Tokek hutan atau tokek mata-hijau (Gekko smithii) adalah jenis tokek paling besar tubuhnya di antara marga Gekko yang tersebar di kepulauan Sunda Besar dan Semenanjung Malaya. Nama umumnya dalam bahasa Inggris adalah Large Forest Gecko atau Smith's Green-eyed Gecko, merujuk pada warna matanya yang kehijauan. Nama spesiesnya, Smithii, sebagai penghormatan kepada ilmuwan Andrew Smith (1797-1872), ahli zoologi dari Skotlandia yang mendirikan Museum Afrika Selatan.
Pengenalan
Tubuh berukuran besar. Panjang total hewan jantan mencapai 0.38 meter (376 mm).[3][4] Sisi punggung (dorsal) berkulit kasar, dengan 10-12 deretan bintil-bintil berwarna keputihan yang berjajar hingga ke ekor. Ujung-ujung jari kaki melebar dengan pangkal berselaput. Semua jari bercakar (kuku) kecuali jari jempol (ibu jari).[3][5][6] Punggung berwarna abu-abu kuning kecoklatan atau kehijauan, dengan sederetan pita atau garis putih (terbentuk dari bintik-bintik besar berwarna putih) didahului oleh jalur pita gelap. Iris berwarna hijau pucat, lidah merah jambu berujung abu-abu.[4] Ekor berwarna sama dengan punggung dengan belang-belang putih, krem, dan deretan bintik-bintik menonjol yang berjejer beraturan.[3]
Kebiasaan dan penyebaran
Tokek mata-hijau aktif pada malam hari dan tinggal di pepohonan hutan, walau terkadang juga ditemukan di bangunan atau rumah. Bunyinya sedikit mirip suara anjing ketika menyalak, yaitu bunyi tok atau gok keras yang diulang-ulang sebanyak 3 hingga 4 kali dan diikuti oleh bunyi desir. Makanan utama tokek ini adalah serangga.[4][6] Tokek hutan bertelur 2 butir setiap kalinya. Setiap telur berukuran kurang-lebih 19 × 20 mm.[4]
^ abCox, M.J., P.P. van Dijk, J. Nabithabhata & K. Thirakhupt. 1998. A Photographic Guide to Snakes and Other Reptiles of Peninsular Malaysia, Singapore and Thailand. Asia Books, Bangkok, Thailand. p. 82