Jalan Diponegoro No.15, Kelurahan Salatiga, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah
Pemilik
Bank Central Asia Kantor Cabang Umum Salatiga
Pengelola
Bank Central Asia Kantor Cabang Umum Salatiga
Wisma BCA Salatiga adalah bangunan yang terinventarisasi untuk ditetapkan sebagai cagar budaya, yang terletak di Jalan Diponegoro No. 15, Kelurahan Salatiga, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah. Pada masa gemeente (kotapraja), bangunan yang dibangun pada awal abad ke-20 ini merupakan sebuah rumah tetirah, yang menjadi ciri khas sebuah kota modern. Hingga tahun 2020, kondisi bangunan tersebut terawat dengan baik serta difungsikan sebagai kantor Bank Central Asia (BCA) di Kota Salatiga.
Keadaan bangunan
Wisma BCA Salatiga terletak di kawasan strategis, yaitu Jalan Diponegoro (dahulu bernama Toentangscheweg).[1][2][3] Pada masa pemerintahan gemeente, kawasan tersebut berkembang menjadi pusat kota yang dikenal dengan nama Europeesche Wijk.[4][5] Menurut Prakosa dan Supangkat, kawasan ini hanya boleh ditempati oleh orang-orang Eropa, Timur Asing, dan masyarakat pribumi yang memiliki penghasilan setara dengan pegawai Eropa, yaitu kategori golongan gaji A (gaji tertinggi).[6][7]
Wisma itu dibangun pada awal abad ke-20 dan diperkirakan berusia lebih dari 100 tahun. Bangunan yang masih menyisakan menara klasik ini (kini digunakan sebagai ruang mesin anjungan tunai mandiri) dahulu dikenal dengan nama De Mestein Pensioens Hotel (hotel para pensiunan).[8][9][10] Wisma tersebut merupakan contoh bangunan hotel dan fasilitas penginapan di Kota Salatiga, yang menjadi ciri khas sebuah kota modern pada masanya. Bangunan bergaya art deco dengan ornamen gotik dan jendela-jendela lancip itu awalnya merupakan sebuah rumah tetirah (tempat peristirahatan bagi orang-orang yang baru sembuh dari suatu penyakit. Pada waktu itu, ada kepercayaan yang mengatakan bahwa siapa pun yang sakit akan sembuh apabila mendiami tempat ini.[3][8]
Bangunan ini berbentuk segi delapan dan menggunakan arsitektur Indo-Eropa. Ciri itu dapat diamati di dua menara kembarnya. Adapun pendoponya terletak di depan dan belakang gedung, sehingga para tamu dapat berjemur sambil menikmati keindahan alam. Wisma tersebut pernah ditempati oleh Salon Harapan sebelum ditempati oleh BCA.[8][11] Setidaknya hingga tahun 2020, kondisi bangunannya terawat dengan baik serta difungsikan sebagai kantor BCA Kota Salatiga.[12] Wisma BCA Salatiga terinventarisasi untuk ditetapkan sebagai salah satu bangunan cagar budaya di Kota Salatiga dengan Nomor Inventaris 11-73/Sla/10.[a][13]
^Berdasarkan hasil kajian dan identifikasi bangunan bersejarah di Kota Salatiga yang dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Salatiga bersama Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah tahun 2009 (Hatmadji, dkk 2009, hlm. 3).
Rujukan
^Supangkat, Eddy (2019). Gedung-Gedung Tua yang Melewati Lorong Waktu Salatiga. Salatiga: Griya Media. hlm. 22.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Raap, Olivier Johannes (2015). Kota di Djawa Tempo Doeloe. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. hlm. 19.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abBalai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah (16 Januari 2018). "Wisma BCA Salatiga Dulu Pernah Jadi Hotel". Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia. Diakses tanggal 8 Maret 2020.
^Prakosa, Abel Jatayu (2017). Diskriminasi Rasial di Kota Kolonial: Salatiga 1917–1942. Semarang: Sinar Hidoep. hlm. 27.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Supangkat, Eddy (2012). Salatiga: Sketsa Kota Lama. Salatiga: Griya Media. hlm. 35.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abcRahardjo, Slamet, dkk (2013). Sejarah Bangunan Cagar Budaya Kota Salatiga. Salatiga: Pemerintah Daerah Kota Salatiga. hlm. 130–131.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Darmiati, dkk (1999). Otonomi Daerah di Hindia-Belanda (1903–1940). Jakarta: CV. Sejahtera.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Handjojo, M.S. (1978). Riwayat Kota Salatiga. Salatiga: Sechan Press.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Harnoko, Darto, dkk (2008). Salatiga dalam Lintasan Sejarah. Salatiga: Dinas Pariwisata, Seni, Budaya, dan Olah Raga Kota Salatiga.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Kartoatmadja, dkk (1995). Hari Jadi Kota Salatiga 24 Juli 750. Salatiga: Pemerintah Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Oemar, Mohammad, dkk (1978). Sedjarah Daerah Jawa Tengah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Purnomo, Daru, dkk (2015). Kajian Pemekaran Kota Salatiga. Salatiga: Pusat Kajian Kependudukan dan Pemukiman Fakultas Ilmu Sosial dan Komunikasi Universitas Kristen Satya Wacana.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)