Setelah jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453, Kekaisaran Rusia mulai menganggap dirinya sebagai Roma Ketiga. Keyakinan ini didukung oleh Gereja Ortodoks Rusia dan diperkuat oleh pernikahan Ivan III dengan Sophia Palaiologina, kerabat Kaisar Romawi Timur yang terakhir. Tsar-tsar Rusia konon ingin merebut kota ini dari Turki. Walaupun Rusia berhasil memperluas wilayahnya ke selatan, mimpi ini tidak pernah terwujud karena negara-negara Barat tidak ingin Rusia mendominasi Selat Bosforus. Britania Raya dan Prancis bahkan melakukan intervensi selama Perang Krimea untuk membantu Utsmaniyah melawan Rusia.
Semangat dan impian yang melatarbelakangi istilah ini kini telah sirna, sehingga istilah Tsargrad sudah tidak lagi digunakan dalam bahasa Rusia.
Istilah "Tsargrad" juga pernah digunakan oleh orang-orang Bulgaria untuk menyebut kota Tarnovgrad (Tsarevgrad Tarnov), salah satu ibu kota Tsar Bulgaria. Namun, semenjak wilayah Balkan dikuasai oleh Kesultanan Utsmaniyah, istilah ini hanya digunakan sebagai nama lain Konstantinopel dalam bahasa Bulgaria.[1][2][3]
Catatan kaki
^Софроний Врачански. Житие и страдания на грешния Софроний. София 1987. Стр. 55 (An explanatory endnote to Sophronius of Vratsa's autobiography)
^Найден Геров. 1895-1904. Речник на блъгарский язик. (the entry on царь in Naiden Gerov's Dictionary of the Bulgarian Language)
^Симеонова, Маргарита. Речник на езика на Васил Левски. София, ИК "БАН", 2004 (the entry on царь in Margarita Simeonova's Dictionary of the Language of Vasil Levski)
Artikel bertopik sejarah ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.