dr. Taruna Ikrar, M.Biomed., Ph.D. (lahir 15 April 1969) adalah dokter dan seorang ilmuwan berkebangsaan Indonesia dalam bidang farmasi, jantung, dan syaraf. Ia menjabat sebagai Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan sejak 19 Agustus 2024.[1] Ia pernah menjabat sebagai spesialis laboratorium (specialist) di departemen anatomi dan neurobiologi di Universitas California, Irvine. Taruna Ikrar adalah salah satu pemegang paten metode pemetaan otak manusia sejak tahun 2009.[2]
Riwayat Hidup dan Pendidikan
Taruna Ikrar dilahirkan di daerah pesisir pantai di Kota Makassar dari orang tua yang berprofesi sebagai guru. Ia adalah anak ke-5 dari 10 bersaudara. Sejak dari kecil ia sudah bercita-cita menjadi dokter. Setamat dari SMA, ia mendaftar di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar.[3] Setelah menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar, ia melanjutkan pendidikan Magister Ilmu Biomedik (M.Biomed) di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan lulus pada 2003.[4][5] Ia mendapat beasiswa dari pemerintahan Jepang (Beasiswa Monbukagakusho) untuk meneruskan pendidikan Ph.D. dengan spesialisasi penyakit jantung di Universitas Niigata, Jepang. Selanjutnya pada tahun 2008, ia kembali melanjutkan program post-doctoralnya di bidang neurosains di School of Medicine, University of California, Amerika Serikat.
Aktivitas
Taruna Ikrar pernah menjabat sebagai Wakil Ketua PB Ikatan Dokter Indonesia periode 2000-2003. Selain itu, ia juga menjadi anggota American Cardiology Collage, and Society for Neurosciences, International Heart Research Association, Asia Pacific Hearth Rhythm Association, dan Japanese Cardiologist Association.
Selain aktif dalam berbagai organisasi, ia juga hobi menulis, tulisannya tampil di berbagai surat kabar daerah dan nasional seperti Harian Kompas, Detik.com, Harian Fajar dan Harian Pedoman Rakyat.
Taruna Ikrar akan mulai mengajar di Departemen Biotechnology dan Neuroscience, Surya University[6] pada tahun 2014. Demikian pula sebagai adjunct professor di Department Neurology, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Pada Tanggal 19 Agustus 2024, Taruna Ikrar dilantik oleh Presiden RI Joko Widodo di Istana Negara sebagai Kepala BPOM.
Kontroversi
Pada tanggal 30 Agustus 2023, gelar profesor Taruna Ikrar dicabut berdasarkan Keputusan Mendikbudristek RI Nomor 0728/E.E4/RHS/DT.04.01/2023 tentang Penyetaraan Jabatan Akademik Dosen. Plt Dirjen Diktiristek Kemendikbudristek, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D., IPU, Asean Eng, mengungkapkan bahwa pencabutan gelar profesor Taruna Ikrar dilakukan karena terdapat kecurangan dalam usulan penyetaraan Guru Besarnya.[7]
Keluarga
Taruna Ikrar menikah dengan Elfi Wardaningsih, rekan sesama dokter yang kebetulan bertemu di perpustakaan Universitas Indonesia. Dari pernikahannya ini, ia telah dikaruniai tiga anak, yaitu Aqilla Safazia Ikrar dan Athallah Razandhia Ikrar, serta Alaric Khalifah
Referensi
Pranala luar