Yamamah (bahasa Arab: اليمامة, Al-Yamāmah) adalah nama suatu daerah lama di Jazirah Arabia bagian tengah, yang dahulu dibatasi oleh daerah Bahrain di utara, Al-Hasa di timur, Hijaz di barat, serta Najd dan Yaman di selatan.[1][2] Kata al-yamamah dalam bahasa Arab berarti 'burung merpati'.[3] Saat ini Yamamah merupakan bagian tengah dari Najd, yang kini telah meliputi wilayah yang lebih luas.[2]
Sejarah
Bangsa Arab pada zaman dahulu kerap membagi Jazirah Arabia menjadi beberapa daerah geopolitis, antara lain Hijaz, Yaman, Najd, Tihamah, Ihsa' (Al-Hasa'), dan Yamamah.[1] Lokasi Yamamah terletak di tengah-tengah Jazirah Arab, membuatnya menjadi tempat persinggahan suku-suku Arab, dalam perjalanan mereka menuju wilayah utara dan timur jazirah.[2] Kota terbesar di Yamamah pada masa pra-Islam adalah Hajr, yang bertanah yang subur dan banyak airnya.[2]
Pada masa awal penyebaran Islam, Musailamah al-Kadzdzab memimpin Bani Hanifah dan suku-suku Yamamah lainnya untuk menentang kepimpinan Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq.[2] Pada tahun 634, pasukan Muslim di bawah pimpinan Khalid bin Walid berhasil mengalahkannya dalam Pertempuran Yamamah.[2] Pada masa Kekhalifahan Bani Umayyah, gerakan Khawarij sempat menguasai Yamamah dan memproklamirkan Najdah bin Amir dari Bani Hanifah sebagai khalifah mereka.[2][4] Yamamah pada masa Kekhalifahan Bani Abbas menjadi ajang perebutan kekuasaan antara Bani Amir bin Sha'sha'ah yang bersekutu dengan Qaramithah melawan Keamiran Bani al-Ukhaidhir.[2]
Karena perdagangan bangsa Arab pada masa Kekhalifahan Fathimiyah beralih melalui tepian Laut Merah, peran penting Yamamah akhirnya menurun; sehingga ketika pengembara Nasir Khusraw berkunjung pada tahun 1051, ia menganggap Yamamah sebagai daerah yang kurang penting.[2]