Tepuk tepung tawar adalah salah satu bagian prosesi yang sakral dalam upacara adat budaya melayu. Tepuk tepung tawar biasanya dilakukan pada acara pelantikan pejabat atau tokoh adat dan daerah, sunatan, khususnya acara pernikahan. Nama tepung tawar ini sendiri diambil dari salah satu bahan yang ikut dalam ramuan tepung tepung tawar itu, yaitu berupa tepung beras yang dicahar dengan air.[1] Tepung tawar dilakukan sebagai perlambang mencurahkan rasa kegembiraan dan sebagai rasa syukur atas keberhasilan, hajat, acara atau niat yang akan dilaksanakan baik terhadap benda yang bergerak (manusia) maupun benda mati yang tidak bergerak.[2]
Prosesi
Prosesi tepuk tepung tawar dilakukan dengan menepuk-nepukkan bedak pada punggung telapak tangan dan telapak tangan dan merenjis-renjiskan (memercikkan) air mawar pada orang yang akan di tepuk tepung tawari, dan dilengkapi dengan menabur-naburkan bunga rampai, beras putih, dan beras kuning ke seluruh badan orang yang bersangkutan atau yang ditepung tawari, kemudian diakhiri dengan doa oleh alim ulama.[3]
Pernikahan
Pada upacara adat pernikahan budaya melayu tepuk tepung tawar adalah suatu rutinitas, merupakan upacara adat dan rasa terima kasih bersyukur kepada Yang Maha Esa. Juga bermakna memohon doa restu dari hadirin dan menghadirkan kegembiraan atau kesenangan untuk kedua mempelai,[2] di samping itu juga bermakna sebagai simbol penolakan terhadap segala bala dan gangguan yang mungkin diterimanya kelak. Upacara ini dilakukan oleh keluarga terdekat, pemimpin atau tokoh masyarakat, dan ulama. Yang melakukan tepuk tepung tawar terakhir juga bertindak sebagai pembaca doa.[1]