Tokek berbintik
PengenalanPanjang tubuh maksimum mencapai 0,10 meter (102 mm) dari ujung moncong hingga ujung ekor. Panjang ekor maksimum 125 mm. Tekstur kulit kasar. Punggung (dorsal) berwarna kelabu kecoklatan atau agak krem, dengan 16-17 bintik-nitik hitam dan keputihan berderet di punggung dari atas kepala hingga bagian tengah ekor.[3][4] Di kepala bagian belakang, terdapat pola mirip huruf-W hitam. Mata berwarna keemasan atau kekuningan. Sisi bawah tubuh (ventral) berwarna keputih-putihan. Bagian ekor dihiasi dengan deretan bintik-bintik seperti duri yang membentuk cincin-cincin beraturan.[4]Untuk tokek yang baru menetas berwarna cokelat gelap berbintik-bintik pucat.[4] Kepala bentuk segitiga, seperti betuk kepala golongan tokek pada umumnya.[5][4] Ujung-ujung jari melebar, pangkalnya berselaput (sedikit berselaput di antara jari keempat dan kelima.[3] Telapak kaki dilengkapi dengan bantalan perekat yang memungkinkannya untuk menahan tubuh agar tidak jatuh ketika memanjat atau menepel pada langit-langit.[4] Kebiasaan dan perkembangbiakanTokek ini seringnya ditemukan di pepohonan di tepi hutan, kebun, atau pekarangan rumah, di dataran rendah hingga ketinggian 1.500 meter. Tokek ini hidup berpasangan dan jarang berkelompok. Aktif pada malam hari (nokturnal). Tokek ini sangat pemalu dan biasanya akan menghidar dan berlindung ketika ada yang mengganggunya.[4] Hewan ini memangsa aneka jenis serangga dan invertebrata lain.[3] Tokek berbintik mengeluarkan 2 butir setiap kali bertelur, dan dilekatkan di dinding lubang atau celah, biasanya di pohon atau batang kayu. Terkadang dijumpai pula ‘sarang’ bersama, dimana lebih dari seekor tokek berbinti betina menggunakannya dengan banyak telur hingga lebih dari 50 butir. Telur akan menetas setelah 120 hari. Tokek anakan yang menetas berukuran antara 25-30 mm. Namun dari semua bayi tokek, hanya sedikit yang mampu bertahan hidup.[3] Catatan kaki
Pranala luar
Media tentang Gekko monarchus di Wikimedia Commons
|