Titan Airways adalah sebuah maskapai penerbangan charter Britania yang didirikan pada tahun 1988 dan berbasis di Bandar Udara London Stansted. Mskapai ini memiliki spesialisasi pada penyewaan awak dan asuransi jangka pendek dan operasi sewa jangka pendek selain juga layanan charter kargo dan penumpang kepada sektor operator tur, korporasi, pemerintah, olahraga, dan hiburan.[1]
Perusahaan memegang Lisensi Operasi Otoritas Penebangan Sipil Britania Raya Tipe A, yang mengizinkan maskapai mengangkut penumpang, kargo, dan surat, dengan pesawat berkapasitas 20 penumpang atau lebih [2] dan saat ini mengoperasikan sebuah armada yang terdiri dari 10 pesawat.[1]
Seluruh pesawat Titan Airways beroperasi di bawah registrasi Britania dengan perawatan reguler yang diatur oleh Otoritas Penerbangan Sipil (CAA) Britania dan Agensi Keselamatan Penerbangan Eropa (EASA). Maskapai memiliki registrasi dalam program Audit Keselamatan Operasional IATA (IOSA).[3]
Sejarah
Didirikan pada tahun 1988, Titan Airways diberi nama sesuai dengan pesawat pertama mereka yang beregistrasi G, sebuah Cessna Titan 404. Pesawat tersebut sering digunakan untuk mengangkut onderdil mobil di antara berbagai macam fasilitas Ford/General Motors di Britania/Eropa, dan juga tersedia untuk penerbangan charter penumpang dan kargo. Pada tahun 1993, armada pesawat bertumbuh dengan tambahan sebuah Embraer Emb 110 Bandeirante, dua Short SD 330s dan tiga SD 360s.[4]
Maskapai sukses menarik grup investasi 3i yang mengambil alih saham perusahaan pada tahun 1995. Dua ATR 42 juga ditambahkan sebelum pembelian jet pertama – sebuah BAe146-200QC – yang dibeli pada tahun 1996. Ini merupakan pesawat jet kontainer pertama yang digunakan oleh Royal Mail, tapi pesawat ini juga digunakan untuk penerbangan charter penumpang dan layanan maskapai lainnya. Setelah kontrak pengiriman surat bertambah banyak, Boeing 737-300 pertama dari lima yang dipesan mulai diperkenalkan pada tahun 1999.[4]
Pada awal tahun 2000an Titan Airways menemukan sebuah pangsa pasar baru, mengawali layanan charter cepat Go Now bagi maskapai yang mengalami permasalahan operasional. Konsep inovatif ini membuat perusahaan memperoleh Queen’s Award for Enterprise pada tahun 2001.[5]
Permintaan oleh maskapai pelanggan terhadap pesawat denga kapasitas dan jarak jangkau lebih besar membuat maskapai membeli dua 757-200 pada tahun 2003 dan 2005, dengan satu pesawat memiliki interior VIP untuk keperluan korporasi. Pada tahun 2006 Titan memperoleh rating ETOPS untuk pesawat tersebut, memungkinkan perjalanan charter jarak jauh menuju AS dan Timur Tengah. Pesawat terbesar dari keluarga Titan, sebuah B767-300 265 kursi, bergabung dengan armada pada tahun 2009, dan yang terkecil, sebuah Cessna Citation CJ2+ tiba pada bulan Desember 2011.[6]
Pada tahun 2012 Titan sepenuhnya menjadi perusahaan independen, setelah pembelian manajemen yang membuat Gene Willson, Direktuh Manajemen dan salah satu pendiri pertama, sebagai pemilik saham tunggal.[7]
Pada tahun 2013 Titan Airways sukses meraih registrasi Audit Keselamatan Operasional IATA, IOSA. Pada tahun yang sama maskapai menambahkan [8] tiga pesawat Airbus A320.[9]
Titan Airways secara konsisten terus meraih keuntungan, memperoleh keuntungan dalam 24 dari 27 tahun masa operasionalnya dan memperoleh peringkat dalam Sunday Times Profit Track 100 sebanyak empat kali sejak tahun 2000.[10]
Titan Airways juga memenangkan BACA Best Passenger Charter Airline Award sebanyak beberapa kali termasuk tiga kali berturut-turut sejak tahun 2012, 2013 dan 1014.[11]
Operasi
Persewaan dan charter pesawat
Titan Airways menyediakan persewaan cepat pesawat jangka pendek, menengah, dan panjang ke seluruh dunia kepada pihak ketiga.
Maskapai Britania ini juga menyediakan layanan charter mendadak dengan kemampuan menerbangkan pesawat dalam waktu 60 menit saat maskapai penyewa mengalami masalah operasional.[12]
Layanan Penerbangan Tur
Titan Airways mengoperasikan penerbangan charter berbasis musiman atas nama perusahaan operator tur dan pesiar asal Britania. Kerjasama operator tur yang sudah lama berlangsung termasuk operasi reguler dari bandara Britania menuju Calvi di Korsika, Lourdes dan Chambéry di Prancis, Turin di Italia,[13] Dalaman di Turki, Preveza di Yunani, dan Banjul di Gambia.[14]
Charter
DI samping rute musiman reguler mereka, Titan Airways mengoperasikan penerbangan jarak dekat dan jauh sekali jalan atas nama individu, perusahaan, tim sepak bola, selebriti dan grup musik.[1]
Royal Mail
Kerja sama Titan Airways dengan Royal Mail dimulai pada awal tahun 1990an saat operasi dimulai dengan pesawat Shorts 360 dan ATR42. Pada tahun 1996 armada BAe 146-200 menggatikan pesawat yang lebih kecil yang sudah dipakai sebelumnya, dan kemudian juga digantikan oleh Boeing 737-300QC milik Titan. Paling tidak hingga tahun 2017 pesawat ini akan terus beroperasi atas nama Royal Mail dengan penerbangan malam antara Stansted dan Edinburgh dan juga menuju Belfast.[15]
Militer
Boeing 767 milik Titan Airways beroperasi menuju Kepulauan Falkland atas nama Kementerian Pertahanan Britania selama dua tahun hingga September 2012; dengan dua penerbangan seminggu dari RAF Brize Norton, di Oxfordshire, menuju RAF Mount Pleasant melalui RAF Ascension Island.[16] Pesawat RJ100 milik Titan Airways berada di basisnya di Sharjah dalam kontrak dengan Kementerian Petahanan sejak tahun 2011.[17] RJ100 menggantikan operasi BAe 146 di wilayah Teluk Persia yang mulai aktif pada tahun 2009.[18]
Armada
Pada bulan Oktober 2015 armada Titan Airways terdiri dari pesawat sebagai berikut:[19][20]
Titan memperoleh pesawat Airbus pertamanya, sebuah Airbus A320,[23] ke dalam armadanya pada musim semi 2013. Penambahan ini merupakan langkah awal dari strategi jangka panjang armada yang akan membuar armada Boeing sekarang secara bertahap akan digantikan oleh pesawat Airbus yang mebih modern, ekonomis, dan ramah lingkungan dalam waktu lima hingga enam tahun.[24]
Anggota armada A320 bertambah lagi dengan kedatangan dua pesawat pada tahun 2015.[25]
Pada September 2015, Titan mengumumkan rencana mereka untuk menambah sebuah Airbus A319 dan sebuah Airbus A321 ke dalam armada mereka sebelum musim panas 2016 dan mereka juga mempertimbangkan menambahkan anggota terkecil dari keluarga Airbus A320, sebuah Airbus A318, ke dalam armada mereka.[26]