The Medium |
---|
|
Sutradara | Banjong Pisanthanakun |
---|
Produser | |
---|
Ditulis oleh | Banjong Pisanthanakun |
---|
Skenario | |
---|
Cerita | |
---|
Pemeran |
- Narilya Gulmongkolpech
- Sawanee Utoomna
- Sirani Yankittikan
- Yasaka Chaisorn
|
---|
Penata musik | Chatchai Ponhprapaphan |
---|
Sinematografer | Naruphol Chokanapitak |
---|
Penyunting | Thammarat Sumethsupachok |
---|
Perusahaan produksi | |
---|
Distributor |
- GDH 559 (Thailand)
- Showbox (Korea Selatan)
- Encore Films & CBI Pictures (Indonesia)
|
---|
Tanggal rilis |
- 11 Juli 2021 (2021-07-11) (BIFAN)
- 14 Juli 2021 (2021-07-14) (Korea Selatan)
- 20 Oktober 2021 (2021-10-20) (Indonesia)
- 28 Oktober 2021 (2021-10-28) (Thailand)
|
---|
Durasi | 131 menit |
---|
Negara | |
---|
Bahasa | Bahasa Thai |
---|
Pendapatan kotor | Templat:Estimated US$532.028[1] |
---|
The Medium (bahasa Thai: ร่างทรง Rang Song dan bahasa Korea: 랑종 Rangjong) adalah sebuah film horor supranatural Thailand-Korea Selatan tahun 2021 garapan Banjong Pisanthanakun dan diproduseri oleh Na Hong-jin. Film tersebut adalah kerja sama produksi Showbox dari Korea Selatan dan GDH 559 dari Thailand.[2] Film tersebut tayang perdana padaBucheon International Fantastic Film Festival ke-25, 11 Juli 2021.[3] Film tersebut dirilis di bioskop Korea Selatan pada 14 Juli 2021.[4]
Alur
Cerita dimulai dengan sekelompok tim dokumenter film yang melancong ke provinsi di timur laut Thailand, Daerah Isan, yang mendokumentasikan kehidupan perdukunan dan kisah seorang narasumber dukun bernama Nim yang mengaku dirasuki oleh roh Bayan, dewa yang disembah oleh masyarakat di desa setempat. Dalam wawancaranya, Bayan adalah dewa yang dipercayai turun temurun dan diwariskan oleh keluarga Nim dengan merasuki anak perempuan yang ada di keluarga mereka sebagai seorang medium atau dukun. Pada waktu itu, penerus dukun di dalam keluarga mereka seharusnya adalah Noi, yakni kakak perempuan Nim. Akan tetapi, Noi justru menolak menjadi seorang dukun dan pindah agama menjadi seorang Kristen. Arwah Bayan kemudian diceritakan pindah ke tubuh Nim dan telah menjadi bagian dari dirinya selama beberapa waktu.
Adegan berpindah menuju perjalanan ke upacara duka dan pemulasaraan jenazah suami Noi, Wiroj. Dalam perjalanannya di mobil, Nim menceritakan fenomena aneh berupa kualat yang menimpa laki-laki di dalam keluarga mereka, Keluarga Yasantia. Kakek Wiroj dirajam sampai mati oleh koleganya; ayahnya mengalami kebangkrutan lalu melakukan penipuan dengan membakar pabrik miliknya untuk mendapatkan uang asuransi, akhirnya bunuh diri dengan overdosis obat; dan anak sulungnya, Mac yang meninggal akibat kecelakaan sepeda motor. Dalam keluarga mereka, hanya tersisa seorang anak perempuan, Mink, yang memiliki sifat sama seperti ibunya, yakni tidak meyakini praktik perdukunan dan ikut menjadi seorang Kristen.
Sepanjang dokumentasi, terekam kejadian aneh yang menimpa Mink serta kerabat terdekatnya. Mink perlahan menunjukkan watak yang janggal dan agresif, serta menampilkan tingkah laku kepribadian ganda, seolah-olah menjadi seorang lansia, anak-anak, pemabuk, dan pelacur. Suatu waktu, ia mulai menerima mimpi buruk, mendengar suara-suara di dalam kepala, dan mengalami nyeri perut dan vagina. Kemudian hari, Mink dipecat oleh bosnya ketika ketahuan melakukan hubungan seksual di dalam kantor saat dilihat dari rekaman CCTV. Dengan adanya peristiwa ini, Nim meyakini Bayan akan merasuki tubuh Mink, tetapi Noi menolak Nim melakukan upacara penerimaan untuk penyambutan roh Bayan ke tubuh Mink.
Akibat tanda-tanda pemindahan roh Bayan yang tidak biasa, Nim mulai menyadari bahwa kemungkinan bukan roh Bayan-lah yang merasuki tubuh Mink. Di lain tempat, Mink ditemukan berupaya bunuh diri dengan menyayat pergelangan tangannya di dalam kamar mandi, membuat Noi meyakini bahwa keluarganya menerima kualat karena ia menolak untuk menjadi dukun. Karena hal ini, ia melakukan upacara penerimaan sendiri bersama dukun lain tanpa sepengetahuan Nim. Tiba-tiba Nim datang saat upacara penerimaan dengan murka karena keraguan ritual yang dilakukan dukun itu yang menyebabkan raga Mink bisa dirasuki oleh arwah siapapun tanpa izinnya. Mink secara tiba-tiba memukul ibunya yang membuatnya tak sadarkan diri dan kabur tanpa jejak. Saat diinvestigasi, Nim mengetahui bahwa kakak Mink, Mac, memiliki hubungan inses dengannya dan kemudian diketahui bahwa Mac meninggal bukan karena kecelakaan, melainkan gantung diri. Untuk sementara, Nim meyakini bahwa Mac berusaha membunuh Mink; kemudian ia melakukan ritual agar roh Mac tidak mengganggu hidup Mink lagi. Di adegan berikutnya, setelah beragam percobaan ritual selama satu bulan, Nim sadar bahwa pelakunya bukanlah Mac dan menemukan sebuah gedung tua bekas kebakaran yang ternyata adalah pabrik pemintal milik keluarga Yasantia dengan kondisi terbengkalai, penuh mayat hewan dan barang bekas yang dipercayai adalah "rumah roh." Akhirnya Mink ditemukan dengan kondisi lemas dan langsung dibawa ke rumah sakit. Setelah itu, Nim kemudian memutuskan berangkat ke gunung untuk sembahyang meminta perlindungan, tetapi ia menjerit histeris ketika patung Dewa Bayan justru dirusak, kepala Bayan terpenggal dan terjatuh ke tanah, seolah menjadi ledekan kepada objek sesembahan suci milik Nim.
Akibat lamanya penanganan, kondisi Mink kian hari makin memburuk dari tidak mau makan hingga menunjukkan bahwa dirasuki oleh arwah jahat. Dengan makin intensnya gangguan yang dialami, Nim kemudian meminta bantuan dan konsultasi ke teman sesama dukunnya, Santi, dan kemudian olehnya diberitahu bahwa Mink tidak hanya dirasuki oleh satu arwah, melainkan ribuan arwah yang merupakan korban pembantaian dari keganasan leluhur Wiroj. Semua korban melayangkan sumpah; membuat karma buruk menimpa seluruh anggota keluarga Yasantia. Karena Noi menikah dengan Wiroj yang mewarisi kutukan tersebut dan menolak Dewa Bayan, akhirnya Mink harus menjadi tumbal atas dosa leluhur keluarga ayahnya. Santi, Nim, dan murid-murid spiritual Santi kemudian mempersiapkan upacara pengusiran setan di tubuh Mink. Beberapa hari menuju ritual pengusiran, tim dokumenter mendapat rekaman mengerikan dari rasukan setan Mink yang kian parah, di mana ia tertangkap merebus anjing peliharaan mereka hidup-hidup dan dimakan, melahap daging mentah dari kulkas, menaiki ranjang Noi dan menatapnya dengan amarah. Sehari sebelum upacara pengusiran, Nim ditemukan meninggal dunia tanpa keterangan yang jelas.
Karena meninggalnya Nim, Santi kemudian menggunakan tubuh Noi sebagai perantara dalam upacara pengusiran setan. Akan tetapi, upacara berujung gagal ketika bibi Mink mendobrak masuk kamar Mink yang dikunci dan tersegel oleh kain yantra suci, karena mendengar tangisan bayinya di dalam kamar Mink. Akibat muslihat iblis ini, dokumentasi upacara berujung menjadi rekaman mengerikan di mana arwah jahat mulai merasuki peserta di lokasi upacara; dukun Santi bunuh diri dengan menjatuhkan diri bersama kendi yang berisi arwah jahat, membuat para muridnya ikut kerasukan yang bertingkah seperti anjing liar, lalu menghabisi tim dokumenter dengan mengigit dan menyantapnya hingga habis. Noi kemudian terlihat dirasuki oleh roh Bayan dan meminta seluruh murid yang tersisa untuk melanjutkan ritual, tetapi justru terhenti saat ia turut terpengaruh oleh arwah jahat dengan membalikkan dupa, dilanjut dengan murid-murid Santi yang menggila yang memperlihatkan cara kematian para laki-laki keluarga Yasantia. Adegan penutup adalah Noi yang merapalkan mantra sambil memegang kepala Mink, tetapi rapalan mantranya buyar saat Mink memanggil ibunya berkali-kali. Mink kemudian melumpuhkan ibunya dengan membakarnya hidup-hidup. Rekaman kamera terakhir memperlihatkan pemandangan berupa boneka voodoo yang ditusuk oleh banyak jarum dengan teriakan Noi di latar belakang; di boneka tersebut terdapat tulisan "Yasantia", nama keluarga ayahnya.
Pada rekaman terakhir sebelum penutupan film, ditampilkan wawancara dengan Nim, beberapa hari sebelum upacara pengusiran setan. Nim, dalam rekaman wawancara tersebut, mengaku frustrasi dengan persiapan yang ada dan menunjukkan gejala krisis keimanan, mempertanyakan keberadaan roh Bayan yang merasuki dirinya, dan stres akibat tekanan psikologis. Film diakhiri dengan credit title yang memperdengarkan suara tangis Nim di belakang layar.
Pemeran
- Narilya Gulmongkolpech sebagai Mink
- Sawanee Utoomna sebagai Nim, seorang dukun dan bibi Mink
- Sirani Yankittikan, sebagai Noi, kakak kandung Nim dan ibu Mink
- Yasaka Chaisorn, sebagai Manit, kakak tertua Noi dan Nim
- Boonsong Nakphoo, sebagai Santi, mentor dan dukun kerabat Nim
Produksi
Pengambilan gambar utama dilakukan di Provinsi Loei, Daerah Isan.[5]
Penayangan
Film ini diklasifikasikan M18 di Singapura.[6]
Referensi
Pranala luar