TevaramTevaram merupakan nama untuk tujuh volume awal dari Tirumurai, koleksi dua belas volume teks puisi devosional Shaiva. Karya ini mengisahkan tokoh-tokoh epik, mitologi Purana, dan kehidupan para santo Shaiva awal[1]. Teks tersebut merupakan hasil karya tiga santo Shaiva terkenal dari abad ke-7 dan ke-8, yaitu Sambandar, Appar, dan Sundarar, yang tidak hanya mengekspresikan rasa cinta mereka kepada Dewa Siwa, tetapi juga mempererat komunitas pengikutnya melalui nyanyian. Karya ini dianggap penting dalam memahami gerakan Bhakti Shaiva di India Selatan selama Abad Pertengahan Awal.[2] Pada abad ke-10, Raja Chola Rajaraja I memerintahkan penyusunan dan pengaturan himne-himne ini, yang dilakukan oleh Nambiyandar Nambi. Himne-himne ini menjadi bagian dari Tirumurai dan kemudian diikuti oleh Periya Puranam. Penyusunan ini menandai perkembangan tradisi Shaiva Tamil, yang semakin kuat seiring dengan pertumbuhan kekaisaran Chola pada abad ke-11[3]. Tevaram berisi total 796 himne dengan 8.284 bait yang hingga kini masih dinyanyikan di berbagai kuil Shiva di Tamil Nadu.[4] EtimologiNama Tevaram dapat diterjemahkan sebagai “karangan bunga untuk Siwa” atau “menumbuhkan rasa cinta kepada Dewa”. Dalam beberapa prasasti, istilah ini juga diartikan sebagai “ritual pemujaan pribadi,” yang mencerminkan makna spiritualnya dalam praktik keagamaan[5]. Perkembangan dan evolusiHimne-himne Tevaram dipercaya berasal dari abad ke-6 hingga ke-8, meskipun sebagian sejarawan menyebutkan abad ke-7 hingga ke-9. Pada awalnya, puisi-puisi ini diturunkan secara lisan, dan baru pada abad ke-11, mulai dikumpulkan dalam bentuk teks tertulis. Tradisi lisan ini mencerminkan pengaruh budaya Bhakti dalam menyebarkan ajaran Shaiva.[6] Evolusi Tevaram berlangsung dalam tiga fase. Fase pertama melibatkan penciptaan himne oleh trio penyair Tevaram. Selanjutnya, himne-himne tersebut mulai diintegrasikan dalam ritual dan festival kuil. Pada tahap akhir, teks-teks ini dikodifikasi menjadi kanon oleh pemimpin-pemimpin biara Shaiva Siddhanta pada abad ke-13, memastikan peranannya sebagai teks sakral yang diakui secara resmi.[7] Puisi Tevaram ini tidak hanya menjadi bagian dari tradisi keagamaan, tetapi juga menjadi cerminan budaya dan sejarah Tamil Shaivisme yang berakar kuat. Referensi
|