Terumbu karang buatanTerumbu karang buatan adalah benda yang di turunkan kedasar perairan sehingga berfungsi layaknya habitat ikan. Banyak bentuk konstruksi dan jenis material yang diaplikasikan pada terumbu buatan, dari balok kayu biasa, papan, concret semen, besi dan kapal, bus bekas, PVC dan bahkan ban bekas.[1] PemasanganPembuatannya mungkin pekerjaan mudah. Tapi proses penenggelaman dan penempatannya di laut memerlukan keterlibatan para ahli di bidangnya. Penenggelamannya tidak bisa di sembarang tempat di laut. Kedalamannya saja harus memenuhi syarat minimal 10 sampai 20 meter dari permukaan laut, supaya tidak mengganggu pelayaran. Selain itu dasar laut harus dipilih yang tidak berlumpur. Setelah terpasang di lokasi yang memenuhi syarat, di permukaan ditempatkan sebuah pelampung yang dihubungkan dengan tali dan diikatkan pada karang buatan itu. Pelampung itu akan menjadi tanda atau peringatan bagi pengguna perairan, misalnya nelayan, bahwa di lokasi dimaksud terdapat karang buatan.[2] Kemudian terumbu buatan akan dihinggapi oleh binatang-binatang karang, yang seiring perjalanan waktu akan mengalami proses pengerasan atau pengapuran. Semakin lama berada di kedalaman air dan mengalami proses seperti itu, benda tersebut akan makin kuat, dan diharapkan bisa menjadi tempat bagi ikan-ikan di laut untuk bertelur serta tumbuh dan berkembang. Dengan fungsi seperti itu, karang buatan mirip dengan rumpon, hanya bedanya terumbu karang buatan memiliki fungsi-fungsi lain yang lebih kompleks. Persebaran Terumbu Karang Buatan di IndonesiaBerikut ini adalah contoh lokasi di Indonesia yang sudah mengembangkan budidaya terumbu karang buatan: Disini dapat dilihat aktivitas konservasi yang dilakukan masyarakat dengan menempatkan terumbu karang buatan di sepanjang pantai, serta sebuah terumbu karang buatan (artificial reef) berupa kurungan sepanjang 222 meter yang terbuat dan besi baja yang dialiri listrik DC, untuk mempercepat proses melekatnya polip-polip karang.
Pembuatan terumbu karang buatan yang dikembangkan menggunakan beton berukuran 60 x 10 meter dan ban bekas yang ditenggelamkan di laut. Saat ini daerah yang paling banyak menggunakan beton sebagai terumbu karang buatan adalah di daerah Probolinggo, dengan 600 unit beton ditenggelamkan di Pulau Gili Ketapang dan 600 unit di PPU Paiton. Dan yang banyak menggunakan ban bekas adalah di daerah Situbondo di Desa Kembang Sambi Kec. Mlandingan sebanyak 38 unit.
Pada 6 Juli 1979, ratusan ban bekas, truk, dan bis piton dari Departemen Pekerjaan Umum dibenamkan sebagai terumbu karang buatan atau rumpon di sekitar Pulau Kotok Kecil untuk menandai pulau itu sebagai base camp Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI). Dua puluh tahun kemudian, giliran Bubbles Divers dan rekan penyelam lain membenamkan gentong karang (Tahun 2000), kapal kayu (Tahun 2001) di kedalaman 20 m di bawah dermaga Pulau Kotok Besar yang letaknya berhadapan dengan Pulau Kotok Kecil. Tahun 2002 ditenggelamkan juga gentong karang dan rangka VW Combi yang sudah dibersihkan dari unsur oli, bensin dan cat di Karang Halimah, antara Pulau Kotok Besar dan Kotok Kecil.[3] Referensi
Lihat Juga |