebut Irfan, seperti Ayatullah Khomeini, Ayatullah Ali Khamenei, Ayatullah Hussain Fadhlullah, Ayatullah Taqi Bahjat, dan selain mereka; bahkan dia tidak menganggapnya sebagian ulama yang berpahamam tersebut di atas sebagai mujtahid dan marja’.[1] Pranala luar |