Tirta Pakuan (nama resminya Perusahaan Umum Daerah Tirta Pakuan; disingkat Perumda Tirta Pakuan atau PDAM Tirta Pakuan) adalah sebuah perusahaan air minum milik Pemerintah Kota Bogor yang didirikan pada tahun 1918.[1][2]
Tirta Pakuan awalnya berdiri dengan nama Gemeentelijke Waterleiding te Buite yang merupakan cikal bakal keberadaan PDAM Kota Bogor.[3]
Sejarah
Buitenzorg adalah asal mula penamaan Kota Bogor menurut catatan sejarah yang ada, Kota Bogor sudah memiliki sistem pelayanan air minum sejak tahun 1918 yang dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda saat itu dengan memanfaatkan sumber mata air Kota Batu sebesar 70 liter/detik dan terletak di daerah Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor.
- 1970: Dengan bantuan Colombo Plan dari Australia berupa hibah, penyediaan air minum ditingkatkan dengan pengembangan sarana dan penambahan debit air.
- 1983: PDAM Kota Bogor merintis kerjasama dengan salah satu perusahaan air minum Belanda dan pada tahun 1987 ditandatangani "kerjasama twining" untuk kurun waktu 10 tahun.
- 1988: PDAM Kota Bogor mulai menerapkan manajemen dengan sistem informasi, ditunjang dengan komputerisasi, jaringan terpadu yang mampu melaksanakan pemantauan di semua bagian dan otomatisasi semua data administrasi dan penagihan pelanggan secara cepat dan tepat. Pada tahun ini juga PDAM berhasil menambah kapasitas produksi 120 liter/detik dengan membangun instalasi pengolahan air dengan air baku dari sungai Cisadane. Biaya pembangunan sebesar 1,2 miliar rupiah (tidak termasuk pembebasan tanah) dibiayai sendiri dari uang tabungan yang berhasil disisihkan dari pembayaran rekening air minum pelanggan selama kurun waktu 10 tahun.
- 1990: bengkel meter air, laboratorium dan pusat informasi dibangun PDAM pada lokasi komplek reservoir Cipaku Bogor. Pembangunan bengkel meter air berfungsi untuk meningkatkan keandalan pelayanan perusahaan dalam hal perbaikan, pengetasan dan pemeliharaan meter air dan merupakan tempat latihan bagi para petugas bengkel meter PDAM-PDAM lain.
- 1994: dibangun tambahan kapasitas produksi sebesar 60 l/dt dengan memanfaatkan sungai Cisadane dengan biaya sendiri sebesar Rp. 904 juta.
- 1997: telah dioperasikan tambahan asset untuk memenuhi kebutuhan air minum akibat adanya pertambahan penduduk, PDAM Kota Bogor menambah kapasitas berikut penambahan jaringan dan sarana penunjang lainnya melalui Proyek P3KT (Proyek Pengembangan Prasarana Terpadu) yang dibiayai melalui pinjaman dari ADB (Asian Development Bank).
- 2002: berdasarkan Surat Keputusan WaliKota Nomor 011.45-75 tentang penetapan logo baru PDAM dan penambahan "Tirta Pakuan" pada nama perusahaan sehingga lengkapnya disebut "PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor" disertai logo baru, menjadikan identitas perusahaan yang lebih melekat kepada unsur kedaerahan.
- 2017: dibangun SPAM Katulampa yang memanfaatkan air Sungai Ciliwung, dan pembangunan intake serta pemasangan pipa transmisi air baku senilai 5 miliar rupiah dengan sumber dana dari hibah SDA APBN. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Katulampa dengan nilai sebesar 62 miliar. Pembangunan reservoir kapasitas 5000 m³ sumber dana dari penyertaan modal Pemda Kota Bogor tahun 2017 sebesar 11 miliar. Pemasangan pipa distribusi jaringan utama sumber dana dari DAK APBN sebesar 34 miliar.
- 2019: PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor mengalami perubahan bentuk perusahaan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 21 Tahun 2019 tentang Perusahaan Umum Daerah Tirta Pakuan Kota Bogor yang melandasi perubahan nama PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor menjadi Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor.[4]
- 2020: Setelah berganti nama menjadi Perumda Tirta Pakuan melakukan evaluasi pada beberapa aspek yang melahirkan program Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) hingga tahun 2022.[5]
Referensi
Pranala luar