Turkistan (bahasa Kazakh: Түркістан/Türkistan, تٷركئستان), dahulu dikenal sebagai Turkestan (bahasa Rusia: Туркестан; bahasa Uzbek: Turkiston, Туркистон, توركىستان), Hazrat-e Turkestan, atau Yasi, adalah sebuah kota di Provinsi Kazakhstan Selatan di Kazakhstan. Kota Turkistan terletak di dekat Sungai Syr Darya dengan jarak sekitar 160 km (100 mi) ke arah barat laut Shymkent. Turkistan dilalui oleh jalur kereta api Trans-Aral antara Kyzylorda di utara dan Tashkent, Uzbekistan di selatan. Sensus penduduk tahun 2009 mencatat bahwa Turkistan memiliki 142.899 jiwa, meningkat dari 142.899 jiwa pada tahun 1999.
Sejarah
Turkistan adalah salah satu kota bersejarah di Kazakhsatan dengan ditemukannya peninggalan masa lalu dari abad ke-4.[1]
Selama masa Dinasti Han, kota ini kemungkinan merupakan lokasi dari Beitan, ibu kota musim panas dari Kerajaan Kangju (康居) yang disebutkan di dalam Kitab Hanshu.[2][3]
Turkistan menjadi sebuah kota pusat perdagangan setelah runtuhnya Otrar, sebuah kota lain yang terletak ke arahh tenggara dari Turkistan. Selama abad pertengahan dan awal era modern, kota ini dikenal dengan nama Yasi atau Shavgar. Setelah abad ke-16 dan 17, Turkistan dikenal dengan namanya yang sekarang atau dengan nama "Hazrat" yang berasal dari nama gelar yang diberikan kepada kota ini yaitu Hazrat-i Turkistan. Nama tersebut berarti "Orang Suci dari Turkistan" yang ditujukan kepada Khoja Akhmet Yassawi, seorang pemuka Sufi yang menyebarkan ajarannya dan meninggal di Turkistan pada abad ke-11.
Yasawi terkenal di wilayah Asia Tengah dan wilayah-wilayah bahasa Turk atas jasanya mempopulerkan Sufisme.[4] Sekolah keagamaan yang ia dirikan menjadikan Yasi sebagai pusat keilmuan paling penting di wilayahnya pada abad pertengahan. Ia juga merupakan seorang filsuf dan negarawan.[5] Yasawi dimakamkan di dalam sebuah mausoleum kecil yang menjadi tempat tujuan peziarahan.[5]
Turkistan kemudian berada di bawah kendali Dinasti Timuriyah pada tahun 1360-an.[6] Demi memperoleh dukungan dari warga lokal di wilayah yang ia kuasai, Timur menerapkan kebijakan mendirikan bangunan dan monumen keagamaan masyarakat.[7] Di Yasi, ia memfokuskan pembangunan sebuah masuoleum yang lebih besar untuk Yasawi[8][9] dengan niat untuk menunjukkan kejayaan Islam dan menyebarkan ajarannya serta meningkatkan pengaruh pemerintah di wilayah tersebut.[9]
Situs bersejarah lainnya di Turkistan antara lain adalah sebuah tempat pemandian umum dari abad pertengahan. Terdapat pula empat mausoleum lain yang salah satunya didirikan untuk cucu perempuan Timur dan tiga lain untuk khan-khan Kazakh dahulu. Pada abad ke-16 hingga 18, Turkistan menjadi ibu kota dari Kekhanan Kazakh.[10]
Turkistan memiliki iklim gurun (Klasifikasi iklim Koppen: BWk) dengan musim dingin yang pendek dan dingin serta musim panas yang panjang, kering, dan sangat panas. Kebanyakan hujan terjadi pada penghujung musim semi dan penghujung musim gugur.
Hill, John E. (2009) Through the Jade Gate to Rome: A Study of the Silk Routes during the Later Han Dynasty, 1st to 2nd Centuries CE. BookSurge, Charleston, South Carolina. ISBN 978-1-4392-2134-1.
Hulsewé, A. F. P. and Loewe, M. A. N. 1979. China in Central Asia: The Early Stage 125 BC – AD 23: an annotated translation of chapters 61 and 96 of the History of the Former Han Dynasty. E. J. Brill, Leiden. ISBN 90-04-05884-2.
Privratsky, Bruce G. (2001). Muslim Turkistan: Kazak Religion and Collective Memory Curzon Press, Richmond, Surrey UK.