Telepresensi adalah seperangkat teknologi yang memungkinkan seseorang seolah-olah hadir, ada atau berpengaruh pada lokasi yang berbeda. Para pengguna diberikan kemampuan untuk memengaruhi suatu tempat. Dalam hal ini, posisi, gerakan, tindakan, dan suara pengguna bisa dirasakan, ditransmisikan, dan diduplikasikan dalam satu tempat untuk memberikan pengaruh yang signifikan. Dengan demikian, informasi dapat berjalan dua arah.
Sejarah
Istilah telepresensi ini lahir pertama kali dalam artikel yang ditulis oleh Marvin Minsky yang menguraikan visinya dari konsep lama teleoperasi. Perusahaan komersial telepresensi pertama yang sukses, Teleport (yang kemudian berubah nama menjadi TeleSuite) didirikan pada tahun 1993 oleh David Allen dan Harold William. Sebelum mendirikan TeleSuite, mereka menjalankan bisnis resort yang dari sinilah awal mulanya muncul konsep telepresensi. Mereka sering menemukan para pelaku bisnis memperpendek waktu untuk menginap karena harus berpartisipasi dalam pertemuan penting. Lalu, muncul ide untuk mengembangkan teknologi yang memungkinkan para pelaku bisnis dapat melakukan pertemuan tanpa meninggalkan tempat wisata sehingga mereka bisa memperpanjang waktu untuk menginap di hotel.
Hotel Hilton awalnya membuat kesepakatan untuk membuat instalasi di hotel mereka di seluruh Amerika Serikat dan negara-negara lain. Namun, penggunaannya masih sangat rendah. Akhirnya Hilton mundur. Kemudian, Teleport mulai kurang fokus pada industri perhotelan dan lebih fokus pada sistem telepresensi berorientasi bisnis. Para pemegang saham akhirnya memegang cukup modal untuk mengantikan kepemimpinan perusahaan yang akhirnya menyebabkan perusahaan tersebut bangkrut. David Allen membeli semua aset TeleSuite dan kemudian berganti nama menjadi perusahaan baru Destiny Conferencing. Meskipun Destiny bisa bertahan, namun idenya tidak serta-merta populer hingga perusahaan besar lainnya, seperti HP dan Cisco Systems merambah bidang tersebut; mereka mulai merilis sistem serupa pada tahun 2000an. Akhirnya, David Allen menjual Destiny Conferencing pada 5 Januari 2007 kepada Polycom sebesar 60 juta dolar US.
Manfaat
Nortel menggambarkan setidaknya ada empat manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan telepresensi. Keempat manfaat tersebut adalah sebagai berikut.
- Meningkatkan kiprah bisnis
Telepresensi memungkinkan terjadinya transformasi bisnis dengan menghubungkan karyawan, pelanggan, dan rekan kerja, dengan sebuah pengalaman tatap muka yang unik yang dapat mempererat hubungan, membangun kepercayaan dan meningkatkan kecepatan pemasaran. Bisnis tidak akan lagi mengalami keterlambatan penerbangan dan bahaya perjalanan lainnya.
- Mengurangi biaya perjalanan dan meningkatkan produktivitas
Telepresensi akan mengembalikan dana yang dikeluarkan dengan menciptakan penghematan pada biaya perjalanan, serta meningkatkan keseimbangan hidup dan kerja pebisnis. Perusahaan yang memakai teknologi ini akan mendapatkan kembali produktivitas, waktu yang dihabiskan untuk perjalanan, dan dapat memperoleh peluang bisnis yang lebih besar.
- Menciptakan kelestarian lingkungan dan mengurangi emisi karbon
Perjalanan bisnis sedikit banyak memberikan kontribusi emisi pada atmosfer yang memengaruhi kualitas udara lokal. Telepresensi membantu mengurangi dampak lingkungan yang disebabkan oleh perjalanan bisnis.
- Kolaborasi yang lebih mudah dan lebih cepat
Telepresensi meningkatkan efisiensi dan efektivitas dengan realitas maya namun tetap intim, dan tetap ada pertemuan ‘tatap muka’. Telepresensi mengurangi kebutuhan untuk perjalanan sembari membuat diskusi yang mendalam dan kolaborasi jauh lebih mudah, cepat, dan nyaman.
Cara kerja
Sebenarnya cara kerja telepresensi ini mirip dengan cara kerja konferensi video. Namun, teknologi yang dimiliki oleh telepresensi sedikit lebih maju. Meskipun fitur-fiturnya berbeda, sistem telepresensi biasanya menggunakan layar televisi resolusi tinggi–sebuah kunci utama yang membuatnya tampak seolah-olah peserta konferensi berada di ruang yang sama, padahal sebenarnya tersebar di seluruh kantor di seluruh dunia. Layar ini diposisikan tepat berada pada tingkat mata dan panel yang tampaknya disatukan sehingga peserta merasa mereka sedang melihat layar. Audio disesuaikan sehingga suaranya tampak berasal dari peserta individu bukan dari satu set pengeras suara yang terletak di pusat.
Perusahaan dapat memilih di antara sistem telepresensi yang berdiri sendiri maupun yang tidak. Solusi telepresensi Hewlett-Packard Development Company LP's Halo, misalnya, dikelola melalui jaringan HP Video Halo Exchange. Untuk biaya bulanan, pengguna dapat menikmati akses ke jaringan Video Halo Exchange, sebuah jaringan serat optik khusus yang menghubungkan Halo Studio di seluruh dunia. Semua diagnostik dan kalibrasi ditangani selama jam bebas kerja tanpa staf.
Penggunaan telepresensi
Edukasi
Telepresensi kini telah digunakan dalam bidang edukasi, khususnya dalam penyediaan tenaga pengajar. Penelitian menunjukkan bahwa salah satu formula yang paling efektif dalam pengembangan tenaga profesional guru adalah pelatihan dan pembelajaran kognitif. Manfaat dari telepresensi ini juga dirasakan oleh para siswa. Kemampuan siswa atau peneliti untuk menggali lebih dalam mengenai sebuah lokasi yang tidak terjangkau adalah hal yang sangat menarik. Sebagai contoh, lokasi yang dipenuhi oleh banyak orang akan membahayakan lingkungan secara langsung atau bahkan artefaknya sendiri, misalnya eksplorasi di bawah laut mengenai batu karang, candi, dan karya atau benda lainnya.
Seni
Telepresensi adalah sebuah seni dan ilmu pengetahuan multidisipliner yang pada dasarnya mengintegrasikan ilmu psikologi, teknik, dan seni dari siaran televisi. Pada tahun 1998, Diller dan Scofidio menciptakan Refresh, sebuah internet berbasiskan instalasi seni yang menyandingkan sebuah webcam dengan rekaman video. Setiap gambar disertai dengan sebuah narasi fiksi yang membuatnya sulit dibedakan, mana yang webcam dan mana yang tidak. Pada tahun 1993, Eduardo Kac dan Ed Bennett menciptakan sebuah instalasi telepresensi yang dinamakan dengan Ornitorrinco on the Moon. Ornitorrinco ini sebenarnya digunakan untuk festival seni telekomunikasi internasional sampai akhirnya berkembang dan ada di seluruh dunia.
Bahasa isyarat
Pada masa kini, telepresensi tidak hanya dimanfaatkan oleh orang-orang yang aktif bekerja tapi juga dimanfaatkan oleh orang bisu dan tuli atau orang-orang yang sulit mendengar atau berbicara. Mereka dapat berkomunikasi satu sama lain dengan menggunakan bahasa isyarat. Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya membiayai perusahaan-perusahaan yang menyediakan Video Relay Services (VRS). Peralatan telekomunikasi ini dapat digunakan untuk berbicara kepada orang lain melalui penerjemah bahasa isyarat, yang menggunakan telepon konvensional pada waktu yang sama untuk berkomunikasi dengan orang bisu dan tuli. Peralatan video ini juga digunakan untuk menukar penerjemahan bahasa isyarat lewat Video Remote Interpreting (VRI). Kemampuan teknologi telepon seluler 3G dengan panggilan video telah memberikan orang bisu dan tuli kemampuan yang baik untuk berkomunikasi, semudah orang normal.
Layanan interpretasi bahasa isyarat via VRS atau VRI ini sangat berarti pada masa sekarang, khususnya bagi orang tuli, orang yang mengalami gangguan pendengaran atau orang yang tidak bisa berbicara. Pada beberapa kasus, alur interpretasi ini secara normal berada dalam bahasa yang sama, seperti French Sign Language (FSL) untuk berbicara dalam bahasa Prancis, Spanish Sign Language (SSL) untuk berbicara dalam bahasa Spanyol, British Sign Language (BSL) untuk berbicara dalam bahasa Inggris, American Sign Language (ASL) juga untuk berbicara dalam bahasa Inggris (karena BSL dan ASL berbeda), dan sebagainya.
Referensi
Lihat pula