Toko Lay (Hanzi: 黎土庫; Pinyin: Lí tǔkù) adalah sebuah bangunan di pusat kota Dili, Timor Leste. Dibangun tahun 1959 pada era kolonial Portugis, bangunan tersebut dipakai sebagai tempat perlindungan selama Operasi Seroja, invasi Indonesia ke Timor Timur pada tahun 1975.[1][2] Bangunan itu juga mengalami kerusakan selama kekerasan September 1999.[3]
Awalnya bangunan tersebut merupakan sebuah toko yang dimiliki oleh keluarga Lay, sebuah keluarga Timor keturunan Tionghoa. Letaknya di Rua 25 de Abril, di suco (desa/kelurahan) Colmera.
Signifikansi di tahun 1975
Dari Agustus hingga Desember 1975, ketika ketidakstabilan politik terjadi di Timor Portugis, banyak penduduk pergi meninggalkan rumah mereka dan berlindung di gedung-gedung yang lebih besar di Dili, seperti Toko Lay.
Pada pagi hari tanggal 7 Desember 1975, sekitar 20 orang etnis Tionghoa berada di dalam gedung ketika Tentara Nasional Indonesia menyerbu Dili. Saat para tentara memerintahkan penghuni tersebut untuk meninggalkan gedung, Tsam Yi Tin, yang berada di gedung sebelah, keluar dan kemudian ditembak hingga meninggal. Putranya juga ditembak tetapi selamat.[4]
Setelah para penghuni tersebut keluar dari gedung, mereka dibawa ke pantai, di mana para tentara pura-pura membunuh mereka dengan mengokang senjata mereka. Kemudian, perempuan dan anak-anak dibebaskan dan disuruh pergi ke sekolah Tionghoa. Dalam beberapa hari berikutnya, para pria diperintahkan untuk menggali beberapa kuburan untuk para korban dari Indonesia dan Timor Timur, yang beberapa di antaranya mereka kenali.
Pada 2012, sebuah kuburan massal yang berisi mayat 72 orang, kemungkinan etnis Tionghoa, ditemukan di gedung pemerintahan pusat, dekat bangunan Toko Lay. Tidak jelas apakah kuburan tersebut berasal dari waktu Perang Dunia II atau Operasi Seroja tahun 1975.[5][6]
Referensi