Vitol
Vitol adalah sebuah perusahaan perdagangan komoditas dan energi yang didirikan di Rotterdam, Belanda pada tahun 1966 oleh Henk Viëtor dan Jacques Detiger.[8][9][1][2][10] Perusahaan ini terutama berbisnis di bidang perdagangan, logistik, dan distribusi, selain juga berbisnis di bidang kilang minyak, pengapalan, terminal, eksplorasi, produksi, pembangkitan listrik, dan ritel. Vitol memiliki 40 kantor di seluruh dunia, dengan operasionalnya terutama terletak di Jenewa, Houston, London, dan Singapura. Dengan pendapatan sebesar $231 miliar pada tahun 2018,[11] Vitol adalah perusahaan perdagangan energi independen terbesar di dunia, dan dapat menempati peringkat kesembilan dalam daftar Fortune Global 500.[12] Namun, karena Vitol tidak mempublikasikan laporan keuangannya secara publik, seperti sejumlah kompetitornya, perusahaan ini pun tidak dimasukkan dalam daftar manapun. Perusahaan ini hanya menyediakan laporan keuangan untuk krediturnya dan sejumlah perusahaan energi yang berbisnis dengannya.[13] Perusahaan ini mengirim lebih dari 350 juta ton minyak mentah per tahun serta mengendalikan 250 unit kapal supertanker dan kapal lain untuk mengirim minyak ke seluruh dunia. Perusahaan ini rata-rata menangani lebih dari 7,6[14] juta barel minyak dan olahannya per hari atau hampir sama dengan jumlah konsumsi minyak harian di Jepang.[15][16] Vitol adalah sebuah perusahaan swasta yang sejumlah sahamnya dipegang oleh pegawainya, yang terkenal akan budaya privasi dan kerahasiaannya, baik terhadap kompetitor maupun masyarakat umum.[10] Pada bulan Maret 2015, Financial Times memperkirakan bahwa Vitol membagikan dividen sebesar $1,2 miliar.[17][18][19] BisnisPerdaganganSelain memperdagangkan minyak mentah dan olahannya, perusahaan ini juga memperdagangkan batu bara, gas alam, listrik, etanol, metanol, bensin, LNG, LPG, nafta, bitumen, minyak dasar, dan emisi karbon.[20][21] Terminal dan infrastrukturTotal kapasitas tangki milik Vitol di seluruh dunia mencapai sekitar 16 juta meter kubik.[22] Bersama IFM Investors dan Abu Dhabi National Oil Company, perusahaan ini juga memiliki Vitol Tank Terminals International, perusahaan penyimpanan dan terminal dengan total kapasitas sekitar 8,7 juta meter kubik di seluruh dunia.[23] MISC Berhad memegang 50% saham VTTI mulai bulan Mei 2010 hingga Agustus 2015.[24] Pada bulan April 2022, Vitol mengumumkan niatnya untuk berhenti memperdagangkan minyak dari Rusia mulai akhir tahun 2022, karena adanya sanksi internasional selama Perang Rusia-Ukraina.[25] Pada bulan Januari 2012, Vitol mengakuisisi saham salah satu anak usaha dari Grindrod asal Afrika Selatan, yang memungkinkan Vitol untuk mengakses sebuah terminal batu bara di Mozambique.[26] Kilang minyakSelain kantor di Dubai dan Bahrain, aset strategis Vitol di Timur Tengah juga meliputi Fujairah Refinery Company Limited (FRCL), yang mengoperasikan sebuah kilang minyak berkapasitas 82.000 barel per hari dan sejumlah tangki dengan total kapasitas mencapai 1.034.000 meter kubik. FRCL juga berencana meningkatkan kapasitas tangkinya sebesar 140.000 meter kubik, memperbaiki kilang minyaknya, dan memasang unit pemrosesan tambahan.[27] Vitol juga berinvestasi di sejumlah kilang minyak di Bayernoil (Jerman), Cressier (Swiss), Antwerp (Belgia), dan Geelong (Australia). Pada tahun 2018, Vitol membeli pemisah kondensat Rotterdam berkapasitas 85.000 barel per hari dari Koch Industries. Eksplorasi dan produksiMelalui Arawak Energy dan Vitol E&P, Vitol memiliki sejumlah proyek eksplorasi dan produksi minyak di seluruh dunia. Arawak Energy terutama fokus di FSU untuk memproduksi minyak dan gas di Ukraina, Kazakhstan, dan Azerbaijan, sementara Vitol E&P memiliki sejumlah aset eksplorasi dan pengembangan di Ghana dan Pantai Gading. Pada bulan Februari 2014, diberitakan bahwa Vitol dan Abu Dhabi Investment Council telah membeli bisnis hilir dari Shell Australia (kecuali bisnis avtur) dengan harga sekitar AU$2,9 miliar. Pembelian tersebut meliputi kilang milik Shell di Geelong dan 870 unit SPBU, serta bisnis minyak curah, bitumen, bahan kimia, dan sebagian bisnis pelumas dari Shell di Australia.[28] Bisnis tersebut kini beroperasi dengan nama Viva Energy, tetapi tetap menggunakan merek Shell pada sejumlah produk ritelnya.[29] Pada bulan Januari 2015, Vitol dan Eni meneken perjanjian senilai $7 miliar dengan pemerintah Ghana mengenai produksi minyak dan gas di Region Barat, Ghana. Perjanjian tersebut pun diharapkan dapat membatu memenuhi kebutuhan energi dari Ghana.[30] AviasiVitol Aviation fokus di Eropa, Amerika Utara, dan Afrika, dengan melayani pengisian avtur sebanyak 5,7 juta ton per tahun. ListrikPada tahun 2013, Vitol berinvestasi di pembangkit listrik pertamanya, yakni VPI Immingham di Britania Raya. PLTGU tersebut adalah salah satu PLTGU terbesar di Eropa, karena dapat menghasilkan listrik sebanyak 1.240 MW dan uap sebanyak 930 ton per jam. PLTGU tersebut memasok sekitar 2,5% dari total beban listrik puncak di Britania Raya. Energi terbarukanPada tahun 2021, Vitol memiliki sejumlah pembangkit listrik berbasis energi terbarukan dengan kapasitas mencapai 1,2 GW.[31] DataPada tahun 2018, Vitol memperdagangkan:[21]
KontroversiPada tahun 2001, sebuah artikel di The Observer menyatakan bahwa pada tahun 1995, Vitol secara diam-diam telah membayar sebesar US$1 juta kepada Arkan, kriminal perang asal Serbia, untuk menyelesaikan kesepakatan dengan Orion, perusahaan minyak asal Serbia.[32][33] Vitol menyangkal tuduhan tersebut, dengan berargumen bahwa tidak ada lembaga pemerintah yang pernah menuntut Vitol dengan tuduhan tersebut.[34] Pada tahun 2007, sebuah pengadilan di New York menyatakan bahwa Vitol terbukti bersalah melakukan pencurian, karena membayar biaya tambahan ke perusahaan minyak asal Irak selama rezim Saddam Hussein dan menghindari Program Minyak untuk Makanan dari PBB. Vitol kemudian membayar ganti rugi sebesar $17,5 juta.[35] Menurut sebuah artikel di Financial Times, Vitol mengatur penjualan minyak dari pemberontak Libya ke Tesoro Corporation pada awal bulan April 2011.[36] Menurut Financial Times, perusahaan ini didekati oleh perusahaan minyak asal Qatar untuk menjual satu kargo minyak mentah yang dipasok oleh Libya dengan bayaran berupa bahan bakar dan pasokan teknologi untuk Dewan Peralihan Nasional Libya.[37] Pada bulan September 2012, sebuah artikel di Reuters menuduh perusahaan ini telah membeli dan menjual minyak bakar asal Iran, sehingga melanggar embargo terhadap Tehran dari Uni Eropa. Vitol membeli 2 juta barel dengan menggunakan kapal di lepas pantai Malaysia dari kapal milik National Iranian Tanker Company dan menjualnya ke perusahaan asal Tiongkok. Artikel tersebut juga menyatakan bahwa karena Vitol berkantor pusat di Swiss, yang tidak menerapkan sanksi tersebut, maka Vitol bisa menghindari sanksi tersebut.[38] Pada tahun 2013, The Telegraph menuduh perusahaan ini telah menggunakan sebuah Employee Benefit Trust selama lebih dari satu dekade untuk menghindari pajak penghasilan bagi pekerjanya di Britania Raya.[39] Pada tahun 2018, Komite Sanksi dan Penyelesaian Sengketa dari Komisi Pengaturan Energi Prancis mendenda Vitol sebesar €5 juta karena terlibat dalam manipulasi pasar di perdagangan gas di Prancis Selatan mulai tanggal 1 Juni 2013 hingga 31 Maret 2014.[40] Vitol pun mengajukan banding atas denda tersebut,[41] tetapi Dewan Negara Prancis menguatkan denda tersebut pada bulan Juni 2021.[42] Referensi
Pranala luar |