Telisik (album)
Telisik adalah album musik perdana karya penyanyi berkebangsaan Indonesia, Danilla, yang dirilis pada 3 Maret 2014. Album ini diberi judul Telisik karena Danilla dan produsernya, Lafa Pratomo, baru sadar saat proses mixing bahwa lagu-lagunya seakan-akan menelusuri kisah cinta seseorang yang selalu mengekor dan mengikuti sosok pujaannya.[1][2] Latar belakangSetelah beberapa tahun bermusik bersama band bernama Orca yang kerap membawakan lagu oleh band-band dari Inggris seperti Keane dan Radiohead,[3] di tahun 2012 Danilla Riyadi mendapat tawaran untuk membuat album solo. Tawaran itu datang dari Richard Buntario, pemilik perusahaan rekaman Orion Records. Richard mempertemukan Danilla dengan dua calon produser untuk albumnya, yakni Aldi Nada Permana dan Lafa Pratomo[4] yang sama-sama merupakan anggota duo musik jazz bernama Suave yang juga artis Orion Records.[5] Danilla dikasih dengar lagu ciptaan mereka masing-masing, dan akhirnya memilih lagu ciptaan Lafa karena merasa lebih cocok.[4] Kebetulan Danilla juga mencari musisi yang bisa mengiringinya bernyanyi, sedangkan Lafa mencari penyanyi untuk membawakan materi lagu ciptaannya yang berjudul "Terpaut oleh Waktu".[6] Mereka pun memutuskan untuk bekerja sama. ProduksiSetelah sepakat untuk bekerja sama, Danilla dan Lafa berjumpa tiap akhir pekan dari malam hingga pagi selama setahun untuk mengumpulkan dan membahas materi lagu. Terciptalah 10 lagu, yang sebagian besar ditulis oleh Lafa. Semula Danilla enggan mengajukan materi lagu yang dia punya karena tidak mendapat respons positif saat ada yang mendengarnya, namun akhirnya Lafa berhasil membujuknya untuk membuat lagu juga.[6] Ada dua lagu yang Danilla ikut tulis, yakni "Oh No! (Trembling Theory)" yang bercerita tentang apa yang dialami saat sedang nafsu birahi; serta "Junko Furuta" yang terilham cerita yang Danilla baca tentang perempuan Jepang bernama Junko Furuta yang diculik dan disiksa selama 44 hari sebelum akhirnya tewas.[7][8] Di samping materi ciptaan Lafa dan Danilla, ada dua lagu lagi yang direkam untuk album ini. Yang pertama adalah "Reste Avec Moi", lagu ciptaan ibunya Danilla, Ika Ratih Poespa. Lagu itu tercipta ketika Danilla masih kelas 6 SD, dan dimasukkan ke album – dengan aransemen baru oleh Lafa dan Christ Stanley – untuk mengabulkan permintaan sang ibu selaku sosok yang paling bersikeras agar Danilla menjadi penyanyi.[8] Selain itu, ada juga "My Favorite Things", lagu ciptaan Richard Rodgers dan Oscar Hammerstein II untuk musikal The Sound of Music. Danilla menggemari film The Sound of Music dan pernah membawakan lagu itu di festival JakJazz. Ternyata Richard Buntario begitu menyukainya, sehingga ia rela membeli hak guna untuk pemakaian lagu tersebut selama beberapa waktu agar bisa direkam untuk albumnya Danilla.[8] Secara keseluruhan, penggarapan album Telisik butuh waktu satu setengah tahun. Tantangan terbesar dalam pengerjaannya adalah dalam mempertahankan keyakinan untuk menempuh karier dengan jenis musik yang ingin dibawakan. Selain itu, albumnya dikerjakan secara mandiri dengan keterbatasan biaya bersama teman-teman musisi yang bersedia tak dibayar beberapa kali saat tampil di panggung.[3] Salah satu contoh dari mengatasi keterbatasan biaya ini terjadi ketika Danilla dan Lafa ke Bandung untuk merekam bagian cello di lagu "Bilur" karena musisinya, Dani Kurnia, berdomisili di sana. Karena tak sanggup menyewa studio, maka rekamannya berlangsung di kamar indekos musisi Tesla Manaf.[8] RilisTelisik dirilis pada 3 Maret 2014 oleh Orion Records yang bekerja sama dengan Demajors untuk percetakan dan peredaran CD.[3] "Buaian" menjadi singel pertama dari album ini.[2] "Ada di Sana" menjadi singel kedua Telisik, didukung oleh tur tiga kota di Jawa Tengah pada bulan September 2014.[9] Memasuki tahun 2015, "Berdistraksi" menjadi singel ketiga dari Telisik, lengkap dengan videoklip yang beredar pada 15 Februari.[10] Videoklip untuk "Terpaut oleh Waktu", singel keempat sekaligus terakhir dari Telisik, dirilis pada 9 Oktober 2015.[11] Pada 16 Oktober 2016, Danilla merilis videoklip untuk "Junko Furuta" yang dibuat oleh sekelompok mahasiswa Desain Komunikasi Visual Universitas Pelita Harapan dalam rangka tugas akhir mereka. Videoklip ini dipersembahkan untuk korban-korban pemerkosaan, sekaligus menjadi pernyataan keprihatinan Danilla atas maraknya kasus pemerkosaan yang terjadi akibat kurangnya kesadaran akan hak perempuan.[12] ResponsAlbum Telisik membuat Danilla dicap sebagai penyanyi jazz, baik karena musiknya maupun cara bernyanyinya. Danilla sendiri mengaku sudah jarang mendengar jazz dan tidak ada niat membuat album seperti itu. Kalaupun album ini terasa seperti jazz, itu lebih karena pengaruh Lafa sebagai produser dan pencipta lagu.[6] Oleh majalah Rolling Stone Indonesia, Telisik dinyatakan sebagai salah satu dari Album Terbaik 2014, dan Danilla dinobatkan sebagai Best New Act.[1] Daftar laguSeluruh lirik ditulis oleh Lafa Pratomo kecuali jika disebutkan yang lain; seluruh musik diciptakan oleh Lafa Pratomo kecuali jika disebutkan yang lain.
PersonelMusisi
Produksi
Referensi
|