Tayuman
|
|
Bunga
|
Klasifikasi ilmiah
|
Domain:
|
|
Kerajaan:
|
|
Klad: |
Tracheophyta
|
Klad: |
Angiospermae
|
Klad: |
Eudikotil
|
Klad: |
Rosid
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Subfamili:
|
|
Tribus:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
Bauhinia purpurea
|
Sinonim[1]
|
- Bauhinia castrata Blanco
- Bauhinia coromandeliana DC.
- Bauhinia kurzii Prain
- Bauhinia rosea Kurz
- Bauhinia triandra Roxb.
- Caspareopsis purpurea (L.) Pittier
- Casparia castrata (Blanco) Hassk.
- Perlebia purpurea (L.) A.Schmitz
- Phanera kurzii (Prain) Thoth.
- Phanera purpurea (L.) Benth.
- Phanera rosea Rich. ex Teijsm. & Binn.
- Telestria purpurea (L.) Raf.
|
Bauhinia purpurea atau tayuman[2] adalah salah satu spesies tumbuhan berbunga dalam keluarga Fabaceae. Tumbuhan ini berasal dari Anak benua India dan Myanmar, dan diperkenalkan secara luas di tempat lain di kawasan tropis dan subtropis di dunia.[1]
Deskripsi Fisik
Tayuman adalah pohon gugur berukuran kecil hingga sedang yang tumbuh setinggi 17 kaki. Daunnya memiliki panjang dan lebar 10–20 cm, membundar, dan berbentuk dua lobus di pangkal dan puncak. Bunganya mencolok, berwarna merah muda, dan harum, dengan lima mahkota. Buahnya berupa kacang-kacangan sepanjang 30 cm yang berisi 12 hingga 16 biji. Daunnya tersusun secara "selang-seling".
Kandungan
Berbagai macam senyawa kimia telah diisolasi dari tayuman termasuk 5,6-dihidroksi-7-metoksiflavon 6-O-β-D-ksilopiranosida, bis [3',4'-dihidroksi-6-metoksi-7,8- furano-5',6'-mono-metilaloksi]-5-C-5-biflavonil dan (4'-hidroksi-7-metil 3-C-α-L-rhamnopiranosil)-5-C-5-(4' -hidroksi-7-metil-3-C-α-D-glukopiranosil) bioflavonoid, bibenzil, dibenzoksepin, campuran ester lemak fitol, lutein, β-sitosterol, isokuersitin, dan astragalin.[butuh rujukan]
Kegunaan
Daun muda dan bunganya dapat dimakan.[3] Di Filipina, tayuman dikenal sebagai alibangbang[4] ("kupu-kupu"). Daunnya memiliki rasa seperti jeruk dan asam, dan di Filipina digunakan sebagai bahan pembuat asam untuk sinigang dan masakan serupa, atau sebagai bumbu acar dalam hidangan Filipina.[5][6][7]
Di seluruh Asia Tenggara, tayuman dan kerabat dekatnya juga digunakan dalam pembuatan tapal untuk mengobati pembengkakan, memar, bisul, dan borok. Berbagai bagiannya juga digunakan dalam ramuan untuk mengobati demam dan penyakit perut, serta digunakan sebagai astringen.[3]
Dalam pengobatan tradisional India daunnya digunakan untuk mengobati batuk, sedangkan kulit batangnya digunakan untuk penyakit kelenjar dan sebagai penawar racun. Bunganya juga digunakan untuk pengasaman dan kari serta dianggap sebagai laksatif.[3] Tumbuhan ini disebut Kānchan (কাঞ্চন) dalam bahasa Assam, Odia dalam bahasa Bengali, Sinj alag dalam bahasa Santali, dan Taanki dalam bahasa Nepal.
Galeri
-
Daun
-
-
Bunga
-
Pohon dengan buah
Referensi