Tarsius makassar atau Balao Cengke[2] (terj. 'tikus jongkok'), Congkali, Pa'cui atau Tarsius fuscus merupakan hewan primata endemik asal Sulawesi. Sebelumnya spesies ini termasuk dalam Tarsius tangkasi (Tarsius tarsier), sebelum dipisahkan.[3]
Hewan ini dikenal sebagai pemburu yang handal dan berperan sebagai spesies pengontrol hama bagi petani. Tarsius memiliki ciri fisik seperti primata pada umumnya, dengan mata yang berbentuk bola, dan ukurannya yang berkisar dari 12 sampai 13 cm.[4]
Deskripsi
Tarsius fuscus memiliki rambut berwarna coklat kemerah-merahan.[5] Rambut di ujung buntutnya berwarna hitam, dan ia memiliki tengkorak kepala dan deret gigi yang lebih pendek dari primata berjenis tarsius lainnya. Tarsius fuscus memiliki kaki belakang yang lebih pendek pula dari tarsius lainnya. Buntut dari Tarsius fuscus juga lebih pendek dari tarsius lainnya, dengan persentase 143% sampai 16% dari panjang badannya.[4]
Perilaku
Tarsius fuscus merupakan hewan yang memiliki kebiasaan nokturnal dan berburu. Selain itu, Tarsius fuscus juga merupakan seekor karnivora dan insektivora yang berburu dengan cara melompat di atas mangsanya.[6]
^Groves, C.; Shekelle, M. (2010). "The Genera and Species of Tarsiidae". International Journal of Primatology. 31 (6): 1071–1082. doi:10.1007/s10764-010-9443-1.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Wright, Patricia C.; Simons, Elwyn L.; Gursky, Sharon, ed. (2003). Tarsiers: past, present, and future. The Rutgers series in human evolution. New Brunswick, NJ: Rutgers University Press. ISBN978-0-8135-3236-3.