Mayor Jenderal TNI (Purn.) Umar Rukman (lahir 2 Juli 1923)[1] merupakan seorang perwira tinggi angkatan darat dari Indonesia dan juga sangat loyal kepada Presiden Soekarno. Setelah Soeharto menguat, banyak jenderal yang dekat dengan Soekarno menjadi mati langkah. Apalagi jenderal yang dicap kiri seperti Pranoto dan Rukman. Keduanya ditahan di Rumah Tahanan Militer (RTM) Nirbaya. Ia ditahan pada 9 Agustus 1968 berdasarkan perintah Kepala Staf Angkatan Darat. Ia baru dibebaskan sepuluh tahun kemudian bersama Pranoto dan Hario Kecik alias Brigadir Jenderal Soehario Padmodiwirio. Menurut Pranoto, ketiganya tidak paham kenapa mereka ditahan begitu lama.
Pendidikan
- Seinen Dojo (Pusat Latihan Pemuda) Tangerang (1943)[1]
- Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (1961)
Karier militer
- Komandan Batalyon I, Brigade XIII KRU "Z", Divisi Siliwangi, kembali dari Solo ke Jawa Barat (Agustus 1948)[2]
- Komandan Brigade Infanteri 13/Galuh (11 September 1949 - 12 Maret 1951)[3]
- Komandan Komando Garnizun Kota Bandung[2]
- Panglima Divisi II Tjadangan Umum Angkatan Darat (-6 Februari 1963)[4]
- Komandan Kontingen Indonesia Irian Barat (6 Februari 1963, surat keputusan 21 Januari 1963 - 17 Mei 1963)[2][4]
- Panglima Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih (17 Mei 1963, surat keputusan 28 April 1963 - 17 April 1964)[2][4]
- Deputi Menteri/Panglima Angkatan Darat/Panglima Komando Daerah Pertahanan Indonesia Timur (17 September 1963 - 10 Januari 1966)[2][5]
- Naik pangkat menjadi mayor jenderal (18 Agustus 1965)[6]
- Perwira Tinggi dpb. Menteri Panglima Angkatan Darat (1966)[2]
- Inspektur Jenderal Angkatan Darat (Juni 1966-?)[2]
Referensi