Tawon endas
DeskripsiTawon endas adalah tabuhan berukuran kecil hingga sedang, dengan ratunya memiliki panjang 30 mm, jantan 26 mm, dan pekerja rata-rata 22 hingga 25 mm. Kepalanya berwarna cokelat kemerahan atau hitam, dengan tanda merah di bagian depan dan punca, pelipis hitam; mata majemuk dan sederhana berwarna hitam; sungut berwarna cokelat tua dan cokelat pucat pada pangkalnya; clypeus hitam, belang-belang kasar, sisi posterior clypeus dengan lobus bulat lebar; rahang dan gigi hitam. Toraks berwarna hitam dengan banyak guratan dan beberapa rambut tegak, propodeum berwarna hitam. Kaki berwarna cokelat tua. Sayap berwarna cokelat tua, tegulae cokelat tua. Badan bergurat-gurat dengan ruas berwarna cokelat tua kecuali ruas pertama dan kedua berwarna jingga kekuningan. Pada beberapa spesimen, warna jingga kekuningan pada tergit pertama tereduksi menjadi dua bintik melintang dan pita apikal sempit.[2] Terdapat beberapa varian warna pada seluruh spesies, awalnya dianggap sebagai subspesies tetapi tidak lagi dikenali; meskipun ada sejarah pengenalan subspesies pada banyak tawon Vespa, revisi taksonomi terbaru dalam genus tersebut menetapkan semua subspesies genus Vespa sebagai sinonim, sehingga secara efektif menurunkannya menjadi tidak lebih dari nama informal untuk bentuk warna regional.[3] Di Hong Kong dan Tiongkok Selatan, tawon sebagian besar berwarna hitam, dengan dua ruas perut pertama berwarna kuning tua mencolok. Bagian samping kepala dan dada menunjukkan warna cokelat kemerahan. Di kawasan Asia Tenggara seperti Singapura, warnanya sepenuhnya hitam, tanpa corak cokelat kemerahan, dan perutnya berwarna jingga cerah.[4] PersebaranTawon endas tersebar luas di seluruh Asia tropis dan subtropis. Tawon endas dijumpai di Sri Lanka, Hong Kong, Taiwan, Myanmar, Thailand, Laos, Vietnam, Kamboja, Indonesia, Filipina, Singapura, dan Malaysia.[5][6] PerilakuTawon endas berburu makanan di dekat tanah di daerah berumput, hutan, dan gurun. Makanan tawon endas berupa karbohidrat seperti getah pohon, nektar, buah-buahan, dan air liur larva, serta makanan berprotein seperti bangkai, tawon kertas (Polistinae) dan lebah (Apidae). Tawon juga memakan lebah dan mengumpulkan daging dari serangga yang baru mati. Di Singapura tawon juga memangsa lalat yang tertarik pada bangkai.[4][7] Vespa affinis suka membuat sarangnya di pohon, juga di semak belukar dan rangka atap bangunan rumah. Sarang yang dibangun di pohon yang tinggi umumnya memanjang. Di daerah tropis, sarang tawon endas dapat berbentuk pir, tetapi di daerah subtropis, sarangnya cenderung lonjong dengan ujung membulat. Sarang yang lebih kecil berbentuk bola dengan pintu masuk samping sedangkan sarang yang lebih besar lebih lonjong dan memiliki banyak pintu masuk. Sarang tersebut memiliki banyak lipatan dan lapisan melingkar. Sarang tawon endas dapat mencapai panjang 60 cm di wilayah tropis.[4][7] Di Indonesia, tawon endas dikenal karena perilakunya yang agresif dengan sengatannya yang sangat kuat, hingga menyebabkan anafilaksis yang sangat mematikan. Pada 2018, tercatat bahwa 7 orang meninggal dunia karena disengat tawon endas.[8] Daur hidupDi wilayah subtropis Hong Kong, ratu tawon bangkit dari hibernasi pada April dan koloninya mati pada akhir November atau Desember.[4] Pada wilayah tropis, tawon endas dikenal karena banyak ratu yang berkumpul dan bergerombol (pleometrosis), dengan beberapa ratu beserta sekawanan pekerja dari sarang lama memulai sarang baru bersama-sama.[4] Referensi
Sumber
|